🍭Jajanan [Brian]

95 14 3
                                    

Brian dan jajanan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kapan saja dan dimana saja jika ada Brian pasti ada jajanan juga. Entah itu chiki-chiki ataupun makanan berat. Setidaknya ada satu chiki yang selalu ia bawa, Pringless. Jika Keyra bertanya alasan mengapa selalu membawa chiki jawabnya enteng sekali.

"Yha daripada aku nyebat mending juga nyemil, kenyang."

Gitu katanya.

Keyra sebenarnya tidak mempermasalahkan hobi Brian yang suka nyemil itu, tapi pemuda bermarga Kahfi tersebut selalu saja membawa Keyra ke dalam hobinya.

Seperti sekarang.

Lagi asik-asiknya Keyra menyelesaikan tugas seabrek dari dosen yang deadline nya tiga hari, Brian dengan tidak tau dirinya mengajak—sebenarnya memaksa Keyra untuk ikut dengan dirinya. Dengan tergopoh-gopoh juga Keyra berdandan simpel dan berganti baju.

Ternyata Brian membawa gadis itu ke pameran jajanan di daerah Ciledug Raya. Memang kawasan sini terkenal dengan street food-nya yang enak. Dan Brian tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

"Bri? Kesini?,"

"Iya, kenapa?"

"Beneran kesini?"

"Heeh Keyra."

"Sialan ih. Ngapain juga tadi buru-buru. Besok kan bisaa,"

"Hush mulutnya. 'Kan mumpung akunya kelar kelas kamu juga gada kelas ya.. Yaudah sekarang aja," Brian berkata dengan cengiran yang selalu saja menular ke siapapun yang melihatnya.

Dan sekarang Keyra pun tertular. Ia tak jadi kesal. Malah ikutan menyengir dengan sedikit kekehan keluar dari bibir manis gadis itu.

Mereka berdua menyusuri padatnya pameran sore itu. Dengan tangan yang saling menggenggam erat.

"Ra, kesana yuk itu ada seblak,"

Keyra menyetujui.

Mereka berdua pun melangkahkan kaki ke Seblak yang terdapat di samping kanan jalan. Menyebutkan pesanan, Brian dan Keyra duduk lesehan.

Setelah puas dengan Seblak Mang Ujang tadi—bahkan Brian memesan dua piring—mereka berdua beranjak ke tukang Siomay.

Banyak kios-kios dagangan yang mereka kunjungi. Entah itu Brian saja yang memesan ataupun Keyra yang menginginkannya. Tak jarang Brian memotret keadaan sore itu. Dan ada beberapa foto Keyra yang sedang makan ataupun saling menyapa ke pengunjung dan pedagang lainnya.

"Eh bri bri kesana yuk! Aku pengen gulali deh," Keyra menarik Brian ke arah pedagang gulali.

"Tuh kan tadi siapa yang sebel aku ajak kesini eh sekarang malah yang paling banyak pengennya," tutur Brian setengah mengomel.

"Iya iyaa makasih ya Brian aku gajadi sebel hehe," Keyra berkata dengan pandangan lembut mengarah ke mata Brian tepat. Ada senyum manis di bibir gadis itu.

Brian pun membalas senyuman itu dengan tangan mengacak poni Keyra gemas.

Melihat gadisnya antusias seperti itu saja Brian tersenyum bahagia. Ia tak menyangka bahwa melihat senyuman Keyra sudah cukup membuat pemuda itu jatuh hati lagi.

Jatuh hati.

Untuk yang keseribu kalinya.

Sungguhan.

Segampang dan sesimpel itu.

Tak perlu adegan romantis yang selalu ditayangkan di tv-tv cukup menghabiskan waktu berdua dengan Keyra.

Brian beribu-ribu kali mengucapkan kata terimakasih kepada tuhan. Jika saja dulu Alfi—kakaknya Keyra—tak mengenalkannya pada sosok ceria itu mungkin Brian akan tetap menjadi pemuda yang terbelenggu masa lalu, tidak dapat menikmati indahnya hidup.

Untung Keyra datang di waktu yang tepat. Disaat Brian jatuh-jatuhnya. Gadis itu seperti gulali. Banyak warna. Dan tentunya Brian menyukai semua warna itu.




Hayo masa lalu mas brian nih gimana (>_<)

Sunshiné [Day6]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang