Memakai seatbelt dengan cepat, Jaejoong menatap pada pria itu lagi. Wajah Yunho mengerjas. Ia jadi sangsi untuk bicara. Namun jika tidak dibicarakan ia akan sangat muak dengan tingkah Yunho semaunya. Menghela napas, Jaejoong mengigit bibirnya.
"Kita perlu bicara!" Ujarnya dengan suara yang setegas mungkin dan mengalihkan pandangan ke depan.
"Bicaralah!" sahut Yunho, dan nada suara pria itu terdengar dingin.
Memejamkan mata, entah kenapa malah ia merasa terintimidasi dengan sikap Yunho sekarang. Ia membuka mata sembari mengangguk dan menatap Yunho dengan lamat. "Mari kita akhiri hubungan kita secara resmi dan baik-baik."
Pria itu tanpa ekspresi Yunho terus mengemudi. Beberapa menit kalimatnya seolah gantung tanpa menerima jawaban dari Yunho. Ia menggenggam tas yang ia bawa. Dadanya mulai berdebar lagi. Mungkin gugup karena Yunho tak kunjung memberi jawaban.
"Aku tidak mau!"
Ia terkejut ketika kalimat itu diucapkan Yunho, spontan Jaejoong menatapnya dan matanya memicing. "Yun, ini sudah berlalu lima tahun. Perasaanku padamu sudah tidak ada. Kau tidak bisa memaksa aku untuk berkencan denganmu karena aku tidak suka, iya kan?"
"Aku bisa membuat kau menyukaiku dalam waktu dekat!" sahut pria itu.
Yunho tidak mengerti. Ia tidak ingin lagi. Rasa sakit yang dahulu masih membayang. Ia memutuskan pergi dari Yunho karena pria itu sudah terlalu menyakiti perasaannya. Awalnya memang menyakitkan ketika seorang gadis membicarakan bahwa dirinya bersama dengan Yunho di klub. Ia diam. Lalu, nyaris setiap hari ia mendengar ada saja kabar yang seperti itu. Dan Jaejoong tidak bisa diam.
Ia marah pada Yunho, hingga ia meminta putus pada Yunho. Dan tentu saja pria itu tidak mau. Memberi kesempatan, Jaejoong melihat tingkah Yunho, ketika dengannya Yunho sangat manis, perhatian, dan type kekasih yang diinginkan tiap gadis. Namun, di belakangnya, Yunho menjadi-jadi.
Sebab karena itu lah, ia sering meminta putus dan memang hubungan mereka seperti itu. Putus beberapa hari, lalu kembali berbaikan. Ia memang sangat mencintai Yunho, dahulu. Namun karena insiden yang menurut Jaejoong, pria itu tak akan bisa berubah ia pergi. Ia tidak ingin disakiti, dan betapa bodohnya ia karena bertahan dalam hubungan penuh perselingkuhan ini.
"Dengar Yun, aku tidak akan mungkin menyukaimu lagi, rasanya semua itu terlalu menyakitkan," menelan salivanya, hati Jaejoong kembali merasakan remuk beberapa tahun lalu. Ia menatap ke arah jendela dan berusaha menahan perasaan ingin menangis.
Menepikan mobilnya, Yunho terdiam. Pria itu menatap Jaejoong. Memahami bahwa dirinya sangat keterlaluan, Yunho menjilat bibirnya. "Ketika kau pergi, aku mencarimu ke seluruh teman-temanmu. Menunggumu di kampus, tapi kau tidak kunjung datang. Aku bahkan berpikir untuk ke kampung halamanamu, tapi aku tidak bisa ke sana. Kau bilang ibumu suka berpindah-pindah dan aku harus berangkat ke luar negeri. Kemana kau bersembunyi saat itu Kim Jaejoong?"
Jaejoong menoleh, cukup terkejut dengan apa yang dikatakan Yunho. Ia tidak kembali ke kampung halamannya. Ia memang memutuskan berhenti kuliah karena biaya yang tak mampu ia bayar. Melupakan cita-citanya, Jaejoong bekerja menjadi seorang baby sitter di sebuah rumah besar.
"Bukan urusanmu kemana aku pergi kan?"
"Jika kau mengatakan semua yang aku lakukan menyakitkanmu, maka sama kau juga menyakitiku. Kau selalu berputar-putar dalam hidupku. Sampai saat ini pun, perasaanku padamu tidak pernah padam. Aku hanya ingin kau yang mendampingiku dan akan aku berikan seluruh duniaku padamu, aku bersumpah!"
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" -bow- no edit.
Komen lagi bebs ~ ntar upd lagi bwahahaha.
Morning ~
Thank for voted dan komentar.
.
.
.