5. Dilema 2

3.8K 211 31
                                    

Menikahlah...
Jika ada pria yang datang kepadamu. Dia taat kepada Allah dan Agamanya baik. Terimalah...

🌹🌹🌹

Gadis yang bekerja di toko surlie backhouse merebahkan tubuhnya di tempat tidur berwarna pink bermotif bunga mawar. Mengistirahatkan tubuhnya yang sudah bekerja seharian. Suara ketukan pintu membuyar matanya yang beberapa detik lalu akan terlelap. Menjamah mimpi indah.

"Iya, Bunda?" Zava mengucek-ngucek matanya.

"Mau tidur, Nak?"

"Hehe ngga ko, Bun." Dustanya.

"Nak, Bunda mau ngasih tau. Besok ada seorang pria yang mau berkunjung ke rumah kita. Dia berniat ta'arufin kamu."

Mata yang sedari tadi menahan rasa kantuk terasa hilang begitu saja. Mendengar seorang pria yang ingin mengajaknya ta'aruf. Mata Zava membulat sempurna mendengar kabar dari Rahma.

"Emang siapa orangnya, Bun? Inih bunda ga bercanda kan?"

"Bunda juga belum tau orangnya. Ngapain juga bercanda." Rahma mencubit hidung anaknya yang mancung tingkat sedang.

"Tuh, bunda aja gatau gimana aku bisa yakin soal dia."

"Nak.." wanita paruh baya itu mengelus lembut pipi Zava. "Kamu sholat istikhoroh ya. Minta kemantapan hati kamu kepada sang Maha pemberi cinta."

Zava tersenyum mendengar penuturan kata-kata Rahma yang menyejukkan hatinya. Rahma adalah sosok bunda yang hebat. Pantaslah Akhlan mencintai bundanya karna ia mempunyai sifat kelembutan yang mampu menyihir hati seorang kaum adam.

***

Hari itu tiba, dimana ia sepulang kerja dan memakirkan motornya tepat di sebelah mobil tamu. Degupan jantungnya kian terasa. Ia mengucap bismillah berjalan ke pintu yang sudah terbuka.

Setelah mengucapkan salam, semua orang yang berada di ruang tamu berdiri. Menoleh ke arah Zava. Matanya terpaku melihat sosok pria bertubuh tinggi.

"Kamu?" Suara pertama yang ia lontarkan kepada pria itu.

Hatinya bergemuruh, bukan halnya merasakan cinta dalam dirinya tapi ada rasa keanehan yang menjalar di otaknya. Sosok pria yang baru ia kenal. Pria dingin mungkin tempat tinggalnya di kutub utara membuat sikapnya seperti itu.

Zava menunduk, berjalan menyusuri anak tangga. Berkeinginan menyendiri di ruang yang penuh kenyamanan.

"Loh, kamu mau kemana, Zav?" Rahma terkejut anaknya pulang tapi dia tidak menemani tamunya.

"Bunda.. Zava capek mau tidur."

"Nak, ga baik kamu berperilaku begitu kepada tamu kita. Kamu mandi terus temuin tamu itu ya." Zava membalas senyuman terpaksa.

Gadis itu lebih memilih menuruti perkataan bunda. Ketimbang dia membantah.
Setelah membersihkan badannya, ia menemui tamu yang membuatnya malas.

"Sinih, Nak." Rahma menyuruh Zava duduk di sebelahnya.

Aki menyenggol lengan Hizam untuk mengungkapkan niat baiknya kepada Zava.

"Bismillahirrohmanirrohim. Saya berniat berkunjung ke rumah bapak dan ibu ingin mengutarakan niat baik saya untuk mengajak anak bapak dan ibu..."

Mr Cold ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang