Matahari mulai menyusup pada tubuh insan yang kini tengah berdiam diri dipinggir lapangan.
Matanya menyusuri sesosok insan lainnya, berjarak agak jauh darinya. Dengan cucuran keringat dari rambutnya, hirupan itu dibuatnya lebih melekat mencium aroma maskulin.
Sesekali sepasang mata itu menangkap sepasang matanya. Saling menatap, membuatnya gagal fokus untuk melanjutkan latihan basketnya.
Earphonenya masih tercolok dalam indra pendengarannya. Sesekali bergumam mengikuti alunan musik.
Merasa risih karna diganggu oleh sepasang mata yang membuatnya gagal fokus, Vino menghampiri Queen dan Thalita.
"Hai Queen? " sapanya yang membuat Queen mendongak, karna tadi Queen menunduk sedang mencari lagu yang ingin diputar.
"Eh, hai Vin? " balas Queen.
"Ekhem, maap maap yak.. Disini orang loh mbanya, masnya. Bukan NYAMUK" Thalita menekan kata 'NYAMUK' karna memang dirinya sudah layaknya nyamuk disana.
"Oiya, gua kira lo gak ada Lit, hehe.. Canda kok Lit.. " canda Vino, yang membuat kedua mata Thalita membulat.
"Jahat gilaaaaa.. Gaakan gua bantu ya Vin! " ancamnya.
"Bantu? Bantu apa? " tanya Queen.
Vino memalingkan tubuhnya, hendak mencari topik pembicaraan lain.. Sedangkan Thalita ia hanya bisa berbicara gugup "anu,, anu.. Queen,, hmm. "
Queen semakin mempertanyakan teka teki Thalita. "Kenapa sih kalian? Ada yang disembunyiin ya? Jahat, mainannya rahasia rahasiaan" bibir Queen mengerucut sempurna, menandakan Queen baper.
"Eh kayaknya gue duluan aja yaa.. Tadi kayaknya gue dipanggil sama bu Adriana deh Queen. Bye.. " bodohnya Thalita, ia satu kelas dengan Queen dan hari ini tidak ada pelajaran guru itu dikelasnya. Bahkan Thalita selalu lengket dengan Queen, Queen sama sekali tidak melihat Thalita berinteraksi dengan bu Adriana hari ini. Anak itu, belum pernah ya digesperin pake sendal swallow. Hehe..
"Tapi Litt- " belum sempat menjelaskan, Thalita sudah ditelan tikungan arah kelas.
"Emm,, Queen? Nanti jangan pulang dulu ya!! Gua mau ngomong sesuatu. Bukan sama lo doang kok, tapi sama beberapa anak lain juga. Gua duluan ya, bye. " belum 180° Vino benar benar memutarkan badannya, dan Queen belum sempat menjawab.. Vino melanjutkan topik, teryata tadi belum rumpang.
"Oiya gua lupa, gua tunggu lo diruang tim basket ya? Makasih ya tadi udah ditonton latihanya. "
"Oh. Okok. " balasnya setelah Vino benar benar pergi dan hanya ditinggalkan jejak senyuman manisnya.
Betapa coolnya cogan dengan cucuran keringat dari ubun ubun sampai lehernya mengalir dengan sempurna? Argghhhhh..
Sekarang aromanya sangat melekat dipenciumannya.. Ruginya jika Vino pergi.
Hadehh Queen.. Fokus!! Lo sekarang sendirian dipinggir lapangan dan...
"Damn!! Litaaaaa?? "
*****
Bel terakhir membuat semua kelas riuh karna kebosanan sudah menemukan tujuan. Bel pulang, semua murid tidak perduli dengan ocehan gurunya lagi. Semua langsung mengemaskan barang barangnya kedalam tas mereka, karna menurut mereka jam kerja otak mereka sudah habis. Jadi, tidak ada guru lagi yang berhak megundur waktu muridnya yang emas itu.
Teringat dengan ucapan Vino tadi, Queen menginterupsi percakapannya dengan Vino ke Thalita.
"Lit? Temenin gue ya? Tadi Vino bilang-" omongannya tersendak, saat Thalita menerobos pembicaraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Music On, World Off (New)
Novela JuvenilTerkadang ia cenderung menyimpulkan sesuatu berdasarkan apa yang dilihat oleh matanya, tanpa ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. Baca jg yg ini ya https://my.w.tt/oTDyN2Rx6L