Hai. Mm, apa kabar? Hehe😂
Apa kamu kecewa setelah membuka pesan ini, dan ternyata itu dariku? Apa kamu sekarang tiba-tiba saja merasa kesal? Apa kamu sekarang sedang mencoba menghapus pesanku langsung tanpa ada niat untuk membalasnya? Apa lagi-lagi kamu merasa terusik?Maaf. Maafkan aku.
Aku hanya ingin tahu bagaimana kabarmu. Iya, aku tahu. Kamu pasti baik-baik saja disana bukan? Jauh dari jangkauanku merupakan salah satu impianmu. Aku bersyukur untuk itu, kamu berhasil mewujudkannya.
Hai. Mm, apa kabar? Hehe😂
Apa kamu sedang mengutukku sekarang? Karena tak ada balasan, aku mengirimkan lagi pesan yang sama. Kamu mengetik beberapa kata, dihapus lagi, mengetik lagi. Sampai akhirnya kamu urungkan. 'tak penting' mungkin itulah kata hatimu.Kemudian meletakkan kembali ponselmu di atas meja, tentu saja setelah kamu menghapus pesanku terlebih dahulu. Lalu sekarang kamu kembali melanjutkan aktivitasmu. Mungkin saat ini kamu sedang membaca buku. Apa masih karya Boy Candra yang menjadi bacaanmu? Atau kau sudah mendapatkan penulis favoritmu yang baru?. Entahlah. Atau mungkin sekarang kau sedang berbincang-bincang dengan temanmu? Lagi-lagi aku selalu menjadi pengganggu bagi hidupmu, bukan?
Maaf. Maafkan aku.
Aku hanya sedang rindu. Apa kau juga merindukanku? Iya, aku tahu. Kau tak mungkin sudi untuk menyimpan rindu kepadaku.
Hai. Mm, apa kabar? Hehe😂
Kini kamu merasa jengah. Rahangmu mengeras. Kamu menutup mata sejenak, sedang menahan emosi? Haha, tentu saja. Dan lagi kamu tak menggubris pesanku. Kamu muak, caci maki terlontar dari dalam hatimu. Kamu mulai mengumpat. Semuanya. Kamu mengatakan semuanya di dalam hatimu, tentu saja. Karena kamu enggan membalas pesan singkatku. Lagi-lagi aku semakin menambah sakit hatimu. Tingkahku membuatmu semakin tak menyukaiku.Maaf. Maafkan aku.
Aku hanya benar-benar ingin menyapamu. Seperti dulu saat aku bertemu kamu, dan gagu. Saat ini pun begitu, karena itu aku hanya berani lewat pesan singkat ini. Aku ingin menghubungimu, mendengarkan suaramu tapi pada saat yang sama aku tak sanggup. Aku takut rasaku bangkit lagi, cintaku tumbuh lagi. Aku tahu, kau pasti akan mengangkatnya. Kemudian memberikanku sumpah serapahmu. Aku membencimu, aku membencimu setengah mati. Aku bahkan tak ingin melihatmu lagi, jujur aku ingin menghakimimu. Mengapa makhluk sepertimu bisa kubenci dan kucintai secara bersamaan? Bodoh. Yang kau lakukan hanya memakiku, aku marah. Tapi aku tetap saja mencari-carimu.
Hai. Mm, apa kabar? Hehe😂
Akhirnya kau mulai mengetikkan beberapa kata, kata yang sedari tadi melayang-layang dipikiranmu. Kamu buat aku muak, anjing. Aku ilfeel, berhenti hubungi aku. Jangan buat aku benci sama kamu. Sok kirim emot ketawa lagi. Kamu pikir lucu? Hah? Sadar diri! Dasar bocah.Kira-kira seperti itulah balasan yang kau kirimkan kepadaku. Dan aku hanya tersenyum, senyum menahan sakit.
Apa kau pikir aku benar-benar tertawa saat mengirimkan pesan itu? Tentu saja tidak. Aku menitikkan air mata saat mengirimkannya. Klise memang, tapi karena rindu aku terpaksa mengirimimu pesan itu. Hanya sekadar berbasa-basi. Bahkan, cacianmu mengurangi sedikit rinduku. Dadaku terasa sesak saat ini, tapi rinduku jauh menyesakkan tanpa sapaanmu.
Maaf. Maafkan aku.
Aku yang tak tahu malu ini,Aku hanya,
Aku,,
Ini...
Mm, aku hanya ingin bilang. Tidak. Maksudku mengingatkan. Iya, aku tahu. Kamu bahkan sudah melupakannya sejak 1 tahun yang lalu.
Tapi aku hanya ingin mengatakan, ini hari kita. Tanggal 2 yang sempat kita cicip dengan bahagia. Tanggal 2 yang membuat kita semakin terluka. Tanggal 2 yang ternyata penghantar derita.
Segala luka, duka dan kecewa terjadi karena tanggal ini.Aku ingin merayakannya. Tapi kamu tidak. Aku ingin mengenangnya. Tapi kamu enggan.
Hatiku kembali patah mengingat hari ini, mengingat tanggal ini. Tanggal yang kufavoritkan. Maksudku (pernah) kita favoritkan. Tanggal ini pernah menjadi hari istimewa kita.Lain kali,
Di lain waktu nanti
Bila kita bertemu,
Atau bila kau sudi mengenalku lagi, menjadi temanku setidaknya.
Tolong, temani aku. Temani aku patah hati, dihari ini. Hari kita. Hari kita terluka.Hari ini, 2 Januari 2018
Diketik dalam keadaan patah (lagi) pukul 2.28 PM.
![](https://img.wattpad.com/cover/133158649-288-k681207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary
RomanceHanya curhatan belaka. Sebuah wadah yang kujadikan sebagai ajang menumpahkan segala gundah dan gelisah. Tentang resah. Tentang hati yang (masih) basah. Karena luka. Karena kecewa. Karena rasa yang (masih saja) ada. Dan aku tak mau menyebutnya sebaga...