Rainbow - 34

554 49 11
                                    

"Makan dulu ah laper." gue megang perut gue yang keroncongan.

"Enak aja, kita baru mulai dan lo udah lapar? Otak lo isinya apaan sih?"

Ck ini nih jiwa ke emak-emak an si Memet muncul. Gue sama dia lagi di rumah dia, duduk di karpet dan duduk berhadapan dibatasi meja. Gue tamu dan dia gak nyodorin gue apa-apa, dikasih minum kek apa kek.

"Makanan itu perlu, emang kalo lo gak makan lo bisa hidup?"

"Gak makan 2 jam gak langsung buat lo mati. Ini nih gak pernah belajar."

"Ah uda ah gue mau nyari makanan dulu." gue jalan ke arah kulkas dia, kosong, gak ada makanan yang mengandung micin yang bisa melegakan hasrat.

"Beneran kosong nih?"

"Iya, kenapa?" si Memet diri di samping gue.

"Kalo di rumah gue, banyak makanannya, kapan-kapan kita belajarnya di rumah gue aja."

"Oh gitu, pantesan lo gendut, mulut ngunyah terus."

Gue pelototin dia,"Enak aja gendut, gue body goals!"

Dia liat gue sinis,"Body goals, otak gak ada isi sama aja nol. Cowok gak selamanya liat cantiknya doang, dia juga liat perilaku dan otak cewek."

"Eh kaya gak lo aja, lo paling liat Gisha si bohay gak berkedip. Munafik lo!"

"Cowok suka liat cewek cantik wajar, tapi itu hanya sementara karna sifat cewek yang bikin cowok betah. Wajah bisa menua tapi hati enggak."

"Ya elah dramatis banget, padahal tadi tujuannya cuma mau cari makanan aja sekarang malah ngomong kejauhan."

"Kapan-kapan gue siapin makanan, sekarang kita belajar dulu deh."

Dengan malas-malas gue ngikutin dia buat duduk di ruangan terkutuk itu.

"Tante sama om gak ada? Pergi kemana?" Gue berusaha mengalihkan pembicaraan, jujur gue belum siap buat 'berubah'. Baca buku pelajaran selama 15 menit tanpa ngantuk udah rekor yang hebat dalam hidup gue.

"Lagi keluarlah pokoknya. Lo ngapain nanya-nanya? Mau ngalihin pembicaraan?"

"Enak aja, gue kan cuma nanya, lo kok sensi banget sih lagi dapet ya?"

"Udah, gak usah banyak bacot, mending lo buka buku lo, tu yang tebal halaman 185."

"Fix gak ada pengantarnya dulu nih? Ini baru pertemuan pertama lho."

"Gak ada. Gue kan uda bilang gak ada hari esok buat orang kaya lo."

Gue gerakin tangan niruin dia ngomong, udah kaya pantat ayam.

"Ck ini nih, di sekolah tadi sih ngomongnya 'iya aku pengen berubah' " dia niru omongan gue tapi suaranya kaya banci kaleng, "tapi sekarang gak ada yang berubah tuh."

"Ada kok lo nya aja yang gak sadar."

"Apaan?"

"Rambut gue. Baru gue potong tadi."

Dia ngecek-ngecek rambut gue,"Gak ada yang berubah sat. Lo potongnya cuma 0,1 cm ya?"

"Kok lo tau banget sih? Wah mencurigakan nih, ayo ngaku lho suka ya sama gue."

"Cuma lo cewek yang pernah gue temui punya tingkat kepedean setinggi langit yang bisa bikin gue muak setiap waktu."

"Nah daripada muak, hari ini tuh kita gak usah belajar dulu deh."

"Cewek gila."

"Biarin."

Gue ambil ponsel gue dan langsung buka sosmed yang gue punya. Baca timeline kayanya enak nih, galau-galau gimana gitu.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang