Part 9 - Is this the best decision?

0 0 0
                                    

Fidellia's POV

Kejadian itu sudah berlalu selama beberapa hari dan aku sudah mulai terbiasa dengan setiap pandangan yang diberikan oleh orang-orang terhadapku. Aku sudah tak lagi peduli akan hal itu dan malam ini, aku akan memberitahu mereka mengenai keputusanku untuk pindah dari sini. Seperti biasa, seusai makan malam semua orang akan berkumpul diruang tengah.

"Ehm, mohon maaf semuanya, sebelumnya ada yang ingin Fidel sampaikan bahwa Lusa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ehm, mohon maaf semuanya, sebelumnya ada yang ingin Fidel sampaikan bahwa Lusa .. Fidel akan pindah dari sini dan kebetulan tempatnya dekat dengan kantor Fidel." Ucap Fidel sambil tersenyum.

"Kenapa harus pindah nak?" Tanya ibu yang terkejut mendengar kabar tersebut.

"Maaf bu, Fidel benar-benar berterima kasih atas tumpangannya selama ini. Fidel rasa sudah saatnya Fidel untuk pindah dan kembali hidup mandiri seperti sebelumnya." Jawab Fidel memohon pengertiannya.

******###******

Aku sudah mengepak semua barang yang akan diangkut besok dan pagi ini aku menjalani rutinitas seperti biasa dikantor. Hingga sebuah panggilan masuk diponselku mengalihkan perhatianku dari layar computer.

Incoming call-Unknown

"Halo?" Jawabku

"Fidel, ini Nata. Mommy .. Mommy jatuh dikamar mandi dan pingsan. Sekarang sudah dirumah sakit dan sejak tadi belum sadar. Mommy mengigau memanggil namamu. Bisakah kau ke rumah sakit sekarang?" Ucap Kak Nata cepat dengan sesekali senggukan.

"Iya kak aku segera kesana, ibu dirawat dimana?" Tanyaku mencoba untuk tetap tenang.

******###******

Author's POV

Sesampainya dirumah sakit, Fidel bergegas menuju ruangan tempat ibu dirawat dan didepan pintu sudah ada Nata, Twins dan Revan yang duduk dikursi tunggu.

"Bagaimana keadaan ibu kak?" tanya Fidel pada Nata.

"Dokter masih memeriksanya, kita masih menunggu info dari dokter." Jawab Nata

Tak lama dokter dan perawat keluar dari ruangan dan bertanya "Apa ada keluarga yang memiliki golongan darah A?"

"Apa yang terjadi dengan ibu saya dok?" Tanya Nata panik

"Pasien pingsan dikarenakan anemia dan kebetulan stok darah kami sedang habis." Jelas sang dokter.

"Golongan darah saya sama dengan ibu saya, saya siap mendonorkan darah saya sesuai yang dibutuhkan." Sahut Nata dengan cepat.

"Golongan darah saya juga A, kalau butuh lebih banyak saya siap membantu." Jawab Fidel dengan tenang.

"Terimakasih ya del." Balas Nata

"Baiklah kalian berdua bisa ikut kami untuk melakukan persiapan terlebih dahulu." Sahut sang dokter

Beberapa menit kemudian Nata kembali seorang diri tanpa kehadiran Fidel. Revan yang melihatnya pun heran dan langsung bertanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Saving HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang