Telinganya berdenging kencang. Pandangannya buram tidak jelas melihat keadaan disekitarnya.
Jungkook memegang kepalanya yang berdenyut tak ada hentinya. Lagi dan lagi ia terbangun dari ketidak sadarannya.
Beberapa menit ia lewati dalam diam. Satu-persatu alat inderanya mulai pulih masih dengan rasa sakit dikepalanya yang tidak mau pergi. Pandangannya menjernih, menampakkan dinding goa yang mengelilinginya.
Jemarinya meraba pada alas yang ia duduki. Sebuah jubah. Bukankah ini jubah miliknya? Sejak kapan jubahnya rumpang seperti ini?
Ke dua kakinya pun mati rasa tidak bisa digerakkan dan ia benar-benar buta tidak tahu apa-apa. Seingatnya ia hampir saja mati dikepung oleh para demon sebelum akhirnya Yoonㅡ
Jantungnya memompa cepat saat ingatan-ingatan tentang Yoongi kemarin malam memenuhi pikirannya. Pun tubuhnya masih bisa mengingat bagaimana Yoongi mendekapnya dalam gendongannya semalam.
Dari tempatnya duduk ia bisa melihat siluet tubuh laki-laki yang tengah berdiri di mulut goa. Punggungnya membungkuk layaknya sebuah beban berat tengah dipikulnya.
Min Yoongi.
Jungkook bangkit dari duduknya kemudian melangkah mendekati Yoongi yang masih sibuk dengan pikirannya. Mengeratkan jubah yang bukan miliknya. Berpikir jika Yoongi yang menukarkannya.
Jungkook meringis, merasakan kakinya yang ngilu bukan main setiap ia melangkah.
Yoongi menoleh ke belakang tepat menatap Jungkook. Menyadari Jungkook yang tengah berusaha menghampirinya, Yoongi buru-buru memopang tubuh letih Jungkook dengan melingkarkan lengannya pada pinggang Jungkook.
"Kau butuh sesuatu? Seharusnya kau memanggilku saja daripada memaksa tubuhmu seperti ini."
"Hyung,ㅡ"
"Kau masih saja tidak bisa mengetahui batas kekuatanmu. Tidak pernah berubah, huh?"
Jungkook menyunggingkan senyum kecil, merasa lucu dengan keadaan yang ia alami sekarang. Satu tahun ia sudah tidak mendengar suara orang di sampingnya dan sekarang ia malah kena omel.
Yoongi perlahan mendudukan tubuh Jungkook kembali diatas jubah rumpang milik yang lebih muda. Kejadian semalam benar-benar diluar perkiraannya.
Mereka duduk berhadapan dengan suasana canggung yang tiba-tiba melingkupi mereka dengan brutal. Yoongi dan Jungkook membuang muka mereka setiap kali bertatapan tidak sengaja.
Yoongi akhirnya berdiri, mengambil kantung air dan menawarkannya pada Jungkook. Untuk beberapa saat Jungkook menatap tangan Yoongi yang bergetar gugup, sebelum akhirnya menerima kantung air tersebut sambil menahan kekehannya geli.
Ia meneguk air beberapa kali, baru menyadari betapa kering tenggorokkannya. Banyak sekali hal yang ingin Jungkook tanyakan pada Yoongi.
Mengapa ia pergi satu tahun lalu? Kemana saja ia selama ini? Dan apa ia baik-baik saja?
Namun satu pertanyaan tepat dibelakang kepalanya terus mendesak untuk diucapkan. Ia sadar dengan kubah pelindung tipis yang mengambang di sekitar goa dan suara dentuman lemah dari kejauhan.
"Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam?" Mata bulatnya tidak lepas menatap Yoongi, seakan memberitahukan padanya untuk menceritakan semua tanpa ada yang tersisa barang secuil pun.
Yoongi menghela nafas, seakan tahu kalau Jungkook tetaplah Jungkook. Dengan rasa ingin tahu yang tidak pernah surut.
Ia menyingkirkan helaian rambut yang menutupi mata Jungkook hati-hati. Kemudian jemarinya turun menyentuh pelipis dengan ujung jarinya.
YOU ARE READING
+ the half [yoonkook/taekook]
FantasíaA Half Angel, Half Demon and Fairy. ㅡOn hiatus.