Rainbow - 24

677 64 8
                                    

Happyyy reading guyss :)

"Uhh pangerankuu.." Gue ngeliat cowok ganteng bertopeng dihadapan gue. Gue tau nih, ini pasti jodoh gue. Dia pake kemaja dengan tuxedo coklat lengkap dengan celana kulitnya yang ketat.

"Apakah kau mau menikah denganku?"

Gue ngangguk-ngangguk senang. "Tapi, bolehkah aku melihat wajahmu yang sebenarnya?" Gue ngeliat dia tanpa berkedip.

"Tidak, belum saatnya." Dia merapikan topengnya sedangkan gue ngegigit-gigit tali gaun gue yang bikin gue gatel.

"Tap-tapi kenapa?"

Dia tertawa kecil, kemudian mengulurkan tangannya."Ayo, naiklah ke kudaku. Belum saatnya kamu tau siapa aku yang sebenarnya. Aku hanya ingin membuatmu nyaman." Gue megang tangannya dan dia narik gue buat naik ke atas kuda putihnya.

"Suatu saat nanti kamu akan tau dan semoga kau tak menyesal."

"Hee?" Gue cuma cengo sambil mikir pake otak dodol gue apa maksud pangeran gue ini.

"Dan sekarang bangunlah." Dia ngedorong gue sampe gue jatuh dari kuda.

"Auu." Gue ngusap bokong gue karna gue baru aja jatuh dari kasur empuk gue. Ternyata cuma mimpi. Belum juga ada adegan peluk-pelukannya :')

"Dasar kebo."

Gue celingak-celinguk buat liat ke asal suara dan gue kaya mau tidur lagi waktu liat siapa orangnya. Dasar siluman.

"Lo ngapain disini?!"

Dia gak peduliin gue ngomong dan malah narik gorden kamar gue terbuka buat gue makin bersinar karna kena matahari.

"Lo ngapain ke kamar gue?!" Gue makin kencengin suara cempreng gue bikin dia berdecak malas.

"Lo pikir gue sudi? Gue dipaksa sama abang lo."

Gue ngerutin kening gue siap itu langsung diri dan jalan cepat ke arah dia."Gue gak peduli ya siapa yang nyuruh, yang penting lo keluar!"Gue nunjuk muka dia.

Dia cuma terkekeh hambar.

"Kenapa? Gak ada yang lucu!"

"Ada." Dia natap gue siap itu ngacungin jari dia ke arah muka gue. "Lo terlalu ge-er jadi orang. Gue juga mau keluar dari tadi." Dia jalan cepat mau keluar dari kamar gue.

"Lo kenapasih?! Lo kaya orang gila! Kalo mau diemin gue ya diemin aja ngapain lo ajak ngomong lagi? Lo basi tau gak?!"

Dia balik natap gue siap itu jalan mendekat ke arah gue. Gue kira dia bakal balas maki.

"Gue kira lo uda buang," dia tersenyum sinis sambil nunjuk ke arah boneka babi besar yang gue letakin diatas meja belajar gue.

"Gue lupa buang." balas gue cuek.

"Lo gak usah ngeles, tinggal bilang aja kalo itu berarti buat lo."

"Lo gak t---"

"Gue juga masi nyimpen celengan babi yang lo kasi. Kenapa? Karna gue anggap itu berarti. Gue berusaha jujur dengan perasaan gue."

"Lo apaansih?!" Gue ngedorong bahu dia. "Mending sekarang lo keluar, karna menurut gue lebih baik kalo gue sama lo gak pernah bicara apapun lagi."

"Lo berubah."

"Berubah? Bukannya itu yang dari dulu lo mau? Gue ngejauhin lo biar hidup lo tenang."

Dia cuma natap gue tajam siap itu keluar dari kamar gue. Gue malah natap ke arah boneka babi besar yang dulu jadi hadiah si Memet ke gue. Banyak cerita antara gue sama dia dan boneka itu bakal jadi salah satu kenangan buat gue.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang