Part 4 - The Strange Boys

26.3K 1.2K 5
                                    

Happy reading💕
___________________

Pria itu tampak berjalan dengan riang menuju ke tempat mereka berdua, persis seperti anak baru berumur 6 tahun. Namun, wajahnya berubah menjadi raut terkejut ketika mendapati seorang gadis yang sedang bersama kakaknya.

"Hei, bukankah kau adalah gadis yang--" Ucapan pria itu berhenti begitu orang yang baru menabrak Shella tadi membekap mulutnya dengan kedua tangan.

Mengangkat satu alisnya, Shella menatap ke arah mereka berdua. Wajah mereka terlihat sedikit mirip menurut Shella. Dan dari kedekatan mereka berdua, Shella dapat menyimpulkan jika mereka adalah bersaudara. Mungkin juga setan yang tidak punya mata tadi adalah kakak dari pria ini.

Tapi tunggu.. apa yang diucapkannya tadi?

"Apa yang ingin kau katakan tadi?" tanya Shella penasaran. Dia tahu, jika pria yang mungkin adik dari orang ini berkata sesuatu saat berjalan kemari.

"Ya ya, kau adalah gadis itu--" Dan lagi, ucapannya kembali berhenti ketika bekapan mulutnya terasa lebih kuat hingga seperti ingin meremukkan seluruh wajahnya.

"Hei Kak, hentikan," ngomelnya sembari berusaha melepaskan tangan kekar yang terus membekapnya.

Orang yang dipanggil 'kakak' melepaskan tangannya dengan enggan. Ia menatap ke arah adiknya dengan tajam, kemudian tangannya mengisyaratkan kepadanya untuk jangan berkata apapun.

Menghela napasnya, pria itu beralih menatap Shella. Dan tanpa sempat terpikir oleh Shella, pria itu malah memperkenalkan dirinya.

"Namaku Christian Turner, adik dari pria bodoh ini. And you?" ucap pria itu dengan mengulurkan tangannya kepada Shella, menghiraukan tatapan membunuh kakaknya yang ditujukan padanya.

Sejenak, Shella merasa terkejut. Dia... dia sepertinya mengenal suara ini. Sungguh, tadi ia tidak sadar karena suara pria ini tengah dibekap oleh tangan.

Tidak mungkin.....

Sadarlah Shella, sepertinya kejadian kemarin membuatmu sedikit berhalusinasi sekarang. Lagipula wajah pria ini kelihatan seperti orang yang baik.

"S... Shella." Shella menerima juluran tangan itu dengan sedikit gugup. Entah kenapa, ia merasa sedikit takut saat ini. Selang beberapa detik kemudian, Shella dengan cepat menarik tangannya kembali. Ia hanya tersenyum tipis kepada Christian, pertanda bahwa perkenalan mereka telah usai.

Christian menyikut lengan kakaknya dengan keras, membuat pria bermata coklat itu mau tidak mau mengarahkan pandangan ke adiknya sendiri. Mengapa adiknya selalu merepotkan orang saja?

Kakaknya mengangkat kedua alisnya dengan wajah yang hampir sedatar dinding, menunjukkan ekspresi bahwa ia sedang tidak ingin diganggu. Namun tetap saja, adiknya yang memiliki sifat menjengkelkan itu tidak acuh dengan wajah keruh sang kakak.

"Introduce yourself, Kak." Ucapan Christian membuat wajahnya semakin keruh. Dia menggeram kesal dalam hati. Bisakah sekali saja, adiknya tidak perlu menganggunya?

"Zavier," ucapnya dengan tangan yang dilipat di depan dada. Ia menatap Shella dengan wajah datar, tidak berniat mengulurkan tangannya seperti yang telah dilakukan oleh adiknya.

Christian mendelik tajam ke arah kakaknya, merasa kesal dengan kelakuannya. Dasar sombong.

Dengan senyuman tipis andalannya, Christian kembali menoleh ke arah Shella. Sebenarnya sekarang, ia ingin sekali mengoyak mulut kakaknya. But so poor, kekuatannya sangat tidak sebanding dengan Zavier.

"Ya, dia memang begitu kelakuannya. Sok tampan, sok keren, sok--" Ucapan Christian terhenti, tetapi bukan karena bekapan tangan. Melainkan tangan kanannya di tarik ke arah belakang oleh seseorang dengan paksa.

"Nice to meet you, girl."

Itulah ucapan terakhir yang dapat ditangkap oleh telinga Shella sebelum Christian ditarik jauh oleh Zavier.

Aneh. Itulah yang dirasakan oleh gadis itu terhadap dua lelaki tadi.

****

Seorang lelaki tengah berjalan cepat menuju ke arah parkiran, ditemani dengan adiknya yang terseok-seok mengikuti langkah kakinya.

"Come on, sebenarnya ada apa denganmu, Kak? Aku tahu itu adalah gadis kemarin yang---"

"Diam."

Zavier memotong ucapan adiknya dengan cepat. Bisakah adiknya diam dulu? Ia sudah tidak bisa menahan diri untuk segera menenggelamkan tubuh Christian ke dalam laut.

"Aku masih belum memaafkan kelakuanmu kemarin." Sorot mata Zavier yang tajam menembus tepat ke mata adiknya.

Mendengar hal itu, Christian mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ayolah, aku sudah minta maaf. Kenapa masih diingat lagi, Kak," protes Christian.

Zavier lantas memberhentikan langkahnya, membuat adiknya juga ikut berhenti berjalan.

"Jangan banyak alasan. Yang penting, keputusanku sudah tidak bisa diubah. Kau tidak boleh keluar dari rumah sebelum meminta izin dariku." Ucapan Zavier terdengar final dan tidak bisa dibantah.

Christian melebarkan matanya. Ini sangat tidak adil, bagaimana bisa kakaknya sendiri mengekang dan melarangnya untuk membuat hal-hal yang ia inginkan?

Oh my god.

Zavier kembali melangkahkan kakinya, meninggalkan Christian yang berdiri seperti orang tolol di sana.

Beberapa detik kemudian, Christian yang baru menyadari jika kakak durharkanya telah meninggalkan ia sendirian di sini, langsung berlari dan mengejar Zavier.

Tega sekali Zavier meninggalkan seorang pria tampan di sini.

"Ayolah, Kak. Kenapa kau jahat sekali sama adik sendiri," rengek Christian begitu matanya menangkap Zavier yang baru mau memasuki mobil. Sepertinya kakaknya memang benar-benar ingin meninggalkannya.

Zavier tidak menanggapi rengekan Christian yang tiada hentinya itu. Ia bergegas masuk ke dalam mobil yang juga diikuti adiknya yang masuk ke kursi penumpang.

"Jahat," ucap Christian cemberut.

Zavier memutar bola matanya sebelum melajukan mobilnya. Christian terlalu kekanak-kanakan.

To be continue....

Don't forget to vote and comment💙

5 January 2018

My Dangerous Boy✅ {TURNER SERIES #1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang