“Ehh za, ada apa lu kesini? Untung gak sendirian, sendirian dah gua jadiin sate lu.” Kataku becanda model ngancem seperti biasanya kalau ngomong ke dia.
“Hahaha, santai kalik liyy ah. Gua juga sebenarnya gak mau and gua juga banyak kerjaan dirumah kalik, teman sekelompok gua juga pada dirumah noh, berhubung dia nyuruh gua ngantar dia ke rumah lu aja sebabnya gua kesini*sambil menunjuk teman yang duduk disampingnya.”
“Ohh gitu, mau ngapain dia kesini?” Tanyaku dengan suara berbisik pada eza dan dibumbui sedikit tendangan kecil kaki ku ke kakinya, meski suara pelan namun kurasa tetap terdengar oleh teman sebangku gua itu yang datang bersama eza.
“Ehh lu mah, gua malas debat sama lu hari ini. Capek tahu, debat di kampus debat dirumah, lain kali aja debatnya.” Jawab eza mulai kesal tapi ketawa juga
“Iya-iya.” Kataku mengakui kesalahan*nunduk bersalah tapi sambil nyengir, haha
“Ya gitu kek, jadi ini TEMAN SEBANGKU LU (*sengaja diperjelas dan dipertegas oleh eza, sikap jailnya emang) namanya Adi dan dia bela-belain kesini tanpa ngeruwetin kamu dengan ngehubungin via handphone, untung ketemu dengan gua yang lagi kebetulan cari kertas folio di luar buat konsep ni tugas.” Cerita eza panjang lebar sampai rumah gua gak cukup
“Ohh jadi gituu, hehe” muka ku menghadap eza sambil senyum nyengir ketawa dengan tampang tak berdosa.
“Ahh sok manis tahulah wajahmu tu liyy, walaupun iya sih. Haha”“Ehemm,” suara batuknya adi yang sepertinya disengaja mungkin karena sedari tadi dicuekin terus.
“Yasudah liyy aku pamit. Di aku duluan, mampir main-main kerumah kapan-kapan ya, dekat dari sini kok rumah gua.” Pamit eza
“Lahh kok pamit?” Kata gua nyerobot omongannya yang belum sempat dijawab adi.
“Iyee lah, teman sebangku gua (*rama) kan juga butuh gua. Kasihan tu ditinggalin di rumah gua sendirian tadi, abisnya gua pamit cari kertas jadi melipir kesini dulu sih.”
“Hahaha,” tawaku
“Duluan di, jangan lupa mampir,” lanjutan pamitnya eza ke adi.
“Oke brother aman aja,” jawab adi.
“Jangan pergi bangg,” kata gua ngalay ke eza, sebab dia sudah kuanggap seperti abang bagi gua.
“Lahhh lahh ni bocah kalau gua niat main kesini aja di usir-usir, giliran gua gak niat kesini aja di tahan-tahan. Dasar lu” eza mulai kesel lagi akibat lebay gua.
“Wahahaha, iya dah bang sana lu pulang. Hati-hati di jalan nyoh” suruhku
“yaAllah, sudah kayak rumah beda jauh aja ni bocah. Cuma lima langkah aja ribut lo.”“Wakwak, iya-iya dah. Tunggu bentar za, mama tadi kayaknya nyiapin makanan buat mama kamu” kataku melihat mama dari dapur membawakan rantang seperti biasa
“Iya, itu sih liy mama kamu” kata eza melihat mamaku juga.
“Ini za buat mama kamu.” Kata mama kasih rantang itu ke eza.
“Ohh iya bu, terimakasih banyak ya. Saya pamit pulang, assalamualaikum.”
“Iya za sama-sama. Waalaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh.”“Hem, ni namanya adi yaa tadi nak?” tanya mama pada teman sebangku ku itu
“Iya bu, saya izin tetap disini bu buat ngerjakan tugas dengan liya.”
Hem pikirku kemudian mengalir “rasa-rasanya tadi kayak sudah akrab banget, tapi kok sekarang kayak agak kaku gini gara-gara ada aku.”
“Ehh liya!” Mama mengagetkan lamunanku
“ii.. iya maa, kenapa?”
“Iya itu temanya jangan dicuekin.”
“Iya maa” jawabku
“Yasudah ibu tinggal dulu ya adi, kerjakan yang benar. Liya nanti ambil snack di belakang, sama minumannya di kulkas buat kalian. Mama tinggal dulu liya.”
“Iya bu, iya maa.” Jawab adi dan aku.
Eza sudah pulang. Mama juga meninggalkan aku dan adi sendiri di ruang tengah. Suasana tiba-tiba hening. Tak ada yang bersuara. Adi terfokus pada alat yang sudah disiapkannya di atas meja untuk mengerjakan tugas dan aku menatapnya tanpa sadar dalam lamunan.Penyuka tenang merindu bayang
Pelukis sajak kasih sayang
Acapkali yang sedih terbayang
Seringkali luka yang datang
Walau aku dihujam hujan batu di jantungku
Meski hati tak lagi menentu
Namun bukan senyap apalagi bungkam
Hadirlah kembali sosok sang silam
Jangan menjelma si kelam“Liyy, bantu cari bahan buat di konsep ya.”
..Tak ada jawaban..
“Liyy?” Adi menengok dan berhasil mengagetkanku
“Hah? kenapa di?” Tanyaku cepat sebelum adi mencurigaiku.
“Ini bantu cari bahan untuk di konsep. Kamu kenapa? Kamu sakit kah, kok sampai kurang fokus gitu?”
“Ehh, enggak kok aku gapapa. Aku ke belakang dulu ya ambil cemilan buat kamu, buat aku juga sih. Haha”
“Haha, dasar cewe aneh.” Kata adiAku pun menuju kamar mandi, membasuh wajah dan menatap kaca.
Gua kenapa sih? Tanyaku pada diri sendiri, akibat heran kelakuan menatap adi tadi.“Liyaa?” Suara papa dari luar kamar mandi
“Apa pa?” sahutku dari dalam
“Kamu ngapain? Papa mau mandi, cepetan geh.”
“Kamar mandi yang di kamar papa kenapa? Kok mandi di belakang?” Kataku sambil keluar dari kamar mandi
“Mati air di dalam liya.” Jawab papa
“Ohh iya pa, sudah kok. Aku Cuma cuci wajah.”
“Lama betul basuh wajah, itu teman kamu nungguin.”
Oh iya deh adi, jadi lupa kan.” Iya-iya pa” jawabku pada papaAku segera mengambil cemilan dan air minum, kemudian menuju ke ruang tengah, dimana adi disana.
“Ini di, silahkan dimakan dulu atau minum-minum dulu.”
“Iya liy.” Sambil mengambil segelas air dan minum
…
Kemudian kami mengerjakan tugas, kali ini tanpa melamun lagi hehe2 jam kemudian..
“Sudah kan?! Gini saja kok,” kata adi sambil memasukkan barang-barangnya kembali ke dalam tas
“Hehe, iya deh. Terimakasih banyak ya di, sudah kesini segala buat ngerjain ini.” KatakuTugas sesulit itu entah mengapa jadi mudah banget ketika ngerjakan dengan adi. Bahkan aku yang biasanya unggul dalam mengerjakan tugas disaat ini seperti sedang mendapat kawan sejenis saingan, haha seperti apa itu? Oke, bayangin sendiri ya.
“Aku pamit pulang ya liy, salam buat papa mama.”
“Hah? salam buat papa mama?” tanyaku memastikan
“Iyaa, salamin saja. Kayaknya sibuk banget soalnya sedari tadi kita ngerjakan tugas mereka tidak muncul sama sekali.”
“Ohh iya benar juga, yasudah hati-hati.” Meski perasaanku bilang kalau yang dia maksud itu adalah salam yang merujuk ke lainnya,tapi ahh sudahlah.Aku mengantarnya sampai depan pintu rumah
Dan sebelum itu ia bicara padaku “emhh, liyy”
“Ada apa? Ada yang ketinggalan?” Sahutku sedikit spontan akibat sedikit melamun
“Tidak liy, jangan keseringan melamun. Aku minta nomor handphone kamu ya. Kalau gak boleh juga gapapa kok.”
Emh, yasudah catat ya “blablablabla*gua ngasih tahu nomor handphone gua”
“Sudah, aku pamit. Assalamualaikum”
“Waalaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh.”Aku masuk ke dalam rumah setelah adi pulang dengan motor besarnya itu, membereskan semua bekas mengerjakan tugas tadi kemudian menuju kamar dan terdiam mengingat hari ini.
Hari sudah petang
Disana terletak tantangan
Apakah kau yakin kau menang
Mari kita lihat hasil perjuangan

KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOST MEMORY PUZZLE
Novela JuvenilRindu bertemu, hanya dalam ingatan Tak pasti benar dirasakan Tak masuk logika dengan wajar Namun ia hanya perempuan yang tetap mencari potongan memorinya Berusaha menemukan dalam luasnya lautan Melihat lelaki yang entah siapa Tak pernah ditemukan da...