2. Makan Malam

5.7K 298 11
                                    

Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.

Q.S Az-Zariyat ayat 49
🌹🌹🌹

Zava terbangun untuk melaksanakan sholat qiyamul lail. Gadis itu beranjak dari tempat tidur dan segera mengambil air wudhu. Ia bentangkan sajadah. Bersiap untuk mencurahkan isi hatinya di hadapan Allah. Hingga salam, ia memanjatkan segala hajatnya.

"Aamiin ya rabbal 'alamiin." Ia lipat mukenah dan sajadah. Menyimpan di atas nakas.

Zava kembali ke tempat tidurnya. Ia menoleh ke jam weker di sampingnya. Ternyata masih pukul 03.30, merasa bingung melakukan apa, ia buka benda tipis persegi panjang. Tangannya mengeklik aplikasi instagram. Matanya tidak sengaja melihat akun yang bernama Hizam. Rasanya ia menganal pria itu. Zava mencoba mengingat dimana ia pernah bertemu pria tersebut.

Beberapa menit kemudian ia merasa ngantuk dan membiarkan matanya terpejam.

Pukul 06.30
Zava sudah berdandan rapi, tapi ia bingung. Hari pekannya di isi kegiatan apa. Terbesit di fikirannya, memilih untuk pergi ke gramedia. Zava melihat hafizh duduk bersantai di depan televisi.

"Dek." sapa Zava.

"Hmm." Hafizh masih sibuk menekan tombol remot. Mencari channel yang pas ditonton.

"Temenin Mbak nyari buku yuk." Zava menghampiri adiknya dan duduk di samping Hafizh.

"Males ah." Ia masih sibuk menekan tombol remot. Zava melirik tangan Hafizh dan mengambil remotnya.

"Ish dasar pengganggu!" Hafizh melirik ke arah Zava sinis.

"Ya makanya temenin, Mbak!" Hafizh menghela nafas. Mencoba bersabar.

"Iya-iya Hafizh temenin."

"Nah gitu dong. Ya, udah, ayok!" Zava menarik tangan Hafizh.

Kedua kakak beradik itu berpamitan kepada orang tuanya. Hafizh menyalakan mesin mobil, melaju meninggalkan pekarangan rumah. Di perjalanan mereka hanya terdiam. Hafizh yang fokus menyetir. Zava yang sibuk mengotak-ngatik handphonenya. Melihat gambar hijab syar'i bermacam-macam warna pastel.

"Dek, warna hijab ini bagus ga?" Zava menepuk lengan adiknya.

"Ngga," jawabnya. Pandangan Hafizh masih menatap jalanan.

"Iih, liat dulu." Rengek Zava. Akhirnya Hafizh menuruti kakaknya. Ia melirik sekilas, kembali menatap jalanan.

"Enggak suka."

"Ko nggak suka?"

"Aku kan cowo, nggak mungkin pake hijab."

"Hafiiiizzzhhhh!!!"

Hafizh terkekeh geli melihat kakaknya sangat kesal karna dirinya.

Sampai di gramedia, Zava meninggalkan Hafizh di parkiran. Ia marah sekaligus ngambek. Hafizh hanya menggeleng-geleng saat kakaknya berjalan mendahuluinya.

Mata Zava berbinar-binar melihat buku-buku yang terpampang rapih di rak. Ia tak sabar membeli buku-buku bergenre spiritual. Tak perlu lama-lama berdiri di pintu masuk. Matanya mencari-cari judul buku yang membuat ia jatuh cinta.

Mr Cold ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang