Ini Sumpahku

384 7 0
                                    

Kau terbangun. Dengan matamu yang masih merah dan rambutmu yang acak-acakan, kau bertanya, masihkah aku mencintaimu?

Hujan terjun. Dengan awan hitam dan sedikit gemuruh guntur yang bersahutan, kau bertanya, masihkah aku mencintaimu?

Kau lepas gaun. Dengan kebaya dan tanpa bersolek, kau berkaca. Kau bilang, dengan kau yang seperti itu, masihkah aku mencintaimu?

Senja telah turun. Dengan melepas penat, kau bersandar di bahuku kemudian kau bertanya, masihkah aku mencintaimu?

Oh, sayangku, biar sepuluh, seratus, seribu, semilyar kali kau bertanya, atau bahkan sampai kau sendiri tak lagi mampu menanyakannya, jawabannya akan tetap sama.

Aku masih dan akan tetap mencintaimu.

Puisi: Sajak tanpa maknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang