Chapters 5

155 18 3
                                    

"Aku tidak akan pernah membiarkan kalian menyakitinya!!"

"Apa yang akan kau lakukan, hah?! Kau akan membunuh kami hanya untuk gay murahan itu?!"

"Jangan menghinanya!!! Aku mencintainya, dan aku pun gay!"

Jeonghan tinggal di rumah Wonwoo, karena paksaan namja tampan itu dan sebenarnya itu juga keinginan Jeonghan sendiri. Ia kira bisa menghabiskan waktu bersama Wonwoo lebih lama, nyatanya namja itu selalu pulang malam setelah ia tertidur. Karena itu, hari ini Jeonghan sengaja begadang hanya untuk menunggu Wonwoo pulang.

"Apa aku harus membuat minuman hangat untuknya?" tanya Jeonghan.

Ketukan pintu membuat Jeonghan menghentikan kegiatannya, ia berlari kearah pintu namun sebelum ia mencapai kenop pintu, pintu itu terbuka. Matanya terbelalak ketika melihat Mingyu membawa Wonwoo, seolah meminta penjelasan, Jeonghan menatap Mingyu penuh tanya. Mingyu membaringkan tubuh Wonwoo di tempat tidur, lalu mengajak Jeonghan berbicara diluar kamar.

"Begini... Sebenarnya, tadi kami merayakan kesuksesan proyek, dan minum." jelas Mingyu. Jeonghan masih menatapnya tajam.

"Aish!!! Boleh aku bertanya? Hubungan kalian apa? Kenapa setiap... Maksudku, kau selalu memperhatikan Wonwoo hyung, dan Wonwoo hyung juga selalu saja mengkhawatirkanmu." keluh Mingyu.

"Kami.... Bukan apa-apa." gumam Jeonghan sendu, ia lupa sebenarnya hubungannya dengan Wonwoo itu apa?.

Mereka saling merindukan, ciuman pertama Jeonghan pun Wonwoo, Jeonghan ingin mempercayakan dirinya pada Wonwoo. Hubungan mereka apa?. Kekasih? Wonwoo bahkan tidak mengajaknya pacaran, menyatakan ia mencintainya saja tidak. Jeonghan menatap wajah tertidur Wonwoo, tangannya menggenggam erat tangan besar Wonwoo. Apakah hanya ia yang mencintai Wonwoo? Cinta bertepuk sebelah tangan?.

Terbit fajar, Wonwoo terbangun karena kepalanya terasa sakit, ketika bangun ia melihat Jeonghan tertidur sambil memeluknya. Wonwoo menatap wajah manis itu dalam, ia bingung harus bagaimana, semua hal yang membuat Jeonghan dalam bahaya sudah ia selesaikan, tapi apakah Jeonghan mau menerimanya, apa adanya. Bagaimana reaksi Jeonghan ketika mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya?.

"Sebagai sahabatmu, dan dongsaengmu, kusarankan kau jujur saja pada Jeonghan, hyung. Dia mencintaimu, aku bisa lihat dengan jelas dimatanya. Ada kemungkinan dia akan menerimamu apa adanya." saran Mingyu, namja tinggi itu juga terlihat frustasi.

"Iya, kau benar. Dia mungkin akan menerimaku sebagai manusia serigala hutan, yang tega membunuh sesamanya karena cinta, dan melakukan pembunuhan lagi, sampai sekarang." lontar Wonwoo. Mingyu langsung diam seribu bahasa.

"Tapi hyung, lebih baik kau yang memberitahunya, sebelum orang lain yang melakukannya." ujar Mingyu.

Jeonghan kembali bekerja, lihatlah berapa lama ia meninggalkan perusahaan, membuatnya harus menyelesaikan berkas-berkas menumpuk diatas meja sampai tengah malam. Untung saja Seungcheol mau menemaninya, namja tampan itu terlihat lelah, Jeonghan jadi tidak enak.

"Seungcheol-ah?" panggilnya.

"Ehm? Kau sudah selesai?" tanya Seungcheol.

"Iya, sudah. Mian membuatmu menungguku." gumam Jeonghan.

"Hahaha... Jangan seperti itu. Kau tahu, Jihoon bahkan memintaku untuk menjagamu sampai ada orang lain yang bisa menjagamu." lontar Seungcheol sambil merangkul pundak Jeonghan.

Wonwoo memandang sinis dua namja yang sedang sekarat didepannya, pembalasan setimpal karena mereka melakukan tindak kriminal yang keterlaluan. Seorang namja berjubah hitam menepuk pundak Wonwoo, namja itu tersenyum dan mendekatkan wajahnya kearah Wonwoo.

"Aku senang..." bisiknya kemudian mencium bibir Wonwoo dalam.

Jeonghan menatap layar ponselnya lemas, kenapa Wonwoo belum pulang padahal ini sudah tengah malam. Ia pun menghubungi Mingyu, siapa tahu namja tinggi itu sedang bersama Wonwoo. Tapi, nihil, Mingyu sedang ada pertemuan kolega dan ia tidak bersama Wonwoo seharian ini.

Taek

Jeonghan berlari kearah pintu, melihat siapa yang baru saja masuk, Wonwoo, namja tampan itu terkejut melihat Jeonghan berdiri kaku disana. Ia pun berjalan menghampiri Jeonghan, tak ada pergerakan, namja manis itu mengerjapkan matanya, apakah ia tidak salah lihat? Wonwoo, ada orang lain bersama Wonwoo tadi.

"Kau belum tidur?" tanya Wonwoo. Jeonghan menggeleng.

"Istirahatlah." ucap Wonwoo kemudian masuk kedalam kamar.

Air mata turun begitu saja, Jeonghan menutup matanya, aroma tubuh Wonwoo berbeda dari biasanya, ada harum green tea menyeruak dari tubuhnya, Jeonghan yakin itu bukan aroma Wonwoo. Apa yang namja itu lakukan?. Jeonghan menghampiri Wonwoo, ia berdiri tepat dihadapan namja tampan itu.

"Kau tidak bersama Mingyu seharian ini, kau ada dimana? Dengan siapa?" tanyanya. Wonwoo menatapnya datar.

"Kurasa itu bukan urusanmu Yoon Jeonghan." lontar Wonwoo dingin.

"Wonwoo-yya... Kau..." gumam Jeonghan tak percaya.

"Bisa kau keluar?" ucap Wonwoo.

"Tidak mau! Tidak akan! Aku ingin kau jujur padaku!" teriak Jeonghan frustasi. Wonwoo menghela nafas.

Saatnya..

"Tanyakan!" lontar Wonwoo dingin.

"Tadi kau dengan siapa?" tanya Jeonghan.

"Hong Jisoo." jawab Wonwoo jujur.

"Apa yang kalian lakukan?" suara Jeonghan sedikit gemetar.

"Sex." jawab Wonwoo singkat. Jeonghan terbelalak.

"Pertanyaan terakhir... Apa kau mencintaiku?" tanya Jeonghan.

"Aku mencintai tubuhmu.." jawab Wonwoo.

Plakk

"Bajingan!" geram Jeonghan. Ia pun berlari keluar rumah dengan tangis yang meledak.

"Ayahmu... Masih hidup. Dia masih menyimpan dendam pada namja manis yang kau sukai itu."

"Bagaimana aku mengatakannya, ya? Ayahmu akan membunuhnya dalam waktu dekat."

Sialan!

Kenapa harus rumit seperti ini!

#tbc

The Last WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang