Bab 4

4.4K 920 64
                                        


"Apa-apaan Yunho!" Jaejoong setengah berteriak, protes terhadap apa yang dikatakan pria itu. Matanya menatap sangat tajam Yunho yang kini juga menatapnya.

"Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar. Kau sudah berani nakal, Sayangku!" sahut pria itu datar.

Astaga, kapan drama ini akan berakhir? Demi apa saja, mereka sudah tidak  bertemu lima tahun. Dan pria itu seolah menganggap semua tak terjadi apa-apa. Ia tidak memiliki perasaan lagi pada pria brengsek ini. Sudah cukup, ia disakiti selama mereka bersama.

Lalu sekarang secara tiba-tiba mereka bertemu, dan Yunho membuat ia sakit kepala. Ia tidak mau menjalin hubungan dengan si tukang selingkuh. "Jika kau bersi keras kita masih memiliki hubungan karena tidak ada kalimat putus, maka sekarang aku katakan kita put—"

Mata Jaejoong mengerjap dan bibirnya yang sedikit maju karena penyebutan tak sempurna kalimatnya dicium oleh Yunho. Wajah pria itu sangat jelas di depan matanya. Bibir Yunho juga menempel di bibirnya dengan pas.

Ia mengerjap, sebelum menyadari bahwa mereka sedang berciuman. Mendorong dada Yunho, ia mundur selangkah. Kurang ajar sekali, Yunho berani menciumnya! Ia menggeram, menatap wajah pria itu yang tersenyum.

"Kau tidak tahu diri, bajingan tengik, kenapa kau menciumku!" hardiknya.

Bukannya merasa malu, Yunho hanya tertawa pelan. "Memang kenapa? Kau pacarku. Berhentilah berbuat hal tidak berguna!"

Memejamkan mata, semestinya ia lah yang berkata demikian. Yunho membuatnya jengah dan kesal sekali. "Yunho, aku—"

"Aku akan memilih beberapa pakaian, kencanku sabtu malam sangat penting. Kita akan berkencan setelah aku mengurus—"

"Tidak ada kencan! Urusi saja kencan sabtu malammu, sudah kukatakan aku bukan halte bus!" kesal, Jaejoong melempar kemeja yang ia pegang ke tubuh Yunho.

Sudah tidak peduli lagi, ia bekerja atau tidak. Apa lagi memikirkan bahwa kemeja itu mahal, dan andai rusak atau kotor ia dimintai ganti rugi. Jaejoong menghentak kakinya, ia melangkah menjauh dari Yunho. Namun baru beberapa langkah, ia terhenti karena ucapan pria itu.

"Cemburu hmm?"

Cemburu? Jaejoong sama sekali tidak berpikir demikian. Memang dadanya sempat memanas tapi itu bukan berarti apa-apa. Karena ia menganggap itu reaksi wajar karena pria itu menyebalkan sekali.

"Kenapa aku harus cemburu? Memangnya kau siapaku?"

"Pacarmu, sudah jelaskan?"

Menghela napas, Jaejoong menatap nyalang Yunho. "Pacarku? Kau terlalu berharap bisa berpacaran denganku, bukankah kau kaya? Kau bahkan menjadi pelanggan VIP, kau bisa mendapatkan gadis mana saja yang kau mau. Aku ini hanya gadis miskin, tak sebanding denganmu, kau juga memiliki kencan hebat sabtu malam nanti. Jadi Jung Yunho, untuk apa kau mempermainkanku seperti ini, jika kau ingin membuatku menderita dan dipecat dari sini, tidak perlu repot, manager pasti akan memecatku setelah ini!"

Yunho diam sejenak, pria itu lantas menjilat bibirnya dan mendekat pada Jaejooong. Ucapan gadis itu memang ada benarnya. Tapi Yunho tahu, bahwa Jaejoong lah satu-satunya yang spesial.

"Aku sudah memutuskan sejak pertama kali kita berkencan, kau satu-satunya yang akan menyandang gelar pacarku!" ujar Yunho, kemudian pria itu membenarkan jasnya dan menatap ke depan, "Aku akan mengambil stelan terbaik koleksi musim ini, juga kemeja yang itu!"

Menunjuk ke lantai, Yunho melangkah ke area depan. "Jika aku kemari lagi, aku ingin Sayangku yang melayaniku, Kim Jaejoong! Jika bukan dia, aku tidak akan pernah masuk ke toko ini lagi!" Yunho mengumbar senyum tipis kepada Hoojun.

Sorot mata pria itu menatap dua orang pria yang berprofesi sebagai body guard, ketika kedua pria itu mengangguk, Yunho merogoh dompetnya dan mengeluarkan salah satu kartu dari sana. Memberikan kepada Hoojun, pria itu melirik Jaejoong yang terdiam di tempatnya.

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" -bow- no edit.

Pagi" upd, met weekend.

Hoo, i love this story very much -when Cel falling love with her story- 😂😂😂 .

Thank for voted dan komentar.

.
.
.

The HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang