Mengingat Wajah Itu

142 6 3
                                    

Nafasmu terdengar lirih
Gara-gara angin yang merintih
Sehingga tak bisa ku coba beralih

Didepanmu, Aku menahan sedih
Yang dulu kau bilang aku harus gigih
Bernalar dengan hati yang bersih
Bercengkrama menggunakan pikiran yang jernih

Namun, ingin mata menangis jika boleh memilih
Melihatmu yang sedang melawan perih

Ku dengar darahmu mendidih
Andai mampu ku singkirkan yang telah menindih

Sekali lagi, diri ini tak bisa berdalih
Ketika akhirnya, kehilangan yang terkasih
Ketika akhirnya, kau memakai kain yang putih

Puisi: Sajak tanpa maknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang