10. Ibun

180 37 11
                                    

"Bim,udah bilang tante Elisa?" Tanya Senja yang khawatir jika Bima tidak izin.

"Tadi nya dia malah mau ikut. Tapi gua larang." Jawab Bima tertawa sambil menatap dalam wajah Senja yang kebingungan.

"Ibu lo udah kenal Senja? kok bisa? wah wah jangan-jangan nih." Heboh Nara dengan suara cemprengnya.

"Ssssssttttt.. Berisik lo, gua tuh sama Shela kan satu turunan." Jawab Bima sambil menahan tawa dan membuat Ayu dan Alda ikutan heboh.

"Jadi lo berdua sodaraan? Yah gak asik ah dugaan gua jadi salah." Celetuk Alda dengan muka bete nya.

"Payah." Jawab Ayu singkat.

"Kok gua baru tau sih kalo lu berdua sodaraan?apa gua kurang update?" Tanya Nara dengan antusias.

Bima dan Senja hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan teman dan kaka kelasnya yang berhasil tertipu oleh Bima.

Kehadiran Bima memang bisa menghilangkan rasa hening dan mistis.

"Gua sama dia tuh satu turunan, dari nabi Adam dan Hawa." Ucap Bima ditengah kehebohan Alda, Nara dan Ayu. Membuat ketiganya semakin kesal oleh kelakuan Bima yang berhasil membohongi mereka.

"Ah sueee, gua kira beneran." Ucap Alda lalu memukul keras bahu Bima.

Diikuti oleh Ayu dan Nara yang menjambak rambut Bima. "Dasar lu kang kipak"

Senja hanya tertawa melihat Bima yang kesakitan diserbu oleh tiga perempuan yang dibohonginya. Saking hebohnya mereka sampai tidak sadar jika adik-adik kelasnya sudah sampai di pos akhir.

"Eh udah sampe." Ucap Alda yang baru sadar akan kedatangan adik-adik kelas nya.

Bima kemudian menjadi diam seribu bahasa karena terdapat Nadhira diantara 6 orang itu.

"Semuanya aman kan?gak ada masalah selama perjalanan kan?" Tanya Senja lansung berdiri menghampiri adik-adiknya itu.

"Siap,Aman Kak. Tidak ada apa-apa." Jawab mereka dengan kompak.

"Oke bagus kalau gitu, ayo kita balik ke aula untuk istirahat." Seru Senja pada semuanya.

Senja, Nara, Alda dan Ayu berjalan dibelakang adik kelas mereka. Sedangkan Bima mengikuti dibelakang naik motor dengan pelan.

"Gak ada yang mau bareng gua nih?" Tawar Bima pada keempat wanita didepannya.

"Gua dong nebeng, kaki gua pegel" Teriak Alda bersemangat sedangkan yang lainnya hanya acuh padanya.

"Lu mah apeng banget." Jawab Bima sambil menjulurkan lidah pada Alda.

"Pokoknya gua nebeng, gua pegel banget please Bim nanti gua nangis nih." Rengek Alda seperti anak kecil.

Bima hanya menatap ilfeel ulah temennya itu. Lalu Bima melaju kan motornya ke sekolah, meninggalkan semuanya.

***

"Lu gak balik, Bim?" Tanya Senja menghampiri Bima yang sedang duduk di depan aula.

"Lu ngusir gua?" Ucap Bima malah bertanya balik pada Senja sambil mengkerutkan dahi nya.

"Ngga sih, cuma gak enak aja. Lu kan cowok sendiri disini."

"Kan ada Babeh." Ucap Bima sambil menunjuk penjaga sekolah yang kebetulan sedang lewat aula membawa kopi.

Babeh Roni kemudian menengok ke arah Senja dan Bima. Lalu tersenyum khas pada mereka.

"Kok belum tidur?mau ngopi?" Tawar Babeh Roni dengan ramah sambil menunjukan secangkir kopi yang ia pegang.

Bukan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang