GAVAEL

4.5K 119 13
                                    

Siang ini , veli masih belum bangun, tepat pada pukul 1 siang, ya, dia tidur cukup lama, entah apa yang terjadi menjadikan veli malas untuk bangun, dia terbebani dengan pikiran - pikiran negatif.

Tok...tok...

" Gak dikunci kok, masuk aja" Aku sedikit berteriak dengan masih belum membuka mataku, pasti itu bang kavi.

Suara derap sepatu terdengar.

" LILI ASTAGA INI JAM BERAPA, KAMU KOK MASIH TIDURAN, GABAIK PRINCESS SIANG - SIANG MALES - MALESAN TIDUR!!" lah itukan suara ardian. Langsung kubuka mataku , aku melihat ardian berdiri disamping tempat tidurku, menatap tajam kearahku, dengan meletakkan tangannya di saku celananya, dan tangan kanannya memijit dahinya.

Aku hanya cengengesan dan mulai duduk dipinggiran kasur.

"Eh didi, kapan datengnya?" tanya Veli sambil menggaruk kepalanya, merasa bingung harus gimana.

" Dari kemarin " Ardi menjawab dengan dingin.

" Ih kamu kok marah sih, nanti gantengnya ilang lo" Veli mengedipkan salah satu matanya dengan genit.

" Gak kegoda, kamu jam segini masih molor aja" jawabnya dingin kembali.

" Ya maap, aku tadi lagi capek banget, kan aku juga butuh istirahat biar besok berangkat fresh hehe" jawab veli sambil cengengesan.

Padahal aku lagi males bangun karena aku takut kalau bangun aku akan terpikirkan oleh hal - hal yang buruk, hal - hal yang tidak kuinginkan, tentang gavael

" Dasar ya kamu, kamu punya ilmu apa sih, aku selalu gabisa marah sama kamu, bisanya kalau kesel pingin cubit pipi kamu kayak gini nih" Ardi mencubit kedua pipi veli, sampai veli kesakitan, saking gemesnya sama veli.

" Awwww, hik hik sakit tau di pipi aku, pipi aku kan mahal, ditoko gaada" mewek veli sambil mencabikkan mulutnya lucu.

" utututu tayang tayang, maap ya sini aku usap" Ardian mengusap kedua pipi veli dengan tersenyum ,dan sebaliknya. Mereka terbawa suasana  seperti dunia milik berdua. Dan mereka juga larut dalam pikiran masing - masing.

Senengnya bisa sama kamu terus, aku sangat takut kehilangan kamu, aku takut aku gabisa nemenin kamu lagi, aku takut kamu gabisa nerima aku dan memilih pergi . pikir Ardi

Aku sangat nyaman sama kamu di, aku gamau kamu pergi seperti dia, hatiku selalu bersamamu, aku akan terima kamu apa adanya, tapi aku takut di, aku gabisa tepatin janjiku yang hatiku tetap untukmu. Pikir Veli.

Mereka terbangun dari lamunan.

" Emm vel, aku kesini mau ajak kamu jalan bentaran ke mall mau? Aku mau beli jas buat acara kantor papa aku ,bisa temenin kan?" Ardi memulai membuka pembicaraan, yang sebelumnya sempat canggung beberapa menit.

" Bisa sih tapi mager banget di" veli kembali cengengesan gajelas. Ardi terkekeh melihat wajah polos veli.

" cewek itu gab.." ucapan Ardi terpotong karena veli langsung berjalan ke arah lemari besarnya dan masuk kekamar mandi untuk bersiap - siap.

MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang