Dalam Untaian Kata

24 2 2
                                    

Curahan lagi. Aku ingin melampiaskan semua dalam untaian kata.  Rasa sesak yang entah kapan akan berhenti, entah kapan aku bisa bernafas dengan tenang, berjalan tanpa hambatan, tidur tanpa terbayang hal mengerikan.

Sejak kapan semua hal berubah seperti ini?

Kapan semua hal ini berubah kacau?
Kenapa aku tidak melihat hal itu datang?

.
.
.

Hujan lagi, lebih deras dari waktu aku terakhir kali terdiam dalam hujan. Hanya memikirkan 'aku' dan bukan yang lain.

Rindu rasanya pada bocah kecil ceria yang tersenyum di depan kaca. Rindu rasanya pada si gadis 8 tahun yang berbahagia saat mendengar lagu kesukaannya.

Rindu rasa sebelum headphone itu menyumbat telinga, tidak dibutuhkan. Rindu rasanya saat pintu kamar selalu terbuka, menyambut siapapun yang masuk kedalamnya. Rindu rasanya saat bibir asal bicara, tidak membuat siapapun terluka.

.
.
.
Semakin banyak kata rindu, semakin pula aku menyadari.... Aku sudah pergi terlalu jauh...

Tidak ada jalan untuk kembali.

Bahkan aku meyakini jiwa yang dulunya sangat berharga ini berubah jadi hal kecil yang tidak berguna,  mati.

Tidak ada rasa bersalah, katakan selamat tinggal pada empati, jangan lupa ucapkan selamat datang pada kehampaan. Sepertinya dia nyaman disini.

.
.
.
.

Ah....  Dan jangan begitu heran..

Kau yang memintaku untuk jadi seperti ini.
.
.
.
..

Dear, bi
23-12

Dear, BiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang