Tetangga baruku

19 6 0
                                    

Bukan cinta namanya jika dipaksa,dipaksa mencintaimu? Itu tak mudah.

Serena menghentikan langkah kakinya ketika sebuah sepatu hitam muncul dari depan saat ia tengah asik menunduk menatap layar ponsel ditangannya. Ia mendongak lalu mendengus kesal mendapati rayen tengah menatapnya tajam penuh keangkuhan.

"Dari kemarin kau menghindariku,ada apa?" Tanya rayen dengan wajah datar.

"Gak,gak suka aja liat kamu!" Ujar serena menatap rayen kesan.

"Ayo kita bicara!" Ujarnya sembari menarik tangan serena membuatnya dengan paksa mengikuti langkah rayen .

Setelah beberapa orang kemudian suasana jalanan siang itu sepi, rayen menghentikan langkahnya kemudian berbalik sembari melepaskan genggamannya.

"Gak harus sejauh ini juga narik aku! Ada apa sih? Ku harap penting!" Ujarnya kesal.

"Sebenarnya yang mau aku omonggin waktu itu di telepon?mama aku ngajak kamu ke rumahku!" Rayen tampak memperlembut tatapannya.

"Ngapain?"

"Aku bilang kalo udah punya pacar!"

"Terus?"

"Yaa dia ngajak kamu kerumah!"

"Ngapain?"

"Kenalan!"

"Kok gitu?"

"Yaa emang gitu,kenapa gak mau?"

"Gak!"

"Harus mau!"

"Seharusnya gak perlu nanya aku mau atau gak kan kalo akhirnya kamu Bakalan bilang harus mau!"

"Yaa haruslah,udah di undang masa gak mau!"

"Sebagai yang di undang,aku juha berhak nolakkan?"

"Gak bisalah!"

"Besok malam aku jemput jam 20:00 , aku jemput udah siap yaa jangan lama!" Ujar rayen tegas kemudian berbalik meninggalkan serena yang masih mencerna kata-kata rayen dipikirannya seolah kata-kata rayen sulit untuk dimengerti.

---
20:00

Dengan malasnya serena bangun dari tempat tidur dengan baju tidur yang masih melekat ditubuhnya, setengah mengantuk ia mulai menyeret paksa kakinya menuruni anak tangga setelah mendengar bell pintu rumahnya yang berulang kali ditekan.
Dengan sigap dibukanya pintu depan,tiba-tiba sebuah jemari mengenggam pundaknya membuat matanya terbuka lebar.

"Apa-apaan sih,lepasin rayen!" Ujarnya mendapati rayen tengah mencengkram pundaknya dengan kuat sembari memelototinya.

"Kamu belum ganti baju? Aku kan udah bilang mau jemput jam 20:00 , ngapain aja sih dari tadi?"

"Tidur! Lagian aku lupa. Maaf!?" Ujarnya dengan wajah sedikif menyesal. Serena lupa janjinya dengan rayen dan akhirnya membuatnya ketiduran karena seharian ia membersihkan rumah sendirian.

"Ayoo!" Ujar rayen sembari menarik tangan serena.

"Aku masih pakai baju tidur rayen, kamu gak liat?" Dengan sigap serena menepis tangan rayen yang memegangnya membuat rayen membalikkan badannya dan menatap serena.

"Pakai itu aja, gak ada waktu ganti baju!" Ujarnya dengan wajah datar.

"Gak mau!"

"Ayo!" Rayen menarik tangan serena dengan kasar.
Beberapa langkah, lalu mereka masuk ke sebuah rumah dengan dekorasi taman dan tempat duduk berbentuk jamur ditengah taman, rumah yang hanya berjarak dua rumah dari rumah serena.
Serena terbelalak saat rayen dengan cepat membuka pintu rumah itu dengan santai.

'Jangan bilang inj rumahnya?'

"Ma,kenalin serena!" Ujar rayen sembari menatap sayu perempuan setengah bayah didepannya yang sudah melirik serena dengan senyuman lembut.

Serena tersenyum kemudian mengulurkan tangannya .

"Serena tante" ujarnya.

"Rara, panggil saja tante rara" ujar mama rayen sambil menyambut tangan serena.

"Kamu cantik sekali!?" Ujar tante rara sembari mengelus pipi serena membuat gadis dengan pakaian tidurnya itu tampak malu menyadari penampilannya sekarang yang hanua menggunakan baju tidur kemudian dipuji oleh mamanya rayen.

"Makasih tante" ujar serena tersenyum.

"Aku menyukai dia ma,dan ku harap mama menyukainya juga!" Ujar rayen dengan santai membuat serena harus mendongak menatapnya dengan tatapan kaget.

'Rayeeeennnn....'

#udah lama gak nulis lanjutannya MINE.
Maaf bagian ini agak gaje gitu, maklum authornya udah setengah ngantuk nulisnya. 😥

Jangan lupa votenya. 😚


MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang