Banyak waktu yang telah ku habiskan untuk menanti mu, namun duka yang kau bawa pulang
****
Ruangan itu terasa sepi. Hanya suara dentingan jam yang menghiasi kesunyian. Disana duduk seorang wanita bergamis tosca, yang setiap sepuluh detik mengarahkan pandangannya ke pintu utama.
Hafna Abdullah, wanita itu tak sabar menyambut kedatangan suaminya. Sudah hampir dua tahun sang suami pergi ke Kairo untuk melanjutkan pendidikan pasca sarjana. Dan dalam rentang dua tahun itu pula mereka hanya bertemu beberapa kali, itupun harus Hafna yang pergi kesana.
Hari ini penantian Hafna akan berakhir. Tepat hari ini seluruh rindu yang ia rasakan akan terbayarkan. Tak sabar rasanya Hafna berlari kepelukan sang suami dan menyalurkan segala rindu yang membuncah. Itu lah kenapa ia merasa gelisah menunggu di ruang tamu rumah mereka. Ia sangat berharap waktu cepat berlalu dan suaminya muncul dengan raut bahagia.Tok tok tok
"Assalamualaikum."
Bersamaan dengan ketukan di pintu, Hafna mendengar suara pria yang tak asing lagi baginya. Ia tahu pasti suara itu, suara suaminya. Ya Allah, ia Mengetahui tak dapat mengontrol diri untuk tidak tersenyum. Ia bahagia pada akhirnya pria penyempurna separuh agamanya tiba. Kalau boleh berteriak Hafna sudah pasti melakukan hal itu detik ini juga.
"Waalaikumsalam warahmatullah." jawab Hafna dengan semangat yang tak bisa dibendung seraya membukakan pintu.
Detik selanjutnya wajah Muhammad Gufran Al-fatih berdiri tepat dihadapnnya. Pria itu tersenyum manis. Senyum yang selalu Hafna rindukan.
"Mas Gufran. Alhamdulillah akhirnya mas sampai."
Hafna mengambil tangan sang suami untuk ia salami. Gufran tersenyum, namun senyum itu luntur saat teringat akan satu hal. Ia harus memperkenalkan seseorang yang saat ini tengah berdiri dibelakangnya pada Hafna.
"Na, ada yang ingin mas kenalin."
“Siapa?” tanya Hafna dengan kerutan didahi.
"Assalamualaikum." suara seorang wanita yang muncul dari balik tubuh Gufran mengalihkan atensinya.
"Waailaikumsalam warahmatullah. "
Hafna menjawab salam wanita berkerudung biru muda dihadapannya. Ada sedikit rasa was was di hati Hafna saat melihat wajah wanita ini . Entahlah, Hafna juga tidak mengerti akan perasaannya.
"Na, ini Syafa. I... istri ke dua mas."
Apa?!
Apa yang baru saja Hafna dengar? Ia membeku. Dunia nya serasa berputar detik itu juga. Sesak yang ia rasakan bertambah berkali-kali lipat. Ia bahkan lupa bagaiman caranya bernafas. Apa yang baru saja suaminya katakan? Istri kedua? Yang benar saja. Allah. Cobaan apa ini?
"Mas gak... gak bercanda kan?" tanya Hafna dengan terbata-bata, berharap Gufran berbohong. Pasti suaminya ini hanya mempermainkannya saja. Benar, Gufran hanya ingin memberikan kejutan.
"Mas gak bercanda Na, Syafa sekarang istri mas."
Suara Gufran gemetar mengatakan hal itu. Ia tahu hal ini sangat melukai hati Hafna. Ia tahu tak sepantasnya ia menikah lagi tanpa sepengetahuan Hafna. Tapi kala itu ia tak punya pilihan lain selain harus menikahi Syafa. Dia tidak bisa menolak meski dia ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
IKHLAS | Completed
Spiritual1st story #9 in spritual 18-04-2021 #90 in Indonesia 23-05-2021 #9 in Allah 25-05-2021 *** Ini tentang kesabaran disaat bisa menyerah Ini tentang bertahan disaat bisa pergi Ini tentang tiga hati dalam satu ikatan Cast : - Hafna Abdullah - Muhammad...