...
Hai, sudah lama sejak aku menuliskan curahan hati ini. mungkin terdengar menggelikan tapi ya kuharap kau bisa mendengarkan, mungkin juga dengan beberapa orang diluar sana yang membaca karena bosan dan sama sekali tidak mengerti apa ini.
Ya, tidak masalah, aku membuat ini agar tidak terlihat bodoh sendiri, setidaknya ada orang di luar sana yang membaca kebodohanku dan ikut merasa bodoh karena itu. Sejujurnya aku tertawa.
Jadi...
Mulai dari mana, bagaimana dengan kabar ibumu?
Ya, dia baik-baik saja. Setidaknya terlihat begitu.
Dan tentangku..
Entahlah, aku masih sakit, seperti biasa. Terkadang semua hal selalu berjalan di luar rencana, padahal awal liburan ini aku sudah berencana untuk tidak menemui ibumu ataupun memikirkan dirimu, menghabiskan waktu untuk menikmati diriku sendiri.
Tapi nyatanya, Baru minggu awal liburan aku pergi kerumah itu hanya karena ibumu menghubungiku, menghabiskan dua hari disana, di tempatmu. Bisa bayangkan betapa menyakitkannya menjadi aku waktu itu? kurasa tidak, karena kau egois keparat yang hanya memikirkan dirimu sendiri.
Entah bagaimana, aku hanya ingin mencoba menjadi diriku, dan tentunya tidak ada yang menginginkan hal itu.
Setiap kali mengingat hal itu, rasanya benar-benar menyakitkan seolah aku baru mendengarnya, padahal tak sedetik pun mereka menjukkan jika mereka menerima. Jika kau ada disini kau pasti meledekku dengan kalimat pedas sialanmu, tapi hey, kau tidak ada.
Kau berkata padaku jika Pengetahuan adalah kutukan, dan ya aku mencari kutukan itu. pengetahuan tentang dirimu, kau tau...
Aku benar-benar hampir menyusulmu jika mereka tidak menghentikanku saat itu.
Merasa tercabik-cabik, dan lebih rendah dari sampah. Aku hancur, hanya karena sebuah panggilan. Sebuah kalimat yang membenarkan tentang dirimu.
Aku membencimu untuk kesekian kalinya, bagaimana bisa kau membodohiku sampai sejauh itu? bagaimana bisa kau membuatku menjadi idiot, dan bagaimana bisa kau meninggalkanku sendiri dengan semua kebohongan dan rasa sakit yang kau genggam sendiri.
Brengsek, kau senang? Kau puas sekarang?
Butuh waktu lama untuk menuliskan ini sampai aku benar-benar merasa siap, tapi hanya dengan mengingat aku merasa jantungku akan berhenti berdetak. Kau benar-benar membuatku gila.
.
.
.
Kumohon, katakan padaku jika benar-benar ada akhir dari semua penantian ini.
Kumohon... katakan padaku jika aku bisa membebaskan diri dari semua tekanan ini, benar-benar lepas bukannya berusaha bertahan pada satu tempat.
Katakan padaku aku mampu untuk melangkah maju...
JIka itu terlalu sulit.. maka bantu aku untuk melepaskan segalanya...
Kumohon..... semua ini benar-benar menyiksa.....
.
.
Dear,Bi
23-12
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Bi
Short StorySejujurnya aku bahkan tidak bisa mengingat kapan terakhir kali aku bangun dan bersemangat untuk menjalani hari or Happy to be alive.