Kong And Arthit

1.9K 137 12
                                    

Actually, from the beginning, I don't have a suitable tittle for this story. The original tittle of this story is "Jiban and Lian" which is, it was the name of the main character. so, any advice for the better tittle?

***  

Sore itu, awan hitam mulai menyelimuti langit Bangkok. Rintik-rintik hujan mulai deras, jatuh membasahi tanah. Seketika itu pun, bau tanah yang basah langsung menyeruak. Ditambah lagi suara air yang jatuh ke tanah semakin membuat suasana semakin tentram.

Arthit , seorang pria berumur 23 tahun yang sangat menyukai hujan ini pun tidak melewatkan kesempatan ini. Ia duduk di teras rumahnya menikmati hujan yang sedang mengguyur kota Bangkok dengan deras, sambil sesekali menenggak pinkmilk hangat buatan ibunya.

Namun sebenarnya, Arthit mempunyai maksud lain saat itu. Sudah dua hari ini, Arthit memperhatikan pria tampan misterius berkulit tan yang sering lewat di depan rumahnya. Pria itu adalah tetangga barunya. Ia baru pindah kesini dengan ayahnya yang juga sangat misterius. Tapi, Semua orang di komplek rumah Arthit tau, Pria yang tidak diketahui namanya itu, adalah seorang mantan narapidana yang baru keluar dari penjara baru-baru ini. Namun, tidak ada yang mengetahui dengan pasti mengapa ia di penjara. Semuanya serba simpang siur. Ada yang bilang ia di penjara karena membunuh orang, namun ada juga yang bilang ia di penjara karena memperkosa seorang gadis, dan berbagai pendapat lainnya.

Namun Arthit berusaha menyingkirkan semua rasa takutnya itu. Ia harus mendekati pria itu untuk suatu hal. Arthit memiliki tugas akhir semester untuk membuat sebuah liputan menarik seputar dunia kriminal. Arthit tidak tau kenapa, tetapi dia merasa, bahwa dia mungkin bisa mendapatkan informasi dari pria itu.

Dan benar saja. Di tengah hujan yang tengah deras mengguyur Bangkok, pria itu lewat di depan rumah Arthit. Ia tidak berlari menghindari hujan seperti apa yang orang lain lakukan. Pria ini berjalan santai dan perlahan, seakan menikmati air-air hujan yang jatuh membasahi tubuhnya. Melihat pria itu lewat, Arthit pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia berlari mengejar pria itu.

"Tunggu!!" Ujar Arthit. Pria itu pun menghentikan langkahnya, kemudian berbalik badan. Ia menyibakkan rambutnya yang basah akibat hujan ke belakang sembari menyelingkan ekspresi wajahnya yang garang dan menatap Arthit aneh. "H-hai... Mau berteduh dulu?" Ujar Arthit ramah pada pria tampan itu. Pria itu tak bergeming. "Aku Arthit. Kau?" Arthit mengulurkan tangannya. Namun jangankan menjawab, membalas uluran tangan Arthit pun, pria itu tidak melakukannya. "Emm.. Kau tetangga baru kami kan? Pindahan darimana?" Tanya Arthit lagi.

"Jika kau hanya mau basa-basi denganku, aku tak ada waktu!" Untuk pertama kalinya, pria itu menjawab, walaupun pada akhirnya, ia langsung berlalu pergi meninggalkan Arthit yang menatapnya dengan aneh.

"Astagaa.. sombong sekali! Huuhh... Sabaar.. Sabar Arthiiitt... Ini semua demi tugasmu! Yup! Demi tugas! Pokoknya, aku harus mendapatkan pria itu sebagai narasumberku! Harus! Liat saja nanti!" Ujar Arthit optimis sambil mengelus dada.

***

"Arthit!" Teman Arthit yang bernama Prem memanggil Arthit dari kejauhan. Arthit yang sedang asik membaca buku di taman kampusnya, melambaikan tangannya pada Prem, dan Prem pun segera berlari untuk menghampiri Arthit.

"Bocah! Ternyata kau disini! Aku mencarimu kemana-mana!"

"Ada apa? Wajahmu kelihatannya kesal begitu?"

"Heh! Kenapa?" Ujar Prem sambil menyenggol siku Arthit.

"Kenapa apa?" ujar Arthit yang masih asik membaca buku di tangannya.

"Kenapa kau menolak cintanya Phana?" tanya Prem. Arthit sedikit terkejut. Ia kemudian menutup bukunya dan menatap kawan baiknya itu.

"Kau tau dari mana?"

Arthit&Kongpob (Random Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang