🍭Berkunjung [Rangga]

136 20 19
                                    

Sabtu pagi, tepatnya pukul delapan lebih tujuh belas menit pemuda bernama lengkap Arangga Wahyu Syahputra ini menelpon kekasihnya, Zanina.

"Halo Nin?"

"Yoboseyooo???" Jawab Zanina atau yang biasa dipanggil Anin dengan suara khas bangun tidur.

"Apasih kamu yoboyo yoboyo"

"Hah?"

"Oh kumat nih anak, ini aku Rangga,"

"Loh??? maaf??? aku bukan Cinta???"

"Bodoamat Ninn bodoamattt,"

"Hehehehe. Ada apa sih kamu nelpon pagi-pagi,"

"Kamu turun, cuci muka, ganti baju, terus bukain pagar cepet,"

"Hah ada apaan emang,"

"Udah cepetan gih,"

"Hadehhh iya pakk iya bentarr, dasar bagong,"

Itulah sekilas percakapan mereka berdua tadi pagi. Saat ini Anin sedang duduk di boncengan motor Ninja Rangga. Dirinya masih setengah terlelap. Maklum, semalam ia sedang marathon drakor yang sedang naik daun bulan ini dan baru tidur sekitar pukul tiga dini hari.

"Nin bangun nin, jatuh baru tau rasa nih,"

"Heem."

Rangga mendecak seketika saat mendapati dari kaca spion mata Zanina masih setengah terbuka. Ia tersenyum miring memikirkan jurus jitu membangunkan gadis itu.

Gua hitung nih ya, satu dua ti–

"WOYY AH TAI LU RANGGA JANGAN NGEBUT DONGG ADOHHHHH ARANG IH"

Si oknum hanya tertawa ngakak melihat Zanina langsung membuka matanya lebar-lebar sambil memukuli pemuda itu.

"Ya lagian udah jam segini juga masih ngantuk ae lu sungokong,"

"Emang kita mau kemana sih pagi-pagi gini?"

"Udahlah entar kamu juga tau,"

Setelah dua jam kurang empat belas menit mereka bergelut dengan macetnya jalanan pagi ini akhirnya motor Rangga telah sampai ditempat tujuan. Rangga memarkirkan motornya di halaman depan. Tanpa disuruh, Zanina melompat turun dari motor.

"Loh?? Ini kan rumah mamah kamu Ga,"

Rangga tak menjawab hanya meneruskan langkah hingga tepat kedepan pintu utama rumahnya. Zanina yang masih terdiam ditempat semula tadi langsung tergopoh-gopoh mengikuti langkah pemuda itu.

"Ga ih ngapain sih kita kesini, heh aku belum siap yaaa,"

"Ck. Kamu ini gak bilang-bilang dulu"

"Arangg ih,"

"Mas Ranggaaaa ngapain aku malu anjir ini baju aku aja buluk gini entar gimana kalo ada mama kam—,"


Cklek

"Loh nak Rangga? Eh ada Zanina juga,"

"–mu,"

Mendengar suara pintu terbuka disertai dengan suara lembut ibu-ibu, Zanina langsung melipat bibirnya kedalam dan semakin merapatkan diri ke Rangga. Ia hanya tersenyum canggung.

"Ayo ayo sini masuk dulu,"

Setelah itu, tinggallah Zanina yang pasrah ditanya bermacam-macam pertanyaan dari Mama, Papa, Adik, serta Kakak Rangga.

Dan Rangga?





Hanya tertawa ngakak melihat pacarnya panik-panik ajaib menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan keluarganya.




Hhh memang cowok sialan Rangga ini. Dan sialnya lagi cowok ini yang membuat Zanina jatuh hati.


fyi, arang panggilan sayangnya anin ke rangga.

Sunshiné [Day6]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang