Hai.
Rasanya sudah lama sekali.
Meskipun aku sudah sering mengatakan itu setiap kali menuliskan surat untukmu tapi kali ini benar-benar terasa lama sekali. Secara tidak sengaja aku mendengarkan sebuah lagu yang terdengar menghantam telinga namun liriknya mengingatkanku pada dirimu karena itu aku menulis surat ini.
Tidak banyak yang berubah sejak terakhir kali. Aku masihlah aku dan hariku masih sesepi dulu.
Kau masih jadi alasan terbesar aku sudi membuang air mata dan mungkin menjadi satu-satunya alasan aku tidak menangis menonton film yang membuat banyak orang menangis. Kau tau alasan klise yang sering kita tertawakan dulu;
'Kehampaan dikepalaku lebih tragis dari pada kisah cinta itu'
haha
ha...
omong-omong, kalung yang kugunakan di pergelangan tangan sudah berpindah ke leherku. Aku menggunakan pemberianmu sebagaimana benda itu harus dipakai karena, kau tau, tidak ada bekas luka yang perlu ditutupi.
Waktu melakukan tugasnya dengan baik dengan yang satu itu.
Dan meskipun bekasnya masih disana aku rasa aku akan tetap memakai kalung itu dileherku. Bukan sebagai tanda jika aku ingin memulai langkah baru atau berubah menjadi sosok cerah seperti tokoh utama film bertema masa muda, aku hanya tidak ingin bersembunyi dan merasa terasingi karena luka dipergelangan tangan.
yup, seperti menunjukkan diri jika aku memang aneh lantas kau mau apa?
semacam itu. Apa itu masuk akal? Terlalu dramatis ya?
Topiknya sudah pergi terlalu jauh.
Mari kembali ke lagu yang tidak sengaja kudengar beberapa jam yang lalu. Lagu itu berbicara tentang keinginan untuk tinggal dalam sebuah kenangan bersama dengan orang yang dikasihi dengan lantang mengatakan jika mereka akan ada di sana selamanya, di sebuah pulau yang hanya ada cerita dengan akhir bahagia.
Menarik bukan?
Bayangkan jika kesempatan itu benar-benar ada, dan jika hal itu hanya bisa terjadi di mimpi. Bagaimana kau akan menyebutnya?
Mimpi buruk? atau justru mimpi indah?
Jika itu disebut mimpi buruk karena seorang itu tidak bisa bangun lagi lantas bagian mananya yang bisa disebut indah?
Aku terlalu jatuh dalam pikiranku sendiri sampai sempat membayangkan bagaimana jika kau....
sulit untuk melanjutkannya.
Mari akhiri surat ini sampai disini,
aku merindukanmu.
Dear,bi
23-12
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Bi
Short StorySejujurnya aku bahkan tidak bisa mengingat kapan terakhir kali aku bangun dan bersemangat untuk menjalani hari or Happy to be alive.