PART 5: Rafael, Terimakasih..

27 2 2
                                    

"Triing...triing" Ponsel ku berdering diatas kasur, kebetulan aku sedang baca novel pemberian ayahku di meja belajar.

"Rani? Tumben dia nelfon, ada apa yah?" tanyaku penasaran, tanpa pikir panjang, langsung kuangkat telfon dari Rani yang sepertinya penting, karena tidak biasanya dia menelfonku.

"Assalamualaikum, iya Ran ada apa?" tanyaku penasaran. "Waalaikumussalam, ini Fat, kata bu Eni, kita satu angkatan suruh ke SMP pagi ini kira kira jam 10.15" jawab Rani. Sepertinya dia antusias sekali.

"Oh gitu, ko kamu seneng banget sih Ran, wah ada siapa nih di SMP, hehe. Btw, kenapa kita satu angkatan suruh kesana?" tanyaku sedikit menggoda Rani, dan juga penasaran.

"Ih, apasih Fat, gaada apa apa, kan pengen ketemu temen temen juga terutama kamu sama Nina. Kata bu Eni sih mau ngomongin soal SMA, nanti kita kumpul di aula, ohiya pake baju bebas ya, kan udah bebas hehe." jelas Rani.

"Oooh gitu, oke oke, yaudadeh aku siap siap dulu yaa" jawabku. Ya, aku percaya saja apa yang dikatakannya. Jika aku menggodanya lagi, akan semakin panjang hehehe...

                                                                                        ********

Pukul 10.00

"Duh udah jam 10 nih, berangkat ah" kataku sambil tergesa gesa dan melihat jam tanganku, segera aku mencari mamah untuk berpamitan


"Mah, mamah, Fatim berangkat ya" kataku sambil berjalan "Iya nak, hati hati ya" jawab mamah yang ternyata ada di kamar mandi, hehe "oke, Ass... eh lupa mamah dikamar mandi hehe" kataku sambil menutup mulut dan tersenyum kecil.

Saat aku hendak membuka pintu, kulihat ayahterbaring di sofa ruang tv, ia tertidur. "Ayah kenapa? Ga kerja? Apalagi sakityah?" kataku dengan suara kecil, kemudian aku menghampiri ayah yang sedang tertidur.

Kutatap wajahnya yang pucat, sepertinya ayah memang sakit. Ku sentuh kening ayah, sedikit panas. Dalam hati aku berkata "Ayah, maafin Fatim yah, gara gara Fatim kemaren ayah ga makan, seharusnya Fatim ga usah minta apa apa, maafin Fatim juga belum bisa bahagiain mamah sama ayah" Tiba tiba aku meneteskan air mata. "Assalamualaikum ayah" kataku sambil meraih tangan ayah lalu kucium, walaupun ayah masih tertidur pulas.

                                                                                             ***********


"MasyaAllah, cantiknyaaaa" teriak kedua sahabatku dari belakang.

Mereka membuat seluruh perhatian teman teman yang ada di aula menuju kepada kami bertiga. Buru buru aku menarik mereka berdua ke ruangan pojok aula.

"Yaampun kalian, jangan teriak gitu doong, malu, tadi kalian liat ga sih mereka pada ngeliatin kita, terutama aku" kataku sedikit kesal dan benar benar malu. Aku memang sangat pemalu jika tiba tiba jadi pusat perhatian.


"Eheheeh maaf Fat, abisnya kita pangling banget sih ngeliat kamu pake gamis terus kerudung panjang, pake kaos kaki, MasyaAllah banget sahabat kita, ya ga Ran" Kata Nina meminta maaf tetapi dengan nada takjub melihatku, seperti melihat sesuatu yang baru, padahal aku juga pernah memakai gamis kemana mana. Cuma pada waktu itu kerudungku memang tidak terlalu panjang. Rani mengangguk sambil tersenyum dan melihatku dari atas sampai bawah.


"Lebay kalian, biasa aja kali" cetus ku dengan menaikkan sebelah alisku.

Tiba tiba Suara kepala sekolah SMPN 1 Harapan Bangsa terdengar dari panggung aula dengan menggunakan mic, "Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatu" Pak Tedi memberi salam sebelum memberikan nasehat dan arahan soal SMA yang akan kita pilih nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pahlawan Tanpa Tanda JasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang