9 - Its Hurt

13.9K 1.4K 194
                                    

Di salah satu kamar yang terlihat elegan dan rapi, sesuatu -atau lebih tepatnya seseorang tengah menggeliat tak nyaman.

Dengan perlahan pemuda bermata bulat itu menggerakkan tubuhnya untuk duduk diatas ranjang berukuran king size itu.

Taeyong -pemuda itu mengusap - usap kedua matanya dan mengerjapkannya perlahan. Sedikit demi sedikit ia mulai terjaga, dan menyadari kalau dia berada di rumah kekasihnya.

Kekasih?

Hh, entahlah. Taeyong sendiri tidak yakin harus mengakui Jaehyun itu sebagai kekasih atau tuannya. Semua perlakuan Jaehyun padanya memang istimewa, namun semua itu karena Yejin.

Yah, Yejin, sahabatnya.

"Hhh, bangun tidur aku sudah memikirkannya." keluhnya dan berakhir dengan desahan kecewa. Ia menunduk dan meremas sprei ranjang Jaehyun perlahan.

"Tidak mungkin." gumamnya serak.

"Aku tidak mungkin memikirkan Jaehyun sampai seperti ini. Ini...rasanya aneh."

Cklek.

"Ah, kau sudah bangun?" sapaan dari arah kamar mandi membuat Taeyong mendongakkan kepalanya dan mendapati Jaehyun dan sudah berbalut pakaian santai dengan handuk di lehernya.

Tetes - tetes air membasahi wajahnya. Bahkan dengan pakaian lengkap begitu, Taeyong sudah merasakan pipinya memanas. Bukan karena Jaehyun terlihat seksi, namun pemuda jangkung itu terlihat segar dan bersinar di matanya.

Dan Taeyong harus akui rasanya semakin aneh saja ketika bersama Jaehyun.

Satu minggu...satu bulan...dua bulan...yah, tak terasa sudah dua bulan mereka menjalani hubungan sepihak ini.

Hubungan atas permintaan Jaehyun.

Hubungan yang tidak didasari cinta.

Taeyong ingat betul, seminggu dia tinggal di rumah Jaehyun dan semua orang di rumah Jaehyun memperlakukannya dengan baik. Terutama Yoora. Dia sangat menyayangi Taeyong, membuatnya nyaman berada di rumah Jaehyun.

Dan selama seminggu itu pula Taeyong tahu, kedua orang tua Jaehyun jarang dirumah.

Hanya ada beberapa maid dan adiknya yang selalu pulang larut karena pekerjaannya sebagai desainer muda. Taeyong dapat menyimpulkan, pasti Jaehyun juga merasakan apa yang selama ini dia rasakan.

Kehilangan kasih sayang, atau bisa dikatakan kesepian.

Ia yakin itu menjadi alasan kenapa Jaehyun sangat kehilangan Yejin. Pastilah Yejin satu - satunya gadis yang mengerti dirinya dan selalu menemaninya.

Hh, betapa rendahnya Taeyong jika dibandingkan seorang gadis manis seperti itu. Terlebih dia seorang lelaki. Apa yang bisa dibandingkan? Jelas‒jelas mereka tidak sama.

"-yong, Taeyong!"

"Hah?" Alis Jaehyun terangkat sebelah. Masih pagi tapi kenapa Taeyong terlihat seperti orang linglung. Apa semalam dia lupa kalau ia menginap di rumah Jaehyun lagi?

"Kau melamun?"

"Huh?" Mata Jaehyun berputar malas. Ada apa dengan anak kecil ini? pikirnya.

"Kau kenapa?"

"Ah, tidak apa‒apa. Maaf, aku melamun." Jaehyun mengangguk - angguk paham.

Ia kemudian mengambil nampan berisikan roti panggang dengan selai coklat kacang dan susu strawberry di atas nakas dekat almari pakaian.

"Tadi pagi maid sudah menyiapkan ini untukmu. Karena kau terlihat sangat lelap, aku tak berani membangunkanmu." Taeyong mengangguk paham. "Nah, sekarang mandilah. Setelah itu kau habiskan sarapanmu ini."

Confession (JAEYONG)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang