#1

1.3K 64 2
                                    

Devano Al Gibrani.
Cowo asli Indonesia yang super ganteng tapi jarang bicara. Bicara hanya seperlunya, itu pun yang menurut dia penting. Tidak pernah punya pacar selama 17th dia hidup di dunia. Dekat dengan seorang perempuan pun tak pernah. Seperti anti dengan perempuan, namun dia sehat tidak gay sama sekali. Menurutnya, masih belum pantas berpacaran untuk saat ini.

Apa mungkin keputusannya untuk tidak berpacaran akan dia laksanakan setelah bertemu dengan seorang perempuan yang menurutnya unik?

"Dev!" Panggil seorang cowo yang sepantaran dengan Devano, ketampanannya juga sudah di pastikan bikin cewe yang melihatnya akan terkesima. Ya, dia adalah teman sekaligus sahabatnya Devano. Dia, Kenno. Jauh berbeda dengan Devano, Kenno sangatlah bawel, dan jahil.

Tak menjawab panggilan dari Kenno, namun hanya menoleh ke arah Kenno dengan tatapan datar dan dingin.

"Biasa aja kali," seakan paham dengan perilaku sahabatnya itu Kenno langsung bercerita. "Lo tau gak sih ada cewe cantik, tapi sifatnya sama kayak lo. Jarang ngomong gitu. Tapi mendingan dia deh dari pada lo yang gak pernah ngomong panjang kali lebar gitu. Udah kayak bisu deh hehehe" cengiran Kenno pun tampak tak berdosa setelah mengucapkan sesuatu di akhir kalimat.

Devano yang mendengarkan pun hanya menaikkan alisnya tanda bertanya lagi. Dan Kenno kembali bercerita tentang cewe dingin itu.

"Gue gak tau sih namanya siapa, tapi dia itu seangkatan sama kita. Kalau gak salah sih dia XI-IPA 2 deh." Paham dengan sifat sahabatnya yang gak pernah bicara itu pun, tetapi paham akan bahasa tubuh Devano yang masih ingin mendengarkan Kenno bercerita.

"Iya cantik pake banget malah. Lo tau gak kakak kelas kita yang namanya Luthfi itu? Yang ganteng banget itu, ya walaupun masih gantengan gue sih kemana-mana hehe," Devano pun hanya menatap datar dan Kenno pun kembali cerita. "Iya deh lo juga ganteng. Gue sih denger gosip dari cabe-cabean sekolah kita, katanya tuh kak Luthfi suka sama cewe dingin itu udah lama, tapi kak Luthfi belum mau ngungkapin perasaannya. Aneh ya? Takut di tolak kali geh ya? Haha" Kenno pun tertawa membayangkan bagaimana muka kakak kelasnya itu yang ganteng di tolak sama cewe dingin.

Tak lama pesananan minum mereka pun datang. Ya, mereka ada di cafe yang tak jauh dari sekolah mereka, sekolah Garuda. Sekolah yang cukup elite, dan gudangnya cogan dan cecan.

"Makasih mba cantik," aksi jahilnya Kenno berakhir dengan mendapatkan tatapan tajam Devano. Dan writers itu terlihat memerah pada bagian pipinya. Isitlahnya tuh ya baper dengan ucapannya Kenno.

"Kan gue cuma bilang makasih kali," ucap Kenno dengan sedikit datar.

Sunyi, itu lah yang terjadi diantara dua cogan ini. Devano sedang asik dengan game-nya, dan Kenno pun sedang sibuk dengan ponselnya sambil meng-scroll instagram miliknya. Nasib jomblo, tak ada yang ngechat ya gitu.

"Gue telpon mereka deh, serasa sendiri gua kalau pergi sama lo mah," Kenno pun langsung menelpon salah satu temannya.

"Hallo bro,"

"..."

"Tempat biasa," seakan paham dengan ucapan Kenno, yang di telpon pun tak banyak tanya.

"..."

"Oke cepetan ya, garing gue di sini." Setelah selesai, Kenno pun langsung menaruh kembali ponselnya dan meminum pesanan yang tadi mereka pesan.

Sebenarnya bukan cuma Kenno sahabatnya Devano. Masih ada Kahfi, Rendi, dan Jio.

Diantara mereka yang tak banyak omong adalah Devano. Sementara yang lainnya? Mereka cowo yang tak kalah rempongnya dari seorang cewe.

Setelah menunggu cukup lama, teman-temannya Devano pun datang. Yaitu Kahfi, Rendi, dan Jio. Baru saja mereka memasuki pintu cafe, para pengunjung yang rata-rata cewe pun pada menoleh dan menatap dengan tatapan kagum.

KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang