[560 Words]
Setelah kejadian aku dengan Mia,
Setelah Calum putus dengan Mia,
Calum dan aku semakin dekat.
Dia malah tidak malu untuk menghampiri dan menemaniku kemana saja.
Mimpiku seakan menjadi kenyataan, Calum tahu bahwa aku mengaguminya.
Well, ada satu hal yang belum menjadi nyata.
Dia belum menjadi kekasihku.
Belum ya.
Walau dia sering mengajakku makan siang, nongkrong dengan teman - temannya bahkan dia berani untuk datang kerumahku.
Tentu saja, ibuku selalu saja melempar pertanyaan - pertanyaan kepadaku setelah itu bak seorang reporter.
"Calum itu sebenarnya siapamu, Nak?"
"Apa dia berlaku baik denganmu?"
"Kenapa alisnya begitu tebal? Aneh sekali."
Dan lain - lain.
Dan hari ini, Calum berencana untuk mengajakku ke suatu tempat. Kebetulan sekarang malam minggu. Dia akan menjemputku jam 5 sore.
Percaya atau tidak, aku bahkan sudah siap - siap 2 jam sebelumnya, karena memilih baju yang pas, berdandan, dan hal - hal yang tak pernah kulakukan dan itu sangat girly.
Hanya untuk membuat dia tertarik, hingga kamarku berantakan hingga tak jelas lagi.
Kini, aku sedang duduk di sofa sambil memainkan ujung mini dressku untuk menunggu kedatangan Calum. Aku gugup bukan main,
ini adalah kencan pertamaku,
kencan pertamaku dan itu bersama seorang Calum.
Sungguh, aku tak pernah mengencani seseorang. Ya, mungkin ada beberapa orang yang mengajakku berkencan tetapi aku menolaknya.
Karena dia bukan tipeku dan bukan Calum.
Tok tok tok
Aku refleks berdiri dan menghampiri pintu tetapi masih ragu untuk membukanya lalu ibuku menghampiriku dan berkata, "Biar ibu saja."
Aku mengangguk dan berdiri di belakang ibuku yang sedang membuka pintu rumah dan terpampang jelas figur seorang Calum dengan pakaiannya yang sederhana. Tetapi, tetap saja tampan.
"Uh, hai, Ibu Bailee...dan Bailee." Sapa Calum.
Aku hanya melambai malu dan ibuku berkata, "Hanya sampai jam 10, oke. Tidak kurang dan tidak lebih. Aku ingin Bailee kembali dengan utuh, anak muda." sambil tertawa dan diikuti dengan Calum.
"Tentu saja, bu. Aku berjanji untuk kembali kesini dengan Bailee yang utuh. Aku akan menjaganya." Jawabnya sambil menatapku. Aku hanya tersenyum.
"Oke, bu. Aku pergi dulu." Aku memeluk ibuku erat dan dia pun membalasnya.
"Hati - hati ya, sayang." Calum pun juga pamit dengan ibuku lalu kami pun beranjak pergi.
Di depan rumah, ada sebuah mobil sedan berwarna hitam yang ternyata itu milik Calum. Aku tidak tahu ternyata dia bisa menyetir.
"Aku tidak tahu kalau kau menyetir." Ujarku.
"Ya, banyak hal yang sebenarnya kau tidak tahu tentangku, Bee."
Ya, Bee.
Katanya, Bailee terlalu panjang untuk dipanggil, dia ingin yang singkat dan mudah diingat. Lalu, Bee pun lahir. Nama panggilanku dari Calum. Tak ada lagi yang memanggilku Bee selain dia.
Dia pun membuka pintu mobilnya untukku bak seorang gentleman. Aku segera masuk dan disusul dengannya. Calum pun menghidupkan mobilnya dan mengendarainya, kami akhirnya pergi diiringi sejuknya angin dan langit senja.
A/N :
yall happy????????????????
bc i gave u this bonus chap
bc in this sixth day of 2018 and I'M ALREADY DED
bayangin tjoy gua ukk februari
yes gua anak kelas 12
tau kok kalian bakal dapet liburan gegara GUA YANG UJIAN DAN GUA PAKE KELAS YALL PADA
i aint chill with this syit
if u feel the same as me i'll give u a virtual hug
i love u
stay strong
no matter what happen
kita bakal lulus kok yas amin
yaaaa don't forget to vomments and share cause it means a lot thank u
lop yu ol dari istri sebastian stan HAHA
sama niall
sama ashton
hehe maap maruq
burittohoran
KAMU SEDANG MEMBACA
Sketchbook [cth]
Fanfic"Aku selalu menggambar wajahnya, selalu." Dimana si cewek menggambar wajah seorang laki - laki bernama Calum di buku sketsanya.