1

2.5K 80 7
                                    

Senyum mu manis, apalagi jika itu untukku

-amanda-


***

"DIBERITAHUKAN KEPADA SELURUH PESERTA MOS AGAR SEGERA BERKUMPUL DI AULA, SEKARANG! DALAM HITUNGAN 10, YANG TERLAMBAT JALAN BEBEK!".

Tanpa menunggu waktu lama seluruh siswa siswi segera berlari ke lantai dua di mana aula terletak.

"gila banget dah tu senior kalau terlambat mau buat kita jalan bebek naik tangga, bisa encok nih pinggang"

"bisa diem nggak Manda ribut tau udah buruan naik"

"aduh temanku yang cantik, calon paskib, Ananda Shaqueena, kalau gue naik tangga desak-desakan terus gue jatuh gimana?" tanya manda yang dibalas tatapan jengah ananda.

"yah udah, ayok fa tinggalin aja nih satu bocah" belum sempat manda mencegah, mereka berdua sudah berlalu dari hadapan manda

"YAH TEMAN LAKNAT" teriak amanda kesal, menjadikan dirinya pusat perhatian seangkatannya. Untung aja mereka semua teman angkatan gue, coba kalau ada senior, mati berdiri gue. Amanda bersorak girang dalam hati sambil melangkahkan kakinya menaiki tangga untuk mencari dua temannya itu.

"3" teriak senior di loudspeaker untuk memberitahu bahwa sisa 2 detik lagi.

"2"

"mati gue, aduh cepetan dong"

"aduh lama banget sih"

"bisa jalan bebek gue"

"kak tambahin waktunya"

Itulah teriakan frustasi para adik kelas. Kasihan.

"1, yang masih di pintu tidak boleh masuk"

"tapi kak-" serempak Siswa-Siswi kelas 10

"nggak ada tapi-tapian, sekarang jalan bebek"

Amanda yang masuk dalam barisan jalan bebek tersebut hanya bisa mendengus pasrah, sementara kedua temannya melambaikan tangan dari dalam ruangan sambil cekikikan. Amanda mengepalkan tanggannya kearah Nanda dan Fatin seolah berkata awas ya lu berdua.

-----

Sekarang ini saatnya untuk semua murid baru istirahat. Manda, Ananda, dan Fatin memakan bekalnya di taman dekat masjid sekolah. Katanya mereka takut ke kantin yang dipenuhi senior, takut buat masalah karena bibir Amanda yang tidak bisa diam. Jadi, disinilah mereka sekarang bercerita, tertawa, dan mengumpat satu sama lain.

"Manda kalau bicara tuh yang pelan, nanti di dengar senior kan gaswat." Tegur Ananda yang membuat Nanda berhenti bercerita dan melihat kearahnya dengan tatapan tidak mengerti.

"apaansih Nanda nggak jelas banget." Ananda hanya mendengus pasrah mendengar nada sok polosnya manda, Fatin yang memang irit bicara hanya memutar bola matanya.

"Amanda Rafania mak-"

"iya Fatin cantik, kenapa?"

"gue tuh belum selesai ngomong udah lo potong aja, maksud Amanda itu gini-"

"udah nggak usah di jelasin fa, nggak bakal ngerti dia." Ananda dengan cepat menyela, malas meladeni Amanda yang punya otak lemot, tapi kadang-kadang pintar juga sih. Perlu di garis bawahi kadang-kadang, nggak sering, karena yang biasanya itu otak Amanda lemot minta di gesek.

Expect. [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang