20 - Seoul 🔞

20K 1.3K 112
                                    

Mark baru saja pulang dari kantornya dan mendapati rumahnya yang sepi seperti pemakaman.

Hanya ada salah satu pelayannya saja di dalam, itu pun sedang sibuk menutup semua gorden dan mengunci semua pintu dan jendela yang terbuka.

Hari ini ia memang lembur dan pulang larut, namun biasanya rumah takkan sesepi ini.

Rasanya aneh saat tidak mendapati suami cantiknya menyambutnya.

Ia baru saja akan menapaki anak tangga saat matanya menangkap cahaya lampu dari ruangan perpustakaan pribadinya, persis disamping ruang kerjanya. Diletakkannya tas kerjanya sebelum memutuskan untuk mengecek ruangan itu.

Cklek.

Senyum Mark mengembang.

Suami cantiknya tampak tengah menikmati sederet kalimat dari buku besar yang dibawanya. Wajahnya sangat serius sampai−sampai tak menyadari jikalau Mark tengah mendekatinya.

Pemuda tan itu mengenakan piyama tidur, namun di hidungnya bertengger kacamata minus berframe hitam dan tangannya memegang buku tebal yang Mark tahu itu adalah salah buku karangan Robert Fulghum, buku favorit Taeyong −dan mungkin mereka?

Haechan duduk dilantai dengan kaki terlentang dan punggungnya bersandar pada dinding ruangan.

Kulitnya seolah mengabaikan dinginnya lantai dan lebih memilih fokus pada isi bukunya.

Mark mendekat dan berjongkok di depan suami cantiknya. Ia tersenyum sebelum menurunkan buku yang menghalangi wajah cantik suaminya.

Dan saat itu juga, dengan kecepatan kilat, ia mendaratkan bibirnya pada bibir tipis suami cantiknya.

Membuat Haechan terkesiap karena kontak fisik yang mendadak itu.

Jantung keduanya sama−sama berteriak rindu saat itu juga.

Mark memiringkan sedikit kepalanya untuk dapat menjangkau bibir yang dirindukannya itu dan melumatnya penuh rasa sayang.

Masih dengan wajah yang syok, Haechan mendorong dahi Mark pelan.

Dia benar−benar belum siap untuk ciuman selamat datang itu.

"Hosh—sejak kapan kau pulang eoh? Mengagetkanku saja!" omel Haechan dengan bibir yang sengaja ia majukan.

Pose imut yang menjadi favorit Mark.

Dengan gemas, Mark kembali mengecup bibir itu. Berulang kali hingga Haechan mengerang malu. Wajahnya bahkan sudah melebihi merahnya cherry.

"Salah sendiri karena mengabaikan kepulangan suami tampanmu ini." Haechan mencibir. Ia menunjukkan buku besarnya ke depan wajah Mark.

"Kau tidak melihat aku sedang membaca buku?" Mark menggedikkan bahu acuh.

"Cih, kau presdir termalas dan tercuek yang pernah kutemui." Lagi−lagi yang lebih muda hanya bersikap acuh. Ia duduk disamping Haechan dan mulai membaca beberapa deret kalimat itu.

Namun tiba−tiba ia merasa mual saat beberapa kalimat cheesy tertuang di dalamnya.

Buku ini lebih parah dari miliknya dulu –yang diberikannya pada Jaehyun dulu.

"Aku benar−benar tak bisa membaca buku bergenre seperti ini lagi. Aku mual dengan kalimatnya." Haechan melotot saat Mark berpose seolah ingin muntah.

"Dulu kau sendiri yang merekomendasikan buku karya Fulghum! Tsk, tsk, menyebalkan!"

"Kau tahu, seorang presdir tidak akan membaca novel romansa okay? Aku hanya mencoba menjadi dewasa." Sontak Haechan tergelak karenanya.

Confession (JAEYONG)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang