BAB 11

388 15 0
                                    

Tubuh ramping itu dihujani oleh ciuman-ciuman bergairah sementara tubuhnya terus tersentak-sentak ke atas karena pria yang berada di atas tubuhnya. Kepalanya mendongak ke atas dengan peluh yang membasahi keningnya. Matanya terpejam, mulutnya terbuka berbentuk huruf ‘O’ namun tidak bersuara, hanya nafasnya yang memburu dapa terdengar. Kedua tangannya memeluk punggung pria yang berada di atas tubuhnya—yang menindihnya—sampai kuku-kukunya tertancap di punggung yang berkeringat itu akibat rasa nikmat yang tidak bisa ia tahan sekarang. Pria itu terus memasukkan dirinya ke dalam tubuh wanita itu dalam ritme yang begitu cepat sampai-sampai wanita itu sekarang berteriak untuk berhenti.
           
“Kumohon, hentikan,” bisik wanita itu dengan pelan, bahkan suaranya hampir menangis. Namun pria itu tidak menghentikan dorongan pinggulnya pada tubuh wanita itu. “Kau membunuhku,”
           
“Itu tujuanku,” erang pria itu tidak mempedulikan apa yang dirasakan oleh wanita itu karena sebentar lagi ia akan mencapai pelepasannya. Wanita itu menangis kenikmatan atas apa yang pria itu lakukan padanya. “Sialan, kau sangat panas, Elanie,”
           
“Kumohon, Justin,” bisik wanita itu terisak. Darah yang mengalir di tubuhnya sekarang mendidih untuk sementara akibat panas yang diberikan oleh sentuhan fisik dari pria di hadapannya, sebentar lagi ia akan meledak. Sekarang seluruh rangsangan yang diberikan berpusat pada bagian bawahnya, semuanya seolah-olah berkumpul di sana dan seluruh rangsangan itu sudah tak dapat ditampung lagi. Wanita itu menggigit telinga pria yang memberikan kenikmatan itu ketika ia mendapatkan pelepasan yang luar biasa malam itu. Pinggulnya tak bisa diam, kakinya menegang memeluk pinggang pria itu sampai pria itu terpaksa harus ikut mengerang.
           
“Elanie, demi Tuhan,” erang pria itu mendapatkan pelepasannya. Baru kali ini Elanie merasakan hal yang begitu nikmat. Maksudnya, senikmat ini. Dan darimana pria di atas tubuhnya bisa cepat mempelajari hal-hal seperti ini? Sungguh, ini sulit dipercaya. Tubuhnya masih menggeliat-geliat di bawah tubuh Justin lalu berhenti begitu saja. Ia merasa tulang-tulang tubuhnya terputus-putus sekarang, dagingnya melembek, kulitnya juga terasa sangat lembek. Astaga, apa yang terjadi pada dirinya? Hubungan badan mereka sebelumnya tidak senikmat ini. Tetapi sekarang, setelah jilatan yang diberikan oleh suaminya sebelum mereka menyatukan tubuh, ia sudah mendapat dua pelepasan yang sama luar biasanya. Apa sekarang ia tidak dapat bertemu dengan Justin yang polos lagi?
           
“Luar biasa, Elanie,” bisik Justin bangkit dari tubuh Elanie. Dengan terpaksa, Elanie membuka matanya untuk melihat Justin yang telanjang bulat berjalan menuju kamar mandi sambil tangan kanannya mengucek-kucek mata. Justin kelihatan sangat lelah, tubuhnya berkeringat dan rambutnya basah akibat keringatnya. Tentu saja, Justin telah melakukan pemanasan yang memang panas dan bagian utama yang terasa seperti di neraka. Pagi yang seharusnya terasa sejuk, sekarang terasa sangat panas. Ia harus mandi dua kali. Pintu kamar mandi yang awalnya tertutup, tiba-tiba saja terbuka. Kepala Justin-lah yang keluar lebih dulu, ia menutupi tubuh telanjangnya dengan pintu, sungguh lucu ketika mereka berdua tahu kalau tubuh Justin atau pun Elanie pernah telanjang saat mata mereka berdua juga terbuka dan melihat tubuh satu sama lain.
           
“Mau mandi bersamaku? A-aku tahu, kau sudah mandi, tapi kurasa setelah kita… kau tahulah, kurasa kau butuh mandi. Aku yang akan menggosok punggungmu,”
        
“Kau bisa menggosok tubuhku di bagian mana pun, Justin,” goda Elanie bangkit dari tempat tidur dengan keadaan tubuh tanpa busana. Mata Justin melihat dari atas hingga bawah, terutama pada bagian bawah yang luar biasa seksi. Berbentuk segitiga, yang baru saja ia jilat tadi, dan sekarang terlihat sangat…mungil. Justin sempat bingung mengapa kelaminnya bisa masuk ke dalam tubuh Elanie namun Elanie tidak kesakitan—atau selama ini Elanie merasa kesakitan? Well, mereka berdua sama-sama berteriak tiap kali tubuh mereka bersatu. Namun Justin tidak merasa kesakitan, ia merasa nikmat yang ia ekspresikan melalui erangan dan teriakannya. Tetapi, bagaimana dengan Elanie? Justin berusaha untuk membuang segala pikiran negatif yang hinggap di otaknya.
           
“Apa?” Tanya Elanie dengan senyum malu-malu, ia sudah berada di hadapan Justin. Tubuhnya sama-sama berkeringat seperti Justin. Tidak mengatakan apa-apa, Justin melebarkan pintu kamar mandi agar Elanie dapat masuk. “Terima kasih, Mr.Bieber,”
           
“Kembali, Mrs. Seksi.” Puji Justin yang membuat pipi Elanie memerah begitu saja. Sesaat Elanie merasakan dilema. Mengapa suaminya menjadi seperti ini? Bukan Elanie tidak menginginkan Justin jadi hebat di ranjang, tetapi sifat Justin yang polos pasti akan menghilang seiring berjalannya waktu. Justin bukanlah pria yang bodoh, ia cerdas. Daya ingatnya cukup tinggi, hal yang membuat ia bodoh selama ini adalah karena ia tidak pernah diajarkan cara bersosialisme dengan orang lain, tidak diajarkan mana yang harus diikuti dan tidak, karena Justin terperangkap di rumahnya hanya untuk mempelajari bagaimana caranya berbisnis. Dan lihat saja permainan Justin di ranjang 10 menit yang lalu itu. Itu bukan Justin. Itu adalah Justin yang sekarang hebat di ranjang. Justin yang sekarang tahu bagaimana caranya menjadi nakal. Elanie tentu saja akan merindukan tiap tangisan yang Justin keluhkan padanya tiap kali Justin mencoba hal-hal baru.
           
Sekarang, seks bukanlah sesuatu yang Justin takuti. Tetapi ada hal baru yang menanti Justin yang akan menakuti Justin dikemudian hari, dan kembali, Elanie harus bersabar. Untuk yang entah ke berapa kalinya.

Pure Love || Herren Jerk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang