"Udah selesai, yuk pulang." Ajak Senja sambil menaruh handphone nya di dalam tas.
"Bentar, lo duduk sini dulu ya. Gua mau bayar."
Senja kembali mengambil ponsel nya dan melihat layar ponsel yang menunjukkan pukul 21.50. Ia juga mengecek terdapat 12 panggilan tak terjawab dari sang mama dan beberapa pesan peringatan. Ia hanya mengabaikan nya.
"Ayo, Shel." Ajak Bima dengan nada halus lalu menggandeng lengan Senja.
Perasaan Senja kali ini sangat tidak karuan. Makin lama tangannya makin dingin. Jarak antara tempat mereka duduk dengan motor Bima terparkir serasa jalan 10 Km jauhnya. Sedangkan Bima, sangat erat menggandeng tangan Senja yang sudah keringatan.
Di perjalanan, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Senja. Ia merasakan detakan jantungnya seakan berdetak jauh lebih cepat dari jantung manusia normal.
"Shela"
Satu nama panggilan itu,membuat jantungnya makin tak karuan. Bima memang tak pernah memanggil nama nya 'senja',tak tahu apa alasan nya.
"Iya kenapa,Bim?"
"Sampe depan gerbang rumah ya?" Tanya Bima dengan nada halus.
Senja tersenyum kecil dan hanya mengangguk,"hmm"
Setelah sampai depan gerbang rumah,Senja bergegas turun lalu merapihkan rambut nya.
"Masih cantik kok" Ucap Bima sambil menatap wajah Senja yang mulai salting.
"Ih apaan sih..udah sana pulang,makasih ya"
"Iya ih serius,galak amat sih" Jawab Bima yang langsung memutar balik motornya dan tersenyum pada Senja. Meninggalkan Senja di depan gerbang dengan hati yang senang.
***
"Selamat pagi,sayang." Sapaan hangat dari laki-laki paruh baya yang tengah duduk sambil memegang secangkir kopi ditangannya.
Senja yang sudah rapih dengan seragam putih abu-abunya langsung melengkungkan senyum pada bibirnya, "Pagi juga,Pah."
"Sini sarapan dulu."
"Papah pulang jam berapa semalem?Mama belum pulang?" Tanya Senja dengan wajah menjadi sendu.
"Hmm jam 2 an kalau gak salah,mama mu kan sampai satu minggu."
"Oh yaudah,Senja berangkat. Assalammualaikum." Ucap Senja yang meninggalkan Papahnya yang masih ingin berbincang dengannya.
Dibalik canda tawanya di sekolah, Senja merupakan orang yang sendu di rumah. Sikap nya selalu menghangatkan teman-temannya, padahal di rumah pun ia sangat mendambakan keluarga yang harmonis.
Pagi ini, Senja dijemput oleh Adam karena hari ini Kak Abel sakit dan tidak masuk sekolah.
Rumah Adam hanya beda beberapa gang dari rumah Senja, jadi tidak terlalu masalah bagi Adam untuk menjemput Senja karena nanti uang parkir akan dibayar oleh Senja."Zelamat pagi Bos kyu." Ucap Senja dengan semangat menghampiri Adam yang sedari tadi telah menunggu dirinya.
"Zelamat pagi manusya aneh." Jawab Adam sambil tertawa.
"Liat nih, Senja bawa helm sendiri. Gak mau bekas Kak Abel." Ucap Senja sambil memamerkan helm berwarna pink motif bunga.
"Ya udah bagus dah punya inisiatif. Ayo buru naek."
***
Sesampainya di parkiran sekolah, beberapa mata menatap tajam kedatangan Senja bersama Adam. Senja terlihat sangat takut dengan tatapan sinis dari teman-teman Kak Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Senja
Teen FictionShela Alanjani, biasa dipanggil Senja. Gadis lugu yang dikelilingi cowo-cowo aneh. Ketika sebuah persahabatan menjadi cinta dan menimbulkan pengkhianatan. "Untuk ia, yang tak pernah memanggilku; Senja."