Bab 10

3.4K 814 79
                                    


Jaejoong tidak menyangka bahwa pria itu menghentikan mobilnya di parkiran mall. Ia menatap lamat Yunho yang membukakan pintu untuknya. Saat menuju pintu masuk, Jaejoong, terkejut tatkala Yunho meletakkan mantel yang tadi dipakai pria itu ke bahunya.

Matanya mengerjap, dan Yunho hanya tersenyum sembari menarik tangannya. Astaga, kenapa pria itu terlihat lebih manis dari yang tadi? Jika begini ia bisa habis meleleh tak beraturan.

"Kita ke sana!" tunjuk Yunho.

Seumur-umur Jaejoong tak berani masuk ke dalam butik yang ditunjuk Yunho. Ia tidak protes, karena ingat ucapan pria itu yang akan menciumnya. Jadi, ia hanya mengikuti Yunho. Lagi pula, ia ingin melihat usaha Yunho. Pria itu serius atau tidak.

"Kau sering ke sini?" ia bertanya seraya masuk ke dalam, pertanyaan yang menjebak ini sengaja Jaejoong tanyakan.

"Pertama kalinya. Aku lihat pakaian di manekin itu bagus, kau mau mencobanya?" ucap Yunho menunjuk salau satu pakaian berwarna purple.

"Aku? Mencobanya? Kau jangan bercanda, mereka tidak akan membolehkan aku untuk—"

"Siapa yang tidak membolehkan pacarku mencoba? Membeli seluruh tokonya pun aku mampu!" sela Yunho dan beranjak menuju salah satu karyawan yang ada. "Aku mau pakaian yang ada di manekin depan, dan pilihkan pakaian yang cocok untuk kekasihku!"

Jaejoong mengerjap, dan ia menggigit bibir saat Yunho memperlakukannya seperti ini. Semestinya ia menolakkan? Tapi, kapan lagi ia bisa mendapat fasilitas pelayanan baik pada butik level kelas atas. Menghela napas, ia mengikuti salah satu karyawan yang dengan ramah memintanya untuk ikut dengannya.

Oh, astaga! Ia juga seorang SPG, bahkan ia tak pernah bermimpi dilayani sebaik ini. Biasanya ia membeli pakaian pada saat sale besar-besaran saja. Ternyata, cukup menyenangkan berbelanja dengan pria itu. Sungguh, bukan ia mengada-ngada sewaktu pacaran dulu, Yunho tidak pernah mengajak ia berbelanja. Mereka hanya berkencan ke bioskop, ke tempat makan atau berjalan-jalan saja.

Mungkin ia boleh meloloskan Yunho dalam hal royal. Well, ia bukannya matre hanya realistis. Jika pria itu pelit, ia tidak akan mau berkencan lagi dengannya. Tersenyum, Jaejoong merasa senang.

Mencoba pakaian yang diberikan karyawan, Jaejoong mencobanya di ruang ganti. Ugh, dress ini cantik, mantelnya bagus sekali dan hangat. Ia keluar dari ruang ganti. Jaejoong pikir, Yunho akan menunggunya di luar ruang ganti seperti pada drama-drama pada umumnya, namun pria itu tidak ada. Ia mengedarkan pandang mencari sosok pria itu.

Dan menemukan Yunho berada di depan meja kasir. Bergegas, Jaejoong menghampiri pria itu. Matanya terbelalak ketika melihat ada dua paper bag di atas meja dan Yunho menoleh kepadanya seraya tersenyum.

"Cantik," ujar pria itu singkat, lalu menatap pada seorang karyawan di belakang Jaejoong. "Tolong dirapikan, aku tidak ingin pacarku mengomel karena meninggalkan itu di sini!"

Ia berbalik dan mendapati karyawan butik ini membawa stelan kerjanya serta mantel Yunho. Ia mengambil mantel pria itu dan menyerahkannya sembari memajukan sedikit bibirnya.

"Apa maksudnya semua ini? Kau menyogokku agar kita berbaikan?" sebenarnya jauh dari itu ia hendak berucap kalau perlu belikan yang banyak. Tapi ia masih harus jual mahal dan tidak ingin terlihat luluh lantak hanya karena pemberian kecil Yunho.

"Tidak! Apa salahnya membelikan kekasih sendiri pakaian lagi pula kau akan sering ikut denganku. Ah, sebagai permulaan kau akan ikut denganku sabtu malam nanti!" ujar Yunho dan menatap gadis itu yang terlihat sangat cantik.

"Sabtu malam?" Jaejoong menautkan keningnya. Ia ingat apa yang diucapkan pria itu tentang sabtu malam. Bukankah Yunho bilang ada kencan sabtu malam? Apa pria itu mempermainkannya? Ia menatap sengit Yunho dan maju selangkah.

"Kau mempermainkanku lagi? Kau mengajakku ke kencanmu sabtu malam? Kau pikir aku bodoh mau ikut denganmu, kau benar-benar tidak berubah!" mata Jaejoong berkaca-kaca, dadanya juga naik turun. Emosi langsung tumpah seketika dan ekspresi Yunho hanya tersenyum. Sungguh, pria itu kembali berhasil mempermainkannya dalam sekejab.

"Sabtu malam aku akan ada acara undangan makan malam dari salah satu klien bisnisku, dimana letak aku mempermainkanmu, Sayang?"

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" -bow-.

Kasih komentar lagi dong wkwkwk. Tak belain nulis nih u,u .

Thank for voted dan komentar.

.
.
.

The HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang