Jam menunjukkan pukul 08.00 waktunya aku berangkat sekolah. "Fatim, berangkatnya ko siang banget nak?" kata mamah sambil mengernyitkan keningnya "iya mah, kan sekolah udah bebas, Fatim juga masuk cuma mau pendaftaran kolektif masuk SMA ke bu Eni" jelasku sambil meraih tangan mamah dan menempelkannya ke kening ku.
"Oh gitu, yaudadeh, hati hati ya, jangan lama lama kalo udah selesai daftarnya langsung pulang aja" jelas mamah.
"Ga boleh main dulu ya mah?" kataku memelas "mau main apa?" tanya mamah bingung "yaa ngobrol aja gitu sama temen temen, soal SMA?" kataku menjelaskan agar aku bisa agak lama disana bersama sahabatku Rani dan Nina.
"Ya deh iya, jangan sampe sore ya" kata mamah sambil menunjukkan telunjuknya kepadaku. "Siaaap bos" balasku sambil memberikan hormat kepada mamahku. "Assalamualaikum mamah, ehiya mah btw ayah mana?" sambil menoleh ke kanan dan kiri rumah.
"Ayah udah berangkat dari subuh, kamu kan bangun kesiangan, yaudah sana berangkat Waalaikumussalam warrahmatullahi wabbarakatu" kata mamah sambil menjawab salam ku.
"Alhamdulillah nyampe juga" kataku bersyukur sudah sampai di SMP yang nanti akan menjadi kenangan ini. Aku memasuki area SMPN 1 Harapan Bangsa, aku menatap sekeliling SMP ku ini, betapa banyak sekali kenangan disini, dari mulai masa orientasi, ketika aku pertama kali ingin masuk sekolah ini.
Saat orientasi aku sangat kesusahan membawa berbagai macam barang berat dan tas dari kantong kresek berwarna merah hehehe... Aku mulai tertawa sendiri membayangkan hal itu. Tapi tanpa terasa hal itu sudah berlalu, sudah 3 tahun aku belajar disini.
Disini juga aku menemukan 2 sahabat baik yaitu Nina dan Rani, masih teringat olehku pertama kali aku mengenal Nina saat kelas 7, aku sekelas dengannya, kami berkenalan. Dan mengenal Rani saat kelas 8, kami bertiga sekelas pada saat kelas 8, tapi saat kelas 9 kami bertiga berbeda kelas, walau begitu kami tetap bermain bersama.
..................."Fatimaaaaaah" teriak kedua sahabatku di kanan dan kiri membuatku membuyarkan lamunanku. "Yaampuun, kalian ini ngagetin aja deh" kataku sambil mengelus dada. "Heheeh kamu cantik banget hari ini , btw kerudung new yaaaa" kata Nina sambil mengelus kepalaku yang dibalut dengan kerudung bergo panjang berwarna putih bersih pemberian tanteku.
Siswi di SMPN 1 Harapan Bangsa semuanya memakai kerudung, kecuali yang beragama non Islam, "Iya baru, kalian kan baru liat, ini kerudung udah dari kemarin tau, wlee" jelasku sambil meledek mereka.
"Ya udah yu ke ruang bu Eni, btw di ruang bu Eni ada si ituloooh..." kata Rani sambil menyenggol bahuku dan kelihatannya muka Rani penuh rahasia
"Ekheemmmm, ekheemm aduh ketemu deh hahahah" tambah Nisa menggodaku, dan mereka pun tertawa.
Aku pun bingung, tidak mengerti maksud mereka "ada siapa? Maksudnya apasih aku ga ngerti" tanyaku sambil menggaruk kepala. "Aduh Nin, dia ga paham" kata Rani sambil merangkul ku dan melirik kearah Nina "iya nih, yaudadeh biar kamu paham, ikut aja, ayo cepet" mereka berdua buru buru menarik tanganku. "Kalian kenapa sih, ko ga jelas" kataku sedikit kesal.
##########
Akhirnya kami pun sampai di depan ruangan bu Eni, ada dua orang siswa disana, sepertinya mereka juga sedang mengurus pendaftaran kolektif untuk masuk SMA. Tiba tiba saja Nina dan Rani menyenggol kedua bahuku "tuh, siapa tuu" bisik mereka berdua sambil tersenyum dan melirik sinis.
Aku baru sadar, ada Rafael disana. Jadi, Rafael ada disini? Pertanyaan itu yang tiba tiba terbesit dalam benakku. Rafael adalah orang yang aku suka, dia pintar, baik, sholeh, dan jarang marah. Dia juga famous sekali di SMP ku. Karena dia seorang ketua Osis, banyak yang menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
General FictionFatimah seorang anak yang baik, ramah, sholehah, ia juga sayang kepada kedua orangtua nya. Ia bercita cita membahagiakan kedua orang tua nya dengan cara menghafal Qur'an. Memang, ia tidak begitu pandai dalam akademik tapi untuk membahagiakan kedua o...