[her point]

486 133 64
                                    

(360 Words)

"Bailee, ayo cepat!" Ujar temanku, Raina.

Aku sedang sibuk merapikan buku - bukuku di loker meja. "Iya, sebentar, Rain."

Aku pun dengan terburu - buru memasukkannya ke dalam tasku. "Kita tidak punya waktu lagi, bus akan datang 5 menit lagi atau kita pulang jalan kaki." Dia pun langsung menarikku keluar dari kelas.

Kami pun berlari untuk menuju ke halte bus. Sesampai disana, bus itu masih berada disana. Kami pun berlari lagi menuju bus, untung saja kami masih bisa mencapai bus itu. Raina dan aku pun lega.

Kami pun duduk di 2 kursi kosong di dalam bus itu. Busnya sedang sedikit padat jadi kami bisa duduk. Biasanya, di waktu seperti ini, isi bus bisa padat sekali hingga aku dan Raina terpaksa berdiri karena tidak ada kursi yang kosong.

"Tanganku sakit karena kau terus menarikku." Keluhku sambil memegang pergelangan tanganku yang memerah. Dia pun hanya tertawa kecil sambil menggaruk - garuk kepalanya.

"Hehe, iya maaf. Kau pasti tadi menggambar wajah Calum saat dia bertengkar, ya?"

"Iya, memang kenapa?"

"Benarkah? Bahkan, pada saat seperti itu, kau masih menggambarnya?"

"Aku ingin menggambar semua momennya."

"Kenapa tidak kau foto dia saja ?"

"Satu, aku tidak punya kamera dan dua, kau tahu persis bagaimana kejadian aku mem-foto orang asing dengan kamera handphone."

Aku masih ingat saat itu. Kami berdua sedang melihat lelaki imut sekali. Raina yang mempunyai ide untuk mem-foto dia. Sudah kubilang, aku bisa saja menggambarnya tetapi Raina ingin difoto saja. Akhirnya, aku mem-fotonya dan kau tau apa yang terjadi.

Bam.

Flash - nya masih menyala.

Dan dia menoleh kearah kami dan kami pura - pura tidak tahu apa yang terjadi. Idiot.

Kami hanya tertawa saja atas kejadian itu. Kuharap kejadian itu tidak terjadi lagi di kemudian hari. Apalagi dengan Calum.

Bisa mati aku.

"Ayolah, Bailee. Kau seharusnya mencari laki - laki lain. Calum sudah punya Mia dan mereka kelihatan baik - baik saja." Ucap Raina.

"Iya, aku tahu, tetapi boleh saja kan aku menggambar wajahnya dan mengangguminya? Itu bukan hal yang salah untukku." Jawabku sambil memandang kearah jendela bus.

"Untukmu, Bailee.

Bukan untuk Mia."

Well, she's got a point.



A/N :

vote untuk bailee jadi pho-nya mia sama calum

vote untuk bailum atau cailee

cailee bagusan yak wkwk

and i gave u double update again, i am so nice

jan lupa vomments dan share, it means a lot, thanks xx

burittohoran

Sketchbook [cth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang