10

9.4K 563 5
                                    

" Jangan remehkan si single, karena bisa jadi hari ini statusnya masih single tapi besok tiba-tiba sudah menikah "
^_^

" Assalamualaikum kakak ipar " Layya memelukku dan mencium kedua pipiku.

" Kamu membuat pipi calon kakak iparmu memerah dengan panggilan itu Layya " Akhy Hamas mendekat kearah kami dan duduk dikursi samping Layya duduk.

" Kalau pipinya memerah memangnya kenapa, bukannya kemarin abang bilang suka sama wanita yang wajahnya kemerah-merahan? " Aku membulatkan mata menatap Layya.

" Beneran kakak ipar... Kemarin abang Hamas bilang ke aku, katanya kakak kalau sedang malu wajahnya kemerah-merahan dan abang sangat suka itu. Mengingatkannya tentang cerita bunda Aisyah dan Rasullullah. iya kan bang, kemarin abang bilang suka lihat pipi kak Qilla? " Aku rasa semburat merah diwajahku semakin bertambah, dan rasa memanas merayap sampai ke ubun-ubun.

" Ehem... Dik Qilla sudah lama menunggu? " Akhy Hamas sepertinya ingin memutus kecanggungan yang kami rasakan.

" Belum lama akhy... " Aku menarik kedua ujung bibir.

" Kok masih Akhy sih kak, panggilnya yang kekinian donk! Abi-umi atau papa-mama.... Atau ayah-bunda" Layya mengetuk-ngetuk bagian samping kepalanya dengan telunjuk dan mata diarahkan keatas, seolah sedang berpikir keras

" atau... Cinta-Sayang! Keren kan? " Ucap Layya sambil menaikkan dahinya beberapa kali seakan bangga dengan ide konyol yang baru dikeluarkannya.

Aku membulatkan mulutku mencoba meniru kegiatan mataku.
Cinta-sayang?!
Pengen sih manggil begitu, biar kayak orang-orang.
Biar bisa pamer juga sama tiga cungpret dikantor, bahwa sijomblo ini sudah punya 'sayang'
Tapi jika harus memanggil Akhy Hamas dengan panggilan sayang saat ini bukankah seperti disuruh memasukkan tangan kedalam ember yang penuh dengan belut... Geli!!!

" Layya, abang akan minta ibu untuk menyita Gadget mu yah. Sepertinya terlalu banyak hal yang meracuni pikiranmu selama menggunakan Gadget " Aku Melihat wajah Layya yang awalnya dengan mode ceria sekarang berubah menjadi mode Angry bird.

" Abang ih... Ngancemnya gak seru! Kakak ipar tolongin " Wajahnya sekarang berubah memelas sambil memegang kedua tanganku.

Aku mengulas senyum.
Rasanya senang punya adik semenggemaskan Layya, tidak seperti sikutil Anissa!
Tapi Anissa lucu juga kok!

" Dik Qilla, sebenarnya kami datang kesini untuk berpamitan karena saya akan balik ke Kairo besok. Saya harus mengunjungi guruku yang sekaligus sudah saya anggap seperti orangtua saya sendiri, beliau sedang sakit keras " aku hanya mendengar dengan seksama.

" Saya hanya pergi satu minggu dan akan kembali enam hari sebelum pernikahan kita. Saya juga minta maaf karena tidak bisa membantumu menyiapkan pernikahan kita, tapi insyaAllah ibu dan Layya akan berusaha membantu " Ucapnya lagi

" Iya kakak ipar sayang, adikmu yang imut ini akan setia menemani selama babang tersayangmu ke Kairo " Aku menoleh cepat ke arah Layya, Akhy Hamas juga serentak melakukan gerakan yang sama denganku.

" Jangan protes lagi " Layya mengacungkan jari telunjuknya.

" Tadi ide panggilan kekinian dariku semuanya ditolak, abangkan akan pergi seminggu. Enam hari kemudian anda berdua akan menikah... Masak masih manggil Akhy, panggil 'abang'! Itu sudah yang paling gak kekinian ". Ucapannya seperti tidak boleh terbantah.

Aku menatap Akhy Hamas seakan minta bantuannya " Kalau yang itu... Abang setuju " Ucap Akhy Hamas sambil tersenyum.

" Ucnhh... Mesra banget sih Abang Hamas" Layya menimpali. Aku tertunduk malu, takut mereka melihat wajah semerah tomatku.

" Abang pamit yah dik Qilla... Jaga kesehatanmu, semoga saat pertemuan selanjutnya Allah telah menghalalkanmu untukku " Layya menusuk-nusuk bahuku dengan jari telunjuknya.

" Dijawab atuh kak " Saran Layya

" Iya A... Bang, hati-hati disana " Lidah ini kesusahan memanggil abang, jantungku pun seolah ikut menabuh kencang menyambut ucapan abang dari mulutku.

Layya tersenyum penuh kemenangan!
" Abang titip kamu pada Allah " Ucapnya sebelum kemudian pamit meninggalkanku yang sedang sibuk menenangkan kegaduhan jantungku.

***

Aku memasuki ruangan kantor, masih terlihat sepi. Mungkin ini karena aku yang datang terlalu cepat dari biasanya.
Aku melihat pintu didorong dari luar.

" Wow... Kak Ira ada lihat prakiraan cuaca hari ini? Apa ada pemberitahuan bahwa akan terjadi badai tornado dalam waktu dekat? " Ucap kak Ratna sambil meletakkan tas di meja kerjanya.

Kak Ira sudah berada dibangkunya dan menyapu sekilas bangku sebelum mendudukinya " Tidak ada... Menurut prakiraan cuaca hari ini baik-baik saja " Ucap kak Ira sambil menyusun beberapa file yang berserakan di mejanya.

" Lalu angin apa yang menyebabkan seorang ' Putri Telat ' bisa datang sepagi ini...? " Kak Ratna mengeluarkan senyum meledeknya kearahku.

" Kakak ih... Aku datang cepet disalahin juga " wajahku kupasang cemberut.

" Bukan salahin dek, kakak hanya bingung. Cinta siapa yang telah mengalihkan duniamu? " Kak Ira menambah seringai jahil diwajahnya.

" Tidak usah bingung Ratna, menurut survei yang aku baca memang wanita dengan status Single akan terbangun lebih cepat dari wanita dengan status Double! " Itu survei dari mana ngaco begitu, bukannya kebalikannya yah.

" Kak Ira mah ngejek terus...! Nggak apa-apa deh, Dian Pelangi menerima dengan hati ikhlas " Ucapku sambil mengelus dadaku.

Aku membuka resleting tasku dan mengeluarkan beberapa helai undangan.

" Kak, ini untuk kakak " Aku meletakkan sehelai undangan di mejanya, lalu berpindah ke meja kerja kak Ira.

" Ini untuk kakak satu, sama punya Kak Naura aku titip sama kakak boleh kan yah " Kak Ira mengambil undangan yang kuberikan.

" Jadi kurir undangan kamu sekarang? Siapa yang menikah dan tega menjadikanmu petugas antar undangan? Mereka gak mikirnya yah bagaimana terluka hatimu? " Gerakan tangannya cukup gesit membuka plastik yang melapisi undangan

" Hamas Al Hafizh dengan Naqilla Assyifa... Orang mana ini? " Kak Ira menatapku penuh selidik.

" Mak jang...! Naqilla Assyifa itu kan namamu " Suara kak Ira meninggi tiga oktaf.

Tanpa aku sadari kak Ratna sudah berada disampingku " Naqilla Assyifa itu si Putri telat ini? " Kak Ratna menunjuk ke arahku.

" Hmhh... " Aku mengangguk mantap!
" Demi orang yang kepalanya benjol sebesar bakpao!... Ini nggak bercanda kan dek? " Tambah kak Ratna belum yakin.

" Makanya kak... Jangan remehkan si jomblo ini, hari ini statusnya masih jomblo tapi tiba-tiba tiba besok sudah nikah " Kedua cungpret itu masih terpaku mendengar ucapanku.

" Kak Ratna... Beritau mas Radit ' Halalkan atau tinggalkan '. Aku berlari meninggalkan kedua orang yang masih termangu itu sebelum aku jadi sasaran amukan kekagetan mereka.

Tbc

Statusku masih sama
Hari ini jomblo dan sepertinya besok masih sama!

Hahahahaa

Selamat menikmati ya ayang-ayangkuh...

Tinggalkan jejakmu agar aku ingat bahwa tak hanya aku yang jomblo!!!

JOD-OH!!! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang