Tok..tok...tok..
Krekk..
Pintu pun terbuka, terlihat seorang wanita berambut hitam sedang menuju ke ranjang."Liza, bangun! bukankah kamu mau sekolah? INI Sudah jam 6," ucap si wanita dengan lembut membisikkan ke telinga kiri Liza.
Membuat Liza membuka kedua kelopak matanya dan langsung terduduk disamping ibunya."Iya bu, makasih ya bu udah bangunin Liza, kalo ibu gk bangunin Liza, mungkin Liza udah terlambat," ucap Liza dengan mulut yang menguap.
"Iya, cepet sana kamu mandi biar seger terus bisa sarapan bersama di ruang makan," jawab ibu Liza dengan tersenyum sambil menyentuh pundak Liza.
"Yaudah, Liza mandi dulu ya," kata Liza berdiri hendak mengambil handuk, bersamaan dengan itu ibu Liza kembali ke dapur untuk kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.Sesudah mandi, Liza memakai baju seragam sekolah nya yang berwarna hitam dengan rok kotak-kotak berwarna hitam dan merah, mulai menyisir rambutnya yang hitam pekat dan memakai parfum beraroma Vanilla yang sangat menenangkan, ya Liza menyukai aroma Vanilla karena menurutnya itu sangat wangi dan menenangkan bahkan sampo, sabun dan parfum beraroma Vanilla, dan ditambah lagi dengan ikatan rambut 'ekor kuda' yang membuat penampilan Liza semakin manis, cantik, dan menarik.
Krekk..
Liza keluar dari kamarnya sambil membawa tas biru mudanya dan bergegas menuju ruang makan untuk sarapan."Tumben anak ayah bangunnya jam segini, biasanya sebelum jam setengah tujuh udah bantuin ibu masak," ucap ayah Liza yang sedang membaca koran dengan ditemani teh.
" Iya, yah. Soalnya Liza banyak PR, makanya tidur jam 10, jadi bangunnya siang deh," jawab Liza.
Ibu Liza lalu memberikan sarapan
bertema 'nasi goreng' untuk Liza dan ayahnya, dengan lahap Liza pun menghabiskan sarapannya itu.
Setelah makan, ayah Liza sudah menunggu di luar untuk mengantar Liza ke sekolahnya.Ya sekolah Liza adalah sekolah umum SMA dan usia Liza pun sudah 17 tahun, yang berarti Liza pun akan melanjutkan pendidikannya di universitas favorit, karena Liza dari kecil hingga sekarang dia berhasil membuat prestasi yang amat membanggakan sekolah dan orang tua nya, maka dari itu ia mendapatkan sekolah favoritnya tanpa susah mengeluarkan uang yang banyak.
"Muuaahh..Liza pergi dulu ya, Bu,"ucap Liza seraya mencium pipi ibunya.
"Iya, hati-hati ya,"jawab ibu Liza sambil mengecup dahi Liza dengan lembut.------------------------
Kring..kring..kring..
"Huft, untunglah aku tepat waktu,"ucap Liza sambil mengusap dahinya yang basah oleh keringatnya, karena Liza berlari dari gerbang menuju kelasnya yang berada di lantai atas.Aliza pun menarik napas dalam dalam lalu masuk ke kelas, tanpa ada seorang guru yang mengajar dikelasnya, dikarenakan guru itu sedang sakit dari kemarin.
Liza kemudian duduk di bangkunya yang terletak di pojok kanan depan sebangku dengan temannya 'Disa Asterillia' dan Disa pun memberitahu tugas apa yang harus dikerjakan kepada Liza,Liza pun mengangguk mengerti, dan mulai mengerjakan tugasnya dengan fokus dan tenang.
---------------------
"Apa kau sudah mendapat kabar tentangnya?"tanya pria berambut cokelat dengan lembut."Sudah,"balas pria berambut hitam dengan kondisi kepala tertunduk hormat.
"Hmm...apakah kau mau memberikan benda ini padanya?"tanya pria berambut cokelat sambil menunjukkan benda yang ia pegang.
"Untuk apa?"tanya pria berambut hitam dengan menatap pria di depannya bingung.
"Aku hanya ingin berikan benda ini padanya,agar ia dapat mengingatnya kembali,"jawab pria berambut cokelat sambil mengingat-ingat kenangan masa lalunya.
"Umm..bagaimana aku bisa memberikannya?kalau dia tahu aku yang memberikan benda ini bagaimana??"tanya pria berambut hitam dengan nada khawatir.
Kedua pria itu pun memikirkan bagaimana memberikan benda ini kepada seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut.
"Taruh saja di tas, saku sekolah, lemari, dan dimana saja yang terpenting adalah dia bisa menemukan benda ini, hanya itu saja yang ku mau,"ucap pria berambut coklat dengan ekspresi yang meyakinkan.
"Baiklah, baiklah kalau begitu aku pergi dulu,"jawab pria berambut hitam.
Wussttt.....dengan cepatnya dia menghilang seperti berteleportasi.
"Semoga rencanaku berhasil"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suchreousty ( HIATUS )
FantasySejak awal, aku tidak tahu bahwa aku adalah putri raja. Bedanya putri yang satu ini memiliki kepribadian ganda. -suchreousty since 2017