Rainbow - 28

783 61 9
                                    

Masih flashback

"Ra, Ra sini!" Itu suara Reva, gue uda kenal cewek rempong yang satu ini sejak hari pertama SMP.

"Apaan?"

"Kita masuk aula yuk!"

Si Reva narik tangan gue. Saat itu, hari kebebasan buat gue karena menyambut hari pendidikan, ada banyak lomba antar sekolah. Dan sudah pasti saya Pelangi Larasati tidak akan berperan karena mengingat keadaan otak yang menyedihkan. Jadi, gue dan siswa lain yang gak berperan bebas berkeliaran di area sekolah. Perfect. Sedangkan, anak-anak berotak akan beradu otak di dalam aula yang sesak.

"Ngapain? Lo nyianyiain kesempatan bagus buat nikmatin kebebasan."

"Kalo gue bilang, gue yakin lo yang bakalan narik gue setelah ini."

"Apaansih?"

"Di dalem itu ada RAIN!"

"RAIN?! SERIUS?! LO TAU DARIMANA?!"

"Dari si bencong,"

"Anjir! Dari Dewo?!"

"Iya,"

Dewo, nama lengkapnya Pradewo setianto labirinto. Nama panggilannya berubah menjadi bencong sejak seorang murid baru dengan tampang ganas dan menyeramkan datang. Kebetulan, namanya juga Dewo dan karna tak ingin namanya terdengar pasaran, ia langsung menyulap nama Pradewo menjadi BENCONG. Menyedihkan memang. Apalagi, cowok yang mendapat gelar baru itu tidak terlalu macho untuk melawan sang murid baru. Ia yang dulunya PD sekarang terlihat menutup diri. Dengar-dengar, dia bakalan pindah waktu penaikan kelas nanti, gak kuat katanya. 'Daripada gue jadi bencong beneran di sini, mending gue jadi pribadi baru di tempat baru'

Saat itu, otak gue yang emang lambat cuma ngangguk-ngangguk setuju dengan omongan dia. Tapi gue langsung melotot setelah dengar lanjutan ucapan dia.

'Gue bakalan jadi cewek bentar lagi. Eh kasitau gue dong apa aja yang diperluin kalo jadi cewek. Seribet apa sih?'

Disitu gue mematung dan langsung ninggalin dia. Dia berubah menjadi manusia putus asa. Dan gak ada yang bisa ganggu gugat keputusan dia saat itu. Mungkin cinta? Gue rasa bisa. Semoga orang yang selama ini dia suka bisa peka secepatnya dan berniat mengubah dia. Gue, turut prihatin.

"KENAPA GAK NGOMONG DARI TADI SIH?! YAUDAH YUK CEPETAN MASUK!"

Benar, gue yang malah narik Reva saat itu.

"Ayo, duduk di depan aja!"

Semua orang yang ada di dalem gedung sebagai penonton ngeliat ke arah gue dan Reva. Gue gak peduli, gue terobos semua dan gue dapetin dua kursi yang di depan kosong.

"Udah, duduk sini aja."

Gue langsung duduk dengan tenang sambil nahan senyum bahagia karna gue bisa liatin dia sepuasnya dalam jarak lumayan dekat. Tapi, lagi-lagi penghancur kesenangan datang. Si Memet berdiri pas di samping Rain, dia tersenyum sinis waktu liat gue.

"Baik, seperti yang bisa kita lihat, perlombaan antar sekolah kali ini berlangsung sangat sengit. Perolehan skor yang susul-menyusul jelas menunjukkan kualitas setiap sekolah." Itu suara MC gendut yang gak gue kenal siapa.

"Terutama bagi sekolah Cendikia dan Garuda. Perolehan skor mereka sama saat ini. Untuk itu, untuk memperebutkan juara pertama yang akan mendapatkan piala bergilir tahun ini, maka akan ada satu soal tambahan. Setiap tim berhak menjawab, siapa yang tercepat dan jawaban tepat akan memenangkan lomba kali ini. Baik, kita akan memulainya."

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang