Sorry

3.5K 458 15
                                    

Setelah membereskan semua barang-barang nya dikamar hotel, Hana segera membawa Hiro ke area pantai. Jam menunjukan pukul 3 sore, waktu yang tepat bagi Hana untuk mengajak Hiro ke sana karena matahari tidak terlalu terik.

Dengan membawa bekal yang telah ia buat dirumah, Hana mulai meletakan sebuah kain yang akan ia gunakan untuk duduk. Setelah itu ia menata beberapa cemilan seperti buah potong, sandwich juga puding strawberry kesukaan Hiro.

"Ingat, jangan terlalu jauh bermain. Ibu akan mengawasimu dari sini."

Hiro mengangkat tangannya seperti hormat lalu mengangguk dengan semangat. "Ayey kapten!"

Hiro segera berbalik ke arah pantai lalu berlari kecil.

"Jangan berlari Hiro!" teriak Hana.

Hiro berhenti berlari kemudian mulai berjalan dengan santai. Anak kecil itu bermain dengan sekop juga ember pasirnya. Bergabung bersama beberapa anak kecil yang sedang bermain ditepi pantai.

Hana tersenyum melihat Hiro yang sangat aktif dan mudah bergaul. Hiro anak yang pintar juga menggemaskan, Hana sangat sangat menyayangi Hiro. Karena Hiro satu-satunya harta yang ia miliki saat ini.

Dari kejauhan, Baekhyun melihat itu dengan wajah sedih bercampur senang. Bagaimana ia tidak bahagia, jika semua persepsinya seratus persen benar. Anak laki-laki itu jelas menyebut Hana dengan sebutan ibu, dan jika diteliti lebih detail, anak tersebut sangat mirip dengan Baekhyun.

"Benar, kau benar Baek. Dia sangat mirip denganmu." gumam Kyungsoo yang berdiri disisi Baekhyun dengan raut wajah getir.

Senyum haru terukir di wajah tampan pria itu, ia bersyukur Hana tidak mengugurkan kandungannya saat itu. Dan ia semakin bersyukur karena Hana menjaga dan merawat anak mereka dengan baik. Anak mereka?

Wajah Baekhyun seketika berubah murung. Andai saja ia menyadari kesalahannya lebih cepat, mungkin saat ini ia akan menemani Hana menjaga anak laki-laki mereka. Andai saja waktu dapat diputar kembali, hal yang paling disesali Baekhyun adalah terlambat menyadari kesalahannya hingga membuat Hana pergi.

"Aku ingin menemuinya." ujar Baekhyun.

Suho dan Kai segera menoleh.

"Tidak, kau tidak bisa. Hana akan semakin menjauh jika kau menampakan dirimu dihadapannya." jawab Kyungsoo dengan cepat.

Baekhyun segera menoleh ke arah sahabatnya tersebut. "Aku tidak peduli, aku hanya ingin bertemu puteraku dan mengetahui namanya."

Baekhyun baru saja berbalik hendak melangkah saat tangan Kyungsoo mencengkram lengannya.

"Kau tidak bisa Baek. Berhenti bersikap egois!" bentak Kyungsoo marah.

Sebenarnya Baekhyun cukup aneh melihat sikap Kyungsoo yang selalu saja sensitif terhadapnya jika sudah menyangkut Hana. Kyungsoo selalu membentak dan berwajah kesal jika Baekhyun mengungkit kesalahannya terhadap Hana beberapa tahun yang lalu. Namun ia hanya berpikir jika Kyungsoo hanya merasa kesal karena Baekhyun saat itu bersikap bajingan.

Tapi tidak kali ini, Baekhyun tidak bodoh untuk tidak mengetahui jika sebenarnya Kyungsoo menyimpan rasa pada wanita yang telah melahirkan anaknya.

Dengan kasar ia melepaskan cengkraman tangan Kyungsoo.

"Aku tidak peduli." ujarnya dengan dingin lalu kembali berjalan, menuju tempat dimana Hana duduk memperhatikan Hiro yang sedang bermain.

Namun Baekhyun kembali ditahan oleh Kyungsoo yang dengan cepat dan erat menarik tangannya.

Sebelum Kyungsoo membuka mulutnya, Baekhyun sudah lebih dulu berteriak tepat didepan wajahnya.

"Aku tidak peduli Kyungsoo!"

Finally, I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang