(496 Words)
"Kau Bailee? Pemilik buku ini?"
Kalimat itu seketika membuat badanku lemas, aku tidak bisa berkata apa - apa.
Aku menelan ludahku dan dengan hati - hati, mengangguk.
Hawa kelas kosong ini menjadi lebih dingin dari yang tadi.
Dia pun membolak - balik halaman demi halaman untuk melihat gambaran wajah kekasihnya yang kubuat.
Yang aneh, dia malah tersenyum. Dia mulai bangun dari duduknya. Aku berpikir,
dia pasti akan menampar wajahku dengan buku itu.
Sekarang, dia sudah berhadapan denganku dan mengembalikan bukuku. "Aku sebenarnya sudah tau tentangmu," Ucap Mia.
"Aku tahu, kau diam - diam suka memerhatikan Calum dan menggambarnya." Lanjutnya.
Kau pasti tidak percaya kalau bajuku sekarang sudah basah karena keringatku yang menetes banyak.
"Kau sangat menyukainya. Aku sadar hal itu, hingga aku berpikir, kenapa Calum tidak pernah menghiraukanmu?"
Mataku terbelalak. Ada setan apa yang merasukinya hingga dia bisa bicara seperti itu?
"Kenapa dia selalu bersamaku disaat kau disini? Menunggu?"
Mulutku benar - benar bungkam disaat ini.
"Oh ya, aku tau jawabannya."
Apa dia akan memberi Calum kepadaku? Oh Tuhan, akhirnya--
"Karena kau tidak pantas dengannya."
Dia pun menarik bukuku ke dalam pelukannya dan berkata lagi, "Buku ini akan kulenyapkan. Kau tidak akan pernah bertemu lagi dengan buku sialan ini."
Dia langsung meninggalkan kelasku denganku yang masih kaku. Amarahku memuncak dan air mata mulai membasahi pipiku. Bajingan itu.
Aku langsung mengejar Mia. Saat kutemukan dia, aku langsung merampas paksa bukuku darinya.
"Ini milikku!" Teriakku. Dia mulai menarik kembali buku itu. Kami memperebutkan buku itu di tengah - tengah keramaian lobby sekolah.
Orang - orang di sekitar kami bukannya melerai kami, malah memfoto dan menatap kami. Kami malah menjadi bahan tontonan gratis.
Dia pun akhirnya melepas buku itu hingga aku tersungkur kebawah dan tiba - tiba, badanku ditangkap oleh seseorang.
"Kau seharusnya sadar kalau Calum itu milikku! Dasar kau stalker!" Caci Mia kepadaku.
Aku mulai melihat siapa yang menangkapku. Ternyata, Calum.
Dia pun membantuku berdiri sambil mengambil bukuku yang sudah tidak karuan bentuknya.
Dia membolak - balik halaman demi halaman di bukuku. "Ini punyamu?" Tanyanya.
Entah kenapa, di keadaan kacau balau seperti ini,
aku masih sadar bahwa ini pertama kali dia berbicara denganku.
Aku pun mengangguk pelan sambil menunduk. Aku tidak mau dia melihat keadaanku yang bak orang gila seperti ini.
Acak - acakkan.
"Dia tidak berhak memiliki buku itu, Cal." Seru Mia. Calum menatap lembut Mia.
"Mia, itu miliknya. Jangan terlalu keras dengannya."
"Oh, sekarang kau membelanya? Oh, sungguh dikecewakan karena aku adalah pacarmu sendiri!"
"Mia, cukup!"
Dengan kata - kata itu, guru konseling kami datang dan menyeret kami bertiga ke ruangannya.
Karena sudah membuat kekacauan.
Maaf, Calum.
Kau harus terlibat dengan hal ini.
A/N :
wassap mamen
cie makasih yaa yang udah vote ampe 100 aw THANKS A LOT
even tho it was just 100 it's still a lot thank u gais
bentar lagi suda mau berakhir buku ini ha TAK TERASA YHA
menurut kalian, ini cerita kea sinetron gasih
bc i think it is
kea di ftv ftv gitu wakakaka
okay don't forget to vomments and share it means a lot thank uuu
burittohoran

KAMU SEDANG MEMBACA
Sketchbook [cth]
Fanfiction"Aku selalu menggambar wajahnya, selalu." Dimana si cewek menggambar wajah seorang laki - laki bernama Calum di buku sketsanya.