9

2.6K 158 1
                                    

Sejak Ant berubah menjadi sesuatu yang membuatku sedikit bingung. Ant selalu bersamaku, dan sampai saat ini Bryan dan Atha masih tidak ada kabar.

Helena memandangi sebelah bangkunya yang kosong.
"Bryan kemana sih? Lama kelamaan aku kok gak enak hati sama dia." Grutuku.

Helena bergegas masuk ke dalam ruang osis.

"Emm, permisi Lucky nya ada?" Tanya Helena di ambang pintu.

"Lucky di ruang perpustakaan kak." Sahut salah-satu murid yang berada disana.

"Makasih ya." Ucapku pergi menuju perpustakaan.

Terlihat Lucky sedang sibuk dengan beberapa map berwarna-warni, Sesekali menutup dan membukanya kembali.

"Hai Luc." Sapaku dengan tersenyum tipis melihat banyak buku di hadapan Lucky saat ini.

"Hai." Singkatnya.

"Apa kau sibuk Luc?" Tanyaku dengan duduk di depan Lucky.

Beberapa detik Lucky terdiam dan menghembuskan nafasnya, Dan mengganguk tanpa memperdulikanku.

"Baiklah aku akan pergi." Ucapmu berdiri dan melangkah pergi.

Kenapa Lucky sangat berbeda hari ini. Ah mungkin Lucky sibuk dengan tugasnya.

***

Dengan memegang secarik kertas yang berisikan informasi rumah Bryan, yang aku dapatkan dari salah-satu murid yang bertugas untuk mencatat semua riwayat hidup siswa di sini.

Helena berinisiatif untuk datang ke rumahnya dan meminta maaf akan kejadian kemarin.

Helena memacu mobil hitamnya ke daerah yang tertulis di sebuah kertas tersebut. Sesekali ia harus turun menanyakan kepada orang jalan tersebut.

"Permisi pak apa anda tau, alamat ini?" Tanyaku kepada laki-laki tua yang sedang membersihkan halamannya.

"Oh nama jalan ini, lurus aja nak tidak ada jalan lain kecuali lurus. Ikuti saja jalan beraspal ini. Tapi bila alamat ini saya kurang tau." Ucapnya melihat kertas yang kuberikan.

45 menit perjalanan Helena masih mengikuti jalan beraspal tersebut. Tapi masih belum menemukan rumah satu pun, hanya hutan lindung sepanjang jalan yang di lalui nya.

"Apa ini lelucon, dari tadi aku tak melihat sekalipun rumah yang berdiri disini. Ataupun kendaraan yang lewat." Grutuku menambah kecepatan mobilku.

Helena terus melihat kanan dan kiri hutan, tetapi tidak ada satu rumah pun yang berada di sini.

Tapi sebuah rumah yang cukup besar kini tertangkap mata Helena. "Aku akan bertanya di rumah itu." Ujurku memperlambat kecepatan mobilku.

Helena keluar mobil dengan melihat rumah yang mewah dan mobil sport hitam yang mewah.

Perlahan Helena mengetuk pintu yang terbuat dari kayu.

Mendengar suara knop pintu yang terbuka Helena mundur dan merapikan rambutnya.

"Atha..." Ucapku terkejut melihat Atha berdiri dengan tersenyum.

"Helena, apa kabar? Ayo masuk." Pintah Atha.

Melihat rumah yang rapi dan semua serba kaca yang bening membuat Helena tersenyum.

Vampire King Loving HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang