"Dalam ketidakpastian akan selalu ada kepastian,yaitu siap untuk ditinggalkan."
***
"Bim ayo balik." Ajak Dewa pulang.
"Lo duluan aja sama Adam gua ada urusan dulu." Jawab Bima sambil memakai jaket hitamnya.
"Sok banget ada urusan nya sekarang ya." Ledek Adam
"Iya lah, gua juga punya urusan kali, biasa masalah hati." Ucap Bima sambil menepuk dadanya.
"Yeh si Nadhira?Alhamdulillah lu udah berani ke Nadhira tanpa kita." Ucap Dewa sambil tertawa
"Sok tau lu..Berisik lu berdua sono balik udah sepi noh"
"Yeh oke tiati good luck bro" Teriak Adam dan Dewa yang meninggalkan Bima sendiri di kelas.
Bima lalu ke luar kelas untuk mengintip ke ruang tempat ekskul saman sedang rapat. Namun Bima bingung karena sebenarnya ia sama sekali tidak ingin bertemu dengan Nadhira, anak kelas 10 ipa 3.
Selama 16 tahun, memang Bima tidak pernah pacaran, bahkan teman dekatnya mengira jika Bima tidak bisa jatuh cinta karena pikirannya tak ada sama sekali tentang cinta atau perempuan.
Nadhira, salah satu perempuan yang Dewa dan Senja comblangkan pada Bima karena Dewa tahu jika Nadhira menyukai Bima.
"Eh kak Bima?kok belum pulang?" Tanya seorang perempuan berbadan mungil itu.
"Eh Nad,iya nih..abis ngerjain tugas,kamu mau pulang?" Pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ditanyakan oleh Bima.
"Iya ka,tapi belum dijemput nih" Jawab Nadhira sambil menatap wajah Bima yang gugup.
"Mau bareng?" Ucap Bima refleks,rasanya ia ingin sekali menarik pertanyaan barusan.
"Ga ngerepotin nih ka?aku kira nunggu Kak Senja." tanya Nadhira memastikan Bima. Bima baru tersadar jika Senja juga anak Saman.
"Ga ngerepotin kok rumah kamu kan deket banget dari sini." Ucap Bima tersenyum bohong dan berjalan berdampingan bersama Nadhira menuju parkiran dan disambut senyum bahagia oleh Nadhira.
Lalu mereka berdua berjalan ke arah parkiran dan sepanjang lorong sekolah, banyak sekali pasang mata yang menatap Bima dan Nadhira bersama.
"Ayo naik,gak usah bengong kali Nad." Ucap Bima yang melihat Nadhira bengong di samping motornya.
"Eh iya Kak."
"Udah siap???"Tanya Bima dan Nadhira langsung mengangguk tersenyum,lalu motor matic yang digunakan Bima melaju meninggalkan parkiran sekolah.
"Kak?" Panggil Nadhira untuk mulai obrolan.
"Iya kenapa Nad??"
"Ka Bima sama Ka Senja deket banget ya?aku kira pacaran ehe." ucap Nadhira dengan nada agak takut.
"Hahaha ngga lah kita cuma temenan." Jawab Bima sambil terkekeh. Lalu mereka hening sepanjang perjalanan.
"Temenan apa lebih nih?soalnya sering banget liat kalo disitu ada Kak Senja pasti ada Kak Bima juga." Ucap Nadhira yang penasaran akan hubungan Senja dengan Bima.
"Ya nggak lah kita tuh pure cuma temen, kamu cemburu ya?"
"Eh ngga lah kak..yakali."
"Eh ini belok kanan trus kemana lagi rumah kamu?" Tanya Bima.
"Eh itu kak..rumah pager hijau berenti ya." jawab Nadhira sambil menunjuk rumah nya.
"Okeee sampeee" Ucap Bima lalu menghentikan motornya didepan rumah pager hijau dan Nadhira langsung turun dari motor Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Senja
Teen FictionShela Alanjani, biasa dipanggil Senja. Gadis lugu yang dikelilingi cowo-cowo aneh. Ketika sebuah persahabatan menjadi cinta dan menimbulkan pengkhianatan. "Untuk ia, yang tak pernah memanggilku; Senja."