Hey, bersamaan dengan suara ledakan dan tawa kemeriahan itu aku kembali mengingatnya. kenangan pahit yang membuatku selalu mengutukmu setiap aku terpejam. Jangan marah padaku, kau tau jika kau pantas mendapatkannya.
Aku melepaskan diriku malam ini.
Tapi benar-benar tidak ada gunanya karena faktanya, aku hanya melepaskan diriku untuk menangisimu.
Beer itu pahit dan pekat. Sebanyak aku mengatakannya padamu, sesering itu pula kau memarahiku.
Aku bukannya ingin kau marah, aku hanya senang karena merasa diperhatikan.
.
.
.
Aku merindukan omelanmu, Bi, bisa kau datang walau sekedar dalam mimpiku?
.
.
.
Dear, Bi
23-12
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Bi
Short StorySejujurnya aku bahkan tidak bisa mengingat kapan terakhir kali aku bangun dan bersemangat untuk menjalani hari or Happy to be alive.