part 8

145 1 0
                                    

"Mas...Mas Andra.." suara dari ranjang pesakitan itu terdengar lirih merintih menahan ribuan luka.

Andra bergegas mendekat. Aku masih mematung di dekat pintu. Ada rasa yang aneh ketika kulihat andra merangkul tangan tika istrinya. Aku membuang pandanganku. Arghh mengapa jiwaku ini gila, tak seharusnya aku memiliki setitik pun rasa dalam hati ini.

"Audri, ayo kesini." Suara andra membuatku tertegun. Aku melangkah dengan berat ada rasa canggung yang menyergapku.

Mata tika seakan melucuti tubuhku aku yakin mata itu menyembunyikan ribuan pedang yang menusuk penuh benci. Siapa yang rela saat sakit justru bertemu wanita yang oleh suaminya dianggap kekasih.

"Audri, sini mendekat." Tangannya mengulur lemah. Aku menyambut uluran tangannya.

" Audri kamu adalah pilihan Mas Andra, kamu orang yang mengerti dia. Aku titip mas Andra ya, kamu jaga dia."
Mataku melongo mendengar apa yang dia ucapkan. Bukan sumpah serapah yang kudapat.

"Audri aku ingin memasuki surga dengan indah, makanya aku ingin menitipkan mas Andra padamu, aku tak mampu memberikan surga di dunia padanya. Tapi pilhannya adalah pintu surga bagiku aku ikhlas audri." Airmata tika menetes perlahan, mata itu ya tuhan aku tak mampu membayangkan beratnya derita tika.

"Maaf kak, aku gak mau jadi madu buat kamu, kamulah cintanya kak Andra aku tak memiliki itu. Karna aku hanya menganggapnya teman." Aku menunduk tak mampu membalas tatapan yang tak mampu kuartikan di mata tika

SURGA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang