Flashback: Semester 1

29 7 1
                                    

~~RAYEN POV~~

Seorang lelaki berlari menghampiri rayen yang sedang duduk dikantin kampus.

"Ray,tebak aku lihat siapa tadi?" Lelaki dengan kacamata dan rambut yang di warnai orange datang menghampiri ray dengan nafas yang tidak beraturan, bobi hermansyah satu-satunya sahabat rayen yang tahan dengan sikap kasar rayen.

"Siapa?" Tanya rayen dengan wajah datar.

"Andra!"

Rayen langsung mengerutkan keningnya seperti tidak senang dengan nama itu,seolah membuatnya marah hanya dengan mendengar namanya.

"Dimana si brengsek itu?" Tanyanya kesal yang langsung berdiri dari posisi duduknya.

Rayen merapikan rambut hitamnya kebelakang menampakkan wajah tampan yang dia tutupi dengan rambutnya. Dia tampak menawan kali ini dengan setelah kaos hitam celana jins robek.

"Dibelakang kampus sedang nembak cewek!" Ujar bobi dengan napas yang sudah mulai teratur.

Dengan sigap rayen melangkah dengan kedua tangan dikantung celananya,yaa..gayanya yang khas serta wajahnya yang tampan namun dingin ke semua orang membuatnya dijuluki ' si monster tampan ' oleh semua mahasiswi dikampus.

Semua cewek yang ia lewati terus saja menatapnya kagum sekaligus takut, rayen memang mampu membuat semua cewek terpikat dengan wajahnya namun tidak dengan sikap kasarnya.

Rayen sampai dibelakang kampus,mendapati andra yang sedang asik merayu cewek dihadapannya,membuat rayen mengangkat alisnya .

"Kenapa? apa aku jelek sampai kamu nolak jadi pacar aku?" Ujar andra lelaki beralis tebal dengan wajah mesumnya.

Mata rayen terus memperhatikan mereka berdua. mereka berdua tampak berdiri saling berhadapan dengan posisi cewek membelakangi dinding bangunan kampus. Mereka berdua tidak menyadari keberadan rayen yang belum lama tiba ditempat itu.

Rayen melirik cewek yang sedang dirayu andra, cewek itu tampak gelisah tidak nyaman dengan ucapan andra barusan.

Andra Arginandus,cowok yang terkenal playboy dikampus dan tergila-gila sama cecwek cantik . Setiap melihat cewek cantik hobinya langsung cari perhatian terus nembak cewek yang ditaksirnya itu, dan hampir semua jadi pacarnya.

"Maaf kamu ganteng kok,cuman aku gak suka sama kamu!" Ujar cewek berambut hitam lurus berkulit putih dengan wajah yang cantik.

"Aku gak terima penolakkan serena!" Wajah andra berubah menjadi dingin.

Serena Sungkar, cewek yang gak terlalu populer di kampus tapi bisa menarik perhatian seorang playboy terkenal dikampusnya,mungkin karena memang mata andra yang cukup lihat dalam mencari cewek cantik.

Serena mulai muak dengan tingkah lelaki didepannya terutama tatapan aneh yang mengamati tubuh serena. Serena menatapnya "maaf aku tidak bisa pacaran denganmu" ujarnya sambil berjalan ke samping hendak pergi tapi ditahan oleh andra dengan cepat.

Serena membalikkan badan menatap lelaki itu dengan tatapan kesal.

"Heyy..jangan gitu dong serena sayang,jangan jual mahal kayak gitu. Ayolah jadi pacarku dan setelah itu aku bawah kamu main ke apartemenku yang mewah" ujar andra percaya diri,seolah yakin bahwa kata-katanya bisa membuat serena dengan senang hati mau menerimanya.

Serena bertambah kesal,dihempasnya tangan andra dengan kasar " aku udah bilang gak mau,punya telinga gak sih!" serena tampak kesal.

Rayen terlihat geram sekaligus jijik dengan tingkah andra yang meluncurkan semua jurusnya untuk membuat cewek dihadapannya itu luluh dan menerimanya.

Andra memperkuat rahangnya, menampakkan wajah menahan amarah,dengan sigap tariknya lengan serena dengan kasar lalu menahannya didinding yang terletak didepannya.

"Kamu mau apa? lepasin!" Teriak serena mengeliat mencoba melepaskan tangan andra yang sudah menahan tubuhnya.

Andra hanya terkekeh kecil melihat serena,seolah itu adalah hiburan baginya.

"Kamu gak bisa kemana-mana sebelum bilang 'iya andra,aku mau jadi pacar kamu'" andra tampak mengajukan suara serena dengan nada yang terdengar menjijikan.

Rayen semakin geram dengan tingkah andra,rayen meludah jijik kesamping kirinya lalu berjalan lurus menghampiri andra,dengan sekali gerakkan kakinya sudah melayang mengenai pipi kanan andra membuat andra terpental .

Serena memejamkan matanya karena kaget lalu terduduk kaku ditanah.

"Awww,brengsek!" Gerutunya menahan sakit.

Rayen hanya diam menatap andra dengan pandangan dingin.

"Rayen?" Andra melotot sambil memegang pipi kanannya menahan kesakitan mendapati rayenlah yang menendangnya .

"Masih berani yaa muncul di kampus?" Tanya rayen dengan senyum miringnya menatap andra.

"Minta di hajar lagi? Atau mau dibikin mati sekalian? Sambungnya.

Andra memutar otaknya, memikirkan alasan seperti takut salah menjawab pertanyaan lelaki yang menatapnya dingin itu.

Disisi lain serena mulai membuka matanya dan mendapati andra sedang kesakitan sambil memegang pipinya ,serena mengarahkan pandangannya ke arah sepatu milik lelaki yang berdiri di depannya itu.

Dengan ragu-ragu andra berdiri dari posisinya mendekati rayen.

"Ray,kejadian kemarin di lupain aja dong. Aku gak tau siska itu sepupumu,janji deh gak bakalan godain dia lagi!" Andra memasang wajah membujuk dengan senyum dipaksakan menatap lelaki yang hanya diam menatapnya dingin.

"Pergi!" Ujar rayen mengusir.

"Ehh?" Andra bingung.

"Mau dipukul lagi? dan ingat jauhi siska!" Ujar rayen .

"ba-ik, aku pergi! " seru andra terbata-bata sambilmengangguk paham kemudian pergi menjauh melupakan serena yang masih diposisinya semula.

"Gak papah?" Tanya rayen sedikit menunduk menatap serena yang sudah menegadah menatap rayen.

Sinar matahari siang itu membuat serena sedikit silau membuat wajah rayen tak jelas dipandangannya.

"Gak,makasih!" Ujarnya dengan senyum tipis dengan posisi masih terduduk dibawah.

"Jangan geer kamu! gak niat nolongin kamu sebenarnya,cuma suka aja mukulin dia!" Ujarnya dengan wajah datar yang masih menatap serena.

Entah mengapa kata-kata itu membuat serena berpikir bahwa lelaki yang tidak jelas wajahnya sekarang adalah orang yang menyebalkan dan dia tidak perlu coba mengingat lelaki dihadapannya itu.

Serena melepaskan Pandangannya ke rayen yang terus menatapnya tanpa dia sadari.

Rayen mulai menggangkat kepalanya yang dari tadi melongo ke bawah menatap serena,kemudian berbalik dan menghilang dari kejauhan.

Rayen berjalan dengan santai ,meninggalkan serena tetapi pikirannya terus memikirkan wajah gadis itu.
"Manis!" Bisik rayen tersenyum penuh arti.



MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang