Hanya curhatan belaka. Sebuah wadah yang kujadikan sebagai ajang menumpahkan segala gundah dan gelisah. Tentang resah. Tentang hati yang (masih) basah. Karena luka. Karena kecewa. Karena rasa yang (masih saja) ada. Dan aku tak mau menyebutnya sebaga...
Well, balik lagi dengan cerita tentang aku di masa lalu. Pada kejadian sekitar 2-3 tahun ke belakang.
Setelah dipikir-pikir sebenarnya aku tidak selingkuh sama sekali. Kenapa? Karena sebelum menjalani hubungan jarak jauh dengan si Bulan, kita pernah memproklamasikan sebuah janji 😂😂.
Jadi dulu sebelum hendak merantau, aku pernah bilang
"Selama gak ada aku, kamu ajakin Cadis aja jalan-jalan. Pacarin dia tuh sekalian, gapapa. Tapi jangan sama cewek lain" sambil meluk dia di atas motor waktu kita lagi jalan-jalan.
Dia mengiyakan, dan aku meragukan. Wkwk 😂
"Inget ya janji kita, kalau salah satu dari kita selingkuh berarti secara otomatis kita putus" kataku yang sedang tiduran di kamarnya, sementara dia sibuk dengan kerjaannya.
"Iya sayang, aku sayang kamu. Aku gak akan selingkuh" balasnya. Well, bullshit, rayt? :/
Aku percaya sama Bulan. Sampai akhirnya terdengarlah kabar dia pacaran sama teman kelasnya itu.
Awalnya, udah langsung aku putusin. Tapi kan masih sayang masa-___-
Akhirnya aku minta dia buat milih antara aku dan si teman kelasnya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia ngetweet itu tidak lama setelah aku tahu hubungan mereka. Okelah, aku percaya. Kita balikan lagi. (btw, mereka sbnarnya pacaran sudah 2 minggu) :/
Dan ternyata tidak hanya berhenti di situ. Lagi, dia pacaran dengan orang lain. Dengan si Matahari itu. (Nah, yang ini aku gatau sama sekali, entah sudah berapa lama).
Mulai dari situ lah, aku tidak pernah lagi menghubungi dia duluan. Dia cuma sesekali meneleponku. (cukup tau).
Aku jadianlah sama si Bunga, kuceritakan semuanya. Baik tentang janji yang aku buat dengan Bulan dahulu, maupun tentang pacar-pacarnya si Bulan.
Namun itu tidak cukup, Bunga butuh ungkapan 'putus' secara langsung.
Ketika kembali ke kotaku, aku sempat memutuskannya secara langsung tanpa Bunga tahu. Tapi, perlakuan Bulan masih tidak berubah. Masih sama (seperti yang sudah kuceritakan di chapter sebelumnya).
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Well, dia nulis itu setelah kejadian di chapter sebelum ini. Dia pikir aku kembali padanya. Padahal tidak sama sekali.
Jelas sekali bahwa dia sudah memiliki yang lain, lalu apalagi yang ia harapkan dariku?
*** Kala itu, Bunga sedang berkumpul dengan teman-temannya di tempat karaoke, Pelangi namanya. Kebetulan Bulan menjemputku, mengajakku jalan-jalan.
"Yank, Bulan ngajakin keluar"
"Keluar aja, kalo bisa dateng ke sini ya" kata Bunga.
Ketika aku keluar bersama Bulan, kuajaklah ia ke tempat Bunga. Bisa dibilang saat itu adalah kali pertama kita ke tempat karaoke.
Lucunya adalah kami berdua enggan turun dari motor. Malu sekali mau masuk, haha.
Akhirnya, Bunga keluar menemui kami. Lalu memesankan ruangan untuk kami dan Bulan membayarnya.
Hanya aku dan Bulan yang ada di ruangan itu, si Bunga kembali ke ruangan di sebelahnya-tempat teman-temannya berkumpul.
Kami memilih beberapa lagu, Bunga masuk lagi. Ia duduk di samping kananku, sedang Bulan di samping kiriku berhadapan langsung dengan pc dan sedang fokus memilih lagu yang hendak ia nyanyikan nantinya.
"Sam Smith dong, yangI'm not the only one" Bunga setengah berteriak, karena suara musik yang sedang terputar cukup keras.
Setelah itu, Bunga langsung mengambil mic dan mulai menyanyikan lagu pilihannya. Sebuah lagu yang benar-benar sangat menyindirku.
Btw, lagu itu baru kali pertama aku dengar. Juga baru pertama melihat video clipnya yang mengandung beberapa adegan cukup 'wow' menurutku.
Aku yang sedikit banyak mengerti bahasa Inggris, cukup merasa tersindir. Sementara Bulan masih mencari lagu untuk ia nyanyikan. Maklumlah, kami tidak biasa seperti ini.
Setelah lagu sindiran itu selesai, Bunga turut memilih lagu lagi dan. . . .
'Cup' . .
Ia mencium pipiku.
Gilak.
Dia menciumku, padahal Bulan tepat berada di sampingku. Saat itu juga aku langsung menegang. Terkejut. Lalu menoleh kearahnya seolah bertanya 'Kamu apa-apaan sih?'
Tapi dia tak mempedulikan tatapanku. Dia hanya menggenggam tanganku, dan berpura-pura fokus memilih lagu bersama Bulan.
Aku hanya diam saja. Mencoba memahami situasi yang sedang terjadi, kemudian balas menggenggam tangan si Bunga.
***
Bulan tahu berpacaran dengan Bunga. Dulu dia sempat melihat isi pesanku dengan si Bunga.
Kami bahkan pernah bertemu, semacam double date. Aku bersama Bunga, dan Bulan dengan Matahari.
Mereka sempat berbicara secara pribadi. Bunga bilang dia hanya mengutarakan bagaimana perasaannya kepadaku, dia meminta Bulan untuk benar-benar melepasku.
Bulan hanya mengiyakan. Dia tidak benar-benar melepasku.
Bahkan, dulu sewaktu Bunga pulang sekolah dia langsung ke rumahku. Saat hendak pulang, Bulan datang tanpa ada janji terlebih dahulu.
Dia lagi-lagi mengajakku keluar, ya aku sudah siap memang. Karena sebenarnya aku hendak keluar bersama Bunga.
Tapi itu terjadi begitu saja. Bunga marah dan dengan sangat terpaksa mengizinkan aku keluar bersama Bulan.
Awalnya aku menolak, tapi saat itu ada mama. Akan sangat aneh bila aku tidak jadi keluar, bukan kebiasaanku sama sekali. Apalagi mama sudah sangat mengenal Bulan.
Itulah yang buat Bunga seringkali merasa cemburu, merasa sakit hati, merasa seolah-olah tidak pernah aku pilih.
Karena aku masih saja dekat dengan Bulan.
Oleh sebab itu, dulu aku pernah mengakhiri hubungan kami. Aku tidak ingin terus menerus menyakitinya dengan caraku yang seperti ini. Dengan aku yang sulit untuk bisa benar-benar mengabaikan Bulan. Terlebih karena orang-orang di sekitarku telah sangat mengenal bagaimana dekatnya aku dan Bulan.
Aku pernah menceritakan ini di chapter sebelumnya juga. Kami putus, kemudian balikan lagi, dan akhirnya benar-benar putus pada pada awal September 2016 lalu. . . . . . . . . . . . . Setelah putus gimana? -Ternyata, makin ambigu. Dengan kelabilan kami masing-masing.
Jadi, alurnya tuh kayak gini Putus-balikan-putus-bertengkar-baikan-marahan lagi-baikan lagi.