"Aku akan meminta sebuah permintaan kepada semesta. Yaitu, jika sebuah perasaan berhasil untuk jatuh kepadaku; tidak perlu semesta mengizinkan kita untuk bersama. Cukup, kau menjadi temanku; tanpa harus kau menjadi sebuah masa lalu didalam kehidupanku. Barangkali, kelak semesta akan menjadikan kita sebagai sebuah masa depan." -Rain
------------------------------
Story 5
------------------------------------------------------------
"Pergi?". Rain menatap Andra dengan tatapan yang penuh."Udah. Jangan sedih." Andra terkekeh.
"Aku sama sekali tidak menyukai sebuah perpisahan." Ucap Rain dengan segala tatapannya yang mengarah kepada Andra.
"Genggamlah tanganku. Itu akan menjadi sebuah bukti, bahwa aku tidak akan pernah untuk pergi meninggalkan kamu." Andra mencoba untuk mengulurkan tangannya.
"Gpp. Kita teman." Lanjut Andra.
Rain menarik nafas.
"Aku yakin!". Dengan perlahan, Rain mencoba untuk menggenggam tangan Andra.
Pukul 15:40
"Lumaca." Lirih Andra seraya berjalan untuk mendekati Rain.
"Aneh." Rain terkekeh akibat sebuah nama panggilan yang Andra berikan teruntuknya.
"Beri aku sebuah nama panggilan." Andra mengisyaratkan kepada Rain untuk memikirkan sebuah nama panggilan teruntuknya.
Rain terdiam. Mencoba melempar sebuah tatapan pada sembarang tempat. Dirinya mencoba untuk berpikir, sebuah nama panggilan teruntuk Andra.
"Zurafa." Rain berhasil untuk melepaskan sebuah tawa.
"Makasih." Balas Andra singkat.
"Nama panggilan Zurafa, tiba-tiba saja terlintas pada pikiranku." Ucap Rain seraya memberikan sebuah senyuman kepada Andra.
"Rain. Ini udah pukul 16:00 tepat, kamu pulang sama siapa?". Andra menaikan alis sebelah. Sebuah peduli kecil, yang dirinya berikan teruntuk Rain.
"Aku....." Balas Rain dengan tidak penuh.
"Aku yakin, Papa kamu pasti ada acara meeting dikantornya." Andra menatap Rain.
"Sejak kapan, kamu jadi tau segala hal tentang aku?". Rain sama sekali tidak percaya, jika Andra berhasil untuk menebak.
"Kamu nggak perlu tau soal itu. Gih, naik." Pinta Andra kepada Rain.
Dengan perlahan, Rain naik ke atas motor Andra.
Cuaca Kota Semarang kali itu, cukup bersahabat. Andra menaiki motornya dengan perlahan, terlihat tidak begitu terburu-buru. Rain juga terlihat begitu menikmati suasana Kota Semarang pada sore hari. Jalanan kota yang dapat terbilang cukup ramai. Namun, lalu lintas tetap berjalan dengan situasi yang lancar.
"Kamu nggak pulang sama Gilang?. Pulang sama teman-teman kamu yang lain?. Kenapa, kamu lebih memilih untuk mengantarkan aku pulang?". Seluruh pertanyaan Rain tujukan teruntuk Andra.
"Kenapa, apa kamu nggak suka?". Balas Andra kepada Rain dengan cukup singkat.
"Yang terpenting adalah, niat aku baik dalam melakukan setiap hal teruntuk kamu." Lanjut Andra. Menjelaskan sebuah hal kepada Rain.
Perbincangan tersebut berakhir. Sebuah penjelasan yang Andra berikan kepada Rain, berhasil untuk membuat Rain sama sekali tidak dapat berkutip. Menutup dan mengakhiri perbincangan mereka di atas motor kali itu.
Motor Andra telah melintasi jalanan Veteran. Andra tetap terlihat tenang dalam menaiki motor miliknya tersebut. Tidak terlihat terburu-buru. Langit sore hari yang sangatlah cerah, dengan setia menjadi teman dalam perjalanan Andra untuk mengantarkan Rain pulang kerumahnya.
Akhirnya, motor milik Andra berhasil untuk berhenti dengan sempurna. Kedua kalinya. Andra mengantarkan Rain untuk pulang kerumahnya.
"Andra. Lebih baik, kamu masuk ke dalam rumahku terlebih dahulu. Kebetulan, Mama aku juga lagi ada dirumah." Rain dengan perlahan turun dari motor milik Andra tersebut.
"Lain kali aja, Rain. Ini juga udah terlalu sore." Pinta Andra kepada Rain.
"Kedua kalinya, kamu menolak. Untuk ketiga kalinya nanti, kamu nggak boleh lagi untuk menolak." Rain mencoba untuk menatap Andra dengan seluruh tatapan mata yang dingin.
"Pasti." Andra berhasil untuk meyakinkan Rain.
"Gih, buruan kamu masuk ke dalam rumah." Lanjut Andra. Meminta Rain untuk segera masuk ke dalam rumahnya.
"Iya. Kamu hati-hati dijalan." Ucap Rain berpesan kepada Andra.
"Makasih. Karena, kamu udah mengantarkan aku pulang ke rumah dengan selamat." Lanjut Rain dengan terkekeh. Sebuah senyuman yang hangat, dirinya tujukan teruntuk Andra.
"Oke. Aku pulang dulu, Selamat Sore teruntuk Lumaca." Ucap Andra dengan seraya melambaikan tangannya kepada Rain.
Motor milik Andra dengan perlahan, mulai meninggalkan jalanan kompleks perumahan daerah tempat tinggal Rain. Langkah kaki Rain, juga mulai beranjak untuk segera masuk ke dalam rumahnya. Langit sore hari yang sangatlah cerah, berhasil untuk membuat senja menjadi hadir kali itu. Langit senja pada sore hari tersebut, telah menjadi sebuah saksi.
Kebersamaan antara Andra dan Rain, yang berhasil untuk terulang kembali. Semesta secara dengan sengaja, telah merencanakan kebersamaan yang terjadi tersebut sebelumnya atau tidak sama sekali secara dengan sengaja merencanakannya. Senja yang sangatlah indah, telah menjadi saksi kebersamaan antara Andra dan Rain sekaligus menutup hari Rain kali itu dengan teramat begitu menyenangkan.
-
-------------------------
Next Day
-------------------------Sinar matahari kembali menyinari jalanan Veteran. Hari ini adalah hari Selasa. Seperti biasanya, Rain melanjutkan kembali aktivitasnya dalam bersekolah. Namun, hari ini terlihat sangatlah berbeda dari hari Senin kemarin. Hari ini, Karima secara dengan sengaja menjemput Rain. Karima bermaksud untuk berangkat ke sekolah bersama dengan Rain, akibat Caca yang sedang izin tidak masuk ke sekolah dikarenakan sakit.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Happy Reading dan jangan lupa untuk votment:)))))😊😊😊🙂❤👼👼👼🙌🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE IN YOUR MIND
Teen FictionKamu. Adalah bagian terindah didalam kehidupanku untuk saat ini dan seterusnya. -Rain Akan Di Revisi Jika Part Sudah Lengkap (penulisan yang salah, dan sebagainya)😊