"bang.."
"hm"
Danie lalu membalikkan badannya menatap langit-langit kamarnya,
"seusia gua emang boleh nikah?"
"cih.. udah kepikiran lo? mesum mulu sih lo sama cowok itu, jadi kebelet kan" sahut Woojin yg sedang mencatat sesuatu dibuku tugasnya
memang kebetulan meja belajar mereka biasa digunakan bersama. karna Woojin yg jarang di rumah, makanya orang tua mereka hanya menyediakan 1 meja belajar untuk digunakan. dan kebetulan juga meja tersebut ada di kamar Danie.
"aish geblek lu ya?!" kata Danie
Woojin hanya tertawa miring melihat adiknya kesal karna perkataannya, ia pun masih tetap menaruh pandangannya ke bukunya.
"bang. jawab sih jangan nyengir aja" Danie merutuk setelah ia hanya melihat kakak nya tersebut tertawa singkat
"..hhh" lalu Woojin menutup bukunya sedikit kencang dan menghadap ke arah Danie
"pertanyaan apa, yang mana?" tanya nya
Danie menganga, "aish, dari tadi gak nyimak ya? parah sih sumpah"
"lo mau nikah? kapan, sama siapa? dimana? ada yang mau emang sama lo? lo kan gadis barbar" jawab Woojin panjang
"baaaang.." sahutnya dengan manja dan ia mendudukan tubuhnya dengan bersandar dikepala ranjangnya
"gua serius. tadi Guanlin bilang mau ngajak gua nikah setelah dia lulus. dia bilang begitu." lanjut Danie
"tsk.. trus lo mau gitu sama dia?"
Danie memanyunkan bibirnya dan menundukkan kepalanya,
"denger ya, nikah itu ga segampang lo buang reak kalo lagi batuk. lo harus yakin sama apa yg udah lo pilih" kata Woojin dengan nada serius
ia pun berpindah duduk ke pinggir ranjang Danie dan meraih tangan mungil adik kesayangannya itu
"lo udah tau emang keluarga dia, asal usul dia, kepribadiannya, semuanya, all about him. have you know?"
Danie menggeleng, "kita aja kenal baru 1 tahunan. tapi sejauh ini dia baik ko sama gua" jawabnya sambil mengadahkan kepalanya menatap Woojin
"lo sekarang kelas berapa?" tanya Woojin
"hm.. (sambil mengangkat 2 jarinya)"
"kelas 2? doi kelas berapa?" tanya nya kembali
"hm.. (sambil menambah 1 jarinya terangkat)"
"kelas 3?"
Danie mengangguk
"masih bocah banget gile. kenapa gitu dia bisa ngajak lo nikah?"
"gatau. gua belom coba tanya apa alesannya" jawab Danie sambil memilin tali sarung guling yg sedang ia peluk
Woojin yg melihat adiknya galau gundah gulana gimana gitu akhirnya memutuskan untuk menyudahi percakapan itu
"cha.. tidur yuk. besok lagi kita bahas. udah jam setengah 1 juga. besok sekolah kan lo?" kata Woojin sambil beranjak dari pinggir ranjang Danie
"lo tapi belom jawab pertanyaan gue bang..." Danie menyambar kembali
"duh yang mana lagi sih ampun dah gua punya adek" jawab Woojin sambil mengajak rambutnya
Danie merengut, "seumuran gue udah boleh nikah belom?"
Woojin yg sebal akhirnya berjalan keluar meninggalkan Danie yg masih penasaran soal umur legal untuk menikah
"bAANG WOEEE NYAUT DULU WOY MAEN PEGIH AJA!!!" teriak Danie yg melihat Woojin semakin menjauh dari pintu kamarnya
ia kesal.
baru aja ia mau ngelempar boneka Tweety nya ke arah pintu tiba-tiba pintu terbuka dan munculah kepala Woojin,
"kalo lo udah bisa bikin anak, berati lo udah boleh nikah." kata Woojin dari celah pintu yg hanya menunjukkan kepalanya saja
"bikin anak? cara taunya gimana?" tanya Danie bingung
"hm coba minta sama Guanlin. suru nyicip dulu bisa jadi anak apa ngga."
Danie yg baru sadar sama jawaban kakaknya pun berteriak, "YAAAA!! DASAR MESUM LO GILA!!!"
"HAHAHAHAHAHA" akhirnya Woojin pergi dengan hanya menyisakan suara tawanya yg menggelegar dilantai 2 rumah mereka.
"DANIE WOOJINNN KALIAN NGAPAIN KO IBU DENGER ADA BILANG BIKIN ANAK?? KALIAN BERDUA NGAPAIN HEY?!"
dan suara Ibu dari lantai 1 pun membuat mereka berdua langsung mengunci pintu kamar masing-masing dan pergi tidur.
• tbc •
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Bobrok • Lai Guanlin [AU]
Fanfiction[ON HOLD]❝Nanti juga lo pasti paham❞ Lai GuanLin x Daniela (OC) -tehayeee ©2017