Blood

5.5K 185 14
                                    

"Arthiitt!!Arthiitt, main yuukk! Arthiitt... Ayok maiinn!"

Arthit membuka jendela kamarnya. Seperti biasa, dengan wajah-kusut-sehabis-bangun-tidur nya itu, dia menatap gue sambil cemberut lucu. Dia menaikkan satu alisnya, lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Lo... bener-bener orang paling annoying nomor satu di dunia, Kong!" Ujarnya pelan.

Gue cuma bisa ketawa kecil ngeliat tingkahnya itu. Kalo dia marah begitu, wajahnya justru terlihat makin menggemaskan. "Arthit, ayo cari keringet dikit! Kita olahraga!" Kata gue sambil memainkan bola basket di tangan kanan.

"Ogah! Gue ngantuk!" Ujar Arthit masih menggugat.

"Hey, it's Sunday! Nggak ada gunanya lo molor mulu di rumah! Mending main basket sama gue. Badan bisa jadi seger! Lagian, emang lo nggak kangen apa sama gue? Kita kan udah 3 hari nggak ketemu."

"Kangen pala lo peang! Lagian maksa banget sih? Gue bilang ogah ya ogah!" Arthit berniat menutup jendela kamarnya kembali.

"Eeehhh tunggu tunggu!"
"Apaan lagi?"

"Gue beliin es krim kesukaan lo deh! Tapi temenin gue maen dulu hari ini. Gue garing nih, nggak ada yang bisa diajakin maen!"

"Emangnya cecunguk-cecunguk lo itu pada kemana? Ha?"

"Ck, kita semua nggak lagi ngumpul hari ini! Paling-paling mereka lagi pada hang out ama pacarnya masing-masing. Gue kan juga mau hang out ama pacar gue."

"Apa lo bilang???"

"Hahaha.. nggak nggak... Bukan apa-apa. Ayo dooong, temenin gue maen. Masa lo tega sih biarin gue main sendirian di hari spesial kaya gini?" Kata gue sambil memajukan bibir.

"Hari spesial? Hari spesial apaan?" Kata Arthit heran.

"Makanya lo keluar dulu sini, nanti baru gue kasih tau!"

"Huh! Iya iya ya udah! Nggak usah ngerengek gitu kaya perempuan! Tunggu, gue turun sekarang." Kata Arthit lagi.

"Yeay!" Gue bersorak gembira.

Nggak lama, Arthit turun dari kamarnya dan menemui gue di depan gerbang rumahnya. Gue memperhatikan dia dari atas sampe bawah, dari bawah sampe ke atas. Wajahnya masih kusut, menandakan kalo dia Cuma cuci muka kilat aja pagi itu. Rambutnya masih berantakan. Dia Cuma pake kaos polos abu-abu, celana pendek hitam dan sandal jepit.

"Lo... yakin, mau main basket, pake sandal jepit?" Kata gue. Arthit melihat ke bawah.

"Emangnya gue bilang ya, kalo gue mau main basket? Gue kan Cuma mau nemenin lo main basket doang. Jadi lo main basket, gue duduk di pinggir lapangan. Yang penting kan nemenin." Katanya. Gue tertawa pelan.

"Terserah lo aja deh! Yok.." Gue menggandeng tangan Arthit.

"Eeehh... tunggu, tadi kan lo bilang mau..." Arthit menahan lengan gue, sambil tersenyum licik.

"Huuhh.. I know! Es krim, kan? Gue bakal beliin lo se-ton! Okay?" Kata gue.

"Bener ya?"

"Iyaaaa... bawel ah!"

"Okay!" Arthit tertawa kecil sambil menggandeng tangan gue lagi.

Kita berdua, akhirnya pergi ke lapangan basket yang nggak jauh dari rumah Arthit. Disana, gue masih asik main basket sendirian, sedangkan Arthit masih asik duduk di bawah pohon sambil memakan es krimnya.

"Kongpob," Kata Arthit.

"Hm?"

"Lo bilang tadi, ini hari spesial. Hari spesial apa? Bukannya ulang tahun lo masih 3 bulan lagi?"

Arthit&Kongpob (Random Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang